Ada juga beberapa bukti bahwa asupan madu setiap hari dapat meningkatkan kadar gula darah puasa pada penderita diabetes tipe 2.
Namun, meskipun madu mungkin sedikit lebih baik daripada gula rafinasi untuk penderita diabetes, madu tetap harus dikonsumsi dalam jumlah sedang.
Baca juga: 5 Cara Menyimpan Madu yang Benar agar Tahan Lama
Madu juga berpotensi membantu mencegah penyakit jantung.
Berdasarkan salah satu ulasan, madu dapat membantu tekanan darah yang rendah, meningkatkan kadar lemak darah, melancarkan detak jantung, dan mencegah kematian dari sel tubuh yang sehat.
Semua faktor tersebut dapat membantu meningkatkan fungsi jantung dan kesehatan.
Salah satu studi mengamati 4.500 orang di kalangan wanita berusia 40 tahun lebih yang mendapat asupan madu, memiliki risiko tekanan darah tinggi lebih rendah.
Selain itu, madu mentah biasanya mengandung propolis, sejenis resin yang dihasilkan lebah dari pohon penghasil getah dan tanaman serupa.
Propolis dapat meningkatkan kadar kolesterol dan trigliserida.
Baca juga: 4 Alasan Harga Madu Murni Mahal, Ada Risiko Taruhan Nyawa Peternak
Ternyata penggunaan madu secara topikal untuk menyembuhkan luka termasuk luka bakar sudah ada sejak Mesir kuno.
Bahkan, praktik ini masih umum dilakukan hingga saat ini.
Tinjauan terhadap 26 studi tentang madu dan perawatan luka bahwa madu paling efektif dalam menyembuhkan luka bakar dengan ketebalan parsial dan luka yang telah terinfeksi setelah operasi.
Madu juga merupakan pengobatan yang efektif untuk ulkus kaki terkait diabetes, yang merupakan komplikasi serius yang dapat menyebabkan amputasi.
Satu studi termasuk orang-orang dengan ulkus kaki yang berhubungan dengan diabetes melaporkan tingkat keberhasilan 43,3 persen dengan madu sebagai pengobatan luka.
Dalam studi lain, madu topikal menyembuhkan 97 persen ulkus peserta yang menderita diabetes.
Para peneliti berteori bahwa kekuatan penyembuhan madu berasal dari efek antibakteri dan antiinflamasi.
Baca juga: Madu Olahan vs Madu Mentah, Mana yang Baik untuk Kesehatan?