Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

3 Cara Jitu Mengetahui Madu Asli atau Palsu

Kompas.com - 13/08/2021, 06:00 WIB
Artika Rachmi Farmita

Penulis

KOMPAS.com - Madu dikenal sebagai cairan pengganti gula yang memiliki banyak khasiat bagi kesehatan. Sayangnya, banyak pula yang belum mengetahui cara membedakan antara madu asli dan palsu.

Sepanjang sejarah, madu dimanfaatkan untuk berbagai penyembuhan penyakit. Mulai diabetes, mengurangi bau badan, mengobati luka, hingga mencegah bakteri tumbuh dalam tubuh.

Khasiat madu yang menjanjikan ini membuatnya diburu orang. Alhasil, pemalsuan madu marak seiring dengan permintaan madu sarang (madu yang masih di dalam sarang) yang terus meningkat.

Nah, membedakan madu asli dengan yang palsu menjadi rumit lantaran banyaknya jenis madu yang beredar di Indonesia.

Ada yang warnanya gelap dan cerah, ada yang konsistensinya cair dan kental, aroma yang tajam dan halus, serta rasa yang manis, asam, ataupun pahit.

Tak ada patokan khusus, seperti misalnya madu yang cair artinya madu palsu atau madu yang punya rasa pahit sudah pasti madu asli.

Mengenal istilah madu palsu

Pakar produk-produk lebah madu Dr Muhammad Sahlan, mengatakan ada tiga jenis madu palsu yang beredar di masyarakat.

Baca juga: Cara Mengobati Asma dengan Madu

Dikutip Kompas.com, Kamis (12/11/2020), peneliti di Laboratorium Rekayasa Industri Bio Proses, Departemen Teknik Kimia Fakultas Teknik Unversitas Indonesia itu mengatakan ada tiga jenis madu palsu yang saat ini marak beredar di Indonesia.

Ketiga jenis madu palsu tersebut antara lain:

1. Madu sintetis.

Madu palsu ini benar-benar sintetis alias buatan. Yakni dibuat dari bahan-bahan yang sama sekali tidak alami seperti gula cair, soda kue, putih telur, dan sebagainya.

2. Madu oplosan.

Madu satu ini terbuat dari madu asli (murni) yang ditambah bahan lain. Tujuannya agar kuantitas bertambah banyak

3. Madu sirupan.

Jenis sirupan ini digunakan peternak lebah ketika paceklik, lebih tepatnya saat musim tidak ada bunga. Supaya lebahnya tetap hidup dan tidak punah, mereka digelonggong atau dicekoki dengan gula.

Halaman Berikutnya
Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com