Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

7 Manfaat Madu bagi Kesehatan

Madu adalah cairan seperti sirup yang dihasilkan oleh lebah madu dari nektar tanaman.

Karena rasanya yang manis, madu sering dipakai dalam berbagai resep makanan.

Kandungannya memiliki banyak manfaat bagi kesehatan dan kerap digunakan dalam berbagai pengobatan.

Berikut 7 manfaat madu bagi kesehatan, dikutip dari Healthline:

1. Mengandung beragam nutrisi

Satu sendok makan madu mengandung, antara lain:

  • Kalori: 61
  • Lemak: 0 gram
  • Protein: 0 gram
  • Karbohidrat: 17 gram
  • Serat: 0 gram
  • Riboflavin: 1 persen dari nilai harian
  • Tembaga: 1 persen dari nilai harian.

Madu secara kandungan merupakan gula murni tanpa lemak, menyediakan beberapa vitamin dan mineral.

Madu mengandung kandungan kecil beberapa nutrisi, tetapi perlu dicatat bahwa madu kaya akan senyawa yang dapat meningkatkan kesehatan yang dikenal sebagai polifenol.

2. Kaya antioksidan

Kualitas madu yang tinggi (yang hanya sedikit diproses, tanpa dipanaskan, dan segar) mengandung berbagai senyawa bioaktif dan antioksidan, seperti flavonoid dan asam phenolic.

Semakin gelap jenisnya cenderung menawarkan lebih banyak antioksidan daripada jenis yang lebih terang.

Antioksidan membantu menetralkan oksigen reaktif (ROS) dalam tubuh yang dapat menumpuk dalam sel dan menyebabkan kerusakan.

Kerusakan ini berkontribusi pada kondisi penuaan dini, diabetes tipe 2, dan penyakit jantung.

3. Lebih baik ketimbang gula biasa

Ketika berbicara kadar gula darah, madu mungkin menawarkan sedikit manfaat lebih ketimbang gula biasa.

Meskipun madu juga bisa menaikkan kadar gula darah seperti gula yang lain, tetapi antioksidan yang terkandung di dalamnya menawarkan perlindungan terhadap sindrom metabolik dan diabetes tipe 2.

Para peneliti juga menemukan bahwa madu bisa meningkatkan kadar adinopectin, hormon yang mengurangi peradangan dan meningkatkan regulasi gula darah.

Ada juga beberapa bukti bahwa asupan madu setiap hari dapat meningkatkan kadar gula darah puasa pada penderita diabetes tipe 2.

Namun, meskipun madu mungkin sedikit lebih baik daripada gula rafinasi untuk penderita diabetes, madu tetap harus dikonsumsi dalam jumlah sedang.

4. Meningkatkan kesehatan jantung

Madu juga berpotensi membantu mencegah penyakit jantung.

Berdasarkan salah satu ulasan, madu dapat membantu tekanan darah yang rendah, meningkatkan kadar lemak darah, melancarkan detak jantung, dan mencegah kematian dari sel tubuh yang sehat.

Semua faktor tersebut dapat membantu meningkatkan fungsi jantung dan kesehatan.

Salah satu studi mengamati 4.500 orang di kalangan wanita berusia 40 tahun lebih yang mendapat asupan madu, memiliki risiko tekanan darah tinggi lebih rendah.

Selain itu, madu mentah biasanya mengandung propolis, sejenis resin yang dihasilkan lebah dari pohon penghasil getah dan tanaman serupa.

Propolis dapat meningkatkan kadar kolesterol dan trigliserida.

5. Mempercepat penyembuhan luka

Ternyata penggunaan madu secara topikal untuk menyembuhkan luka termasuk luka bakar sudah ada sejak Mesir kuno.

Bahkan, praktik ini masih umum dilakukan hingga saat ini.

Tinjauan terhadap 26 studi tentang madu dan perawatan luka bahwa madu paling efektif dalam menyembuhkan luka bakar dengan ketebalan parsial dan luka yang telah terinfeksi setelah operasi.

Madu juga merupakan pengobatan yang efektif untuk ulkus kaki terkait diabetes, yang merupakan komplikasi serius yang dapat menyebabkan amputasi.

Satu studi termasuk orang-orang dengan ulkus kaki yang berhubungan dengan diabetes melaporkan tingkat keberhasilan 43,3 persen dengan madu sebagai pengobatan luka.

Dalam studi lain, madu topikal menyembuhkan 97 persen ulkus peserta yang menderita diabetes.

Para peneliti berteori bahwa kekuatan penyembuhan madu berasal dari efek antibakteri dan antiinflamasi.

6. Membantu meredakan batuk pada anak

Anak-anak yang menderita penyakit pernapasan sering mengalami masalah batuk.

Baik anak-anak maupun orang dewasa, mungkin mengalami masalah tidur sebagai akibat dari penyakit ini.

Namun, obat-obatan batuk yang umum, mungkin gagal bekerja dan memiliki efek samping negatif.

Menariknya, madu bisa menjadi pengganti yang layak karena penelitian menunjukkan bahwa madu adalah obat yang berhasil.

Madu disebut lebih membantu daripada diphenhydramine untuk mengobati gejala batuk, menurut tinjauan dari banyak penelitian tentang madu dan batuk pada anak-anak.

Selain itu, madu juga bisa mempersingkat durasi batuk.

Menurut penelitian lain, hal ini bisa membantu meningkatkan kualitas tidur orang tua dan anak-anak yang batuk.

Selain itu, madu tidak memiliki efek samping negatif, tidak seperti perawatan batuk tertentu

https://www.kompas.com/tren/read/2023/01/15/143100365/7-manfaat-madu-bagi-kesehatan

Terkini Lainnya

Benarkah Pengobatan Gigitan Ular Peliharaan Tak Ditanggung BPJS Kesehatan?

Benarkah Pengobatan Gigitan Ular Peliharaan Tak Ditanggung BPJS Kesehatan?

Tren
Arkeolog Temukan Buah Ceri yang Tersimpan Utuh Dalam Botol Kaca Selama 250 Tahun

Arkeolog Temukan Buah Ceri yang Tersimpan Utuh Dalam Botol Kaca Selama 250 Tahun

Tren
Beroperasi Mulai 1 Mei 2024, KA Lodaya Gunakan Rangkaian Ekonomi New Generation Stainless Steel

Beroperasi Mulai 1 Mei 2024, KA Lodaya Gunakan Rangkaian Ekonomi New Generation Stainless Steel

Tren
Pindah Haluan, Surya Paloh Buka-bukaan Alasan Dukung Prabowo-Gibran

Pindah Haluan, Surya Paloh Buka-bukaan Alasan Dukung Prabowo-Gibran

Tren
3 Skenario Timnas Indonesia U23 Bisa Lolos ke Olimpiade Paris

3 Skenario Timnas Indonesia U23 Bisa Lolos ke Olimpiade Paris

Tren
Hak Angket Masih Disuarakan Usai Putusan MK, Apa Dampaknya untuk Hasil Pilpres?

Hak Angket Masih Disuarakan Usai Putusan MK, Apa Dampaknya untuk Hasil Pilpres?

Tren
Daftar Cagub DKI Jakarta yang Berpotensi Diusung PDI-P, Ada Ahok dan Tri Rismaharini

Daftar Cagub DKI Jakarta yang Berpotensi Diusung PDI-P, Ada Ahok dan Tri Rismaharini

Tren
'Saya Bisa Bawa Kalian ke Final, Jadi Percayalah dan Ikuti Saya... '

"Saya Bisa Bawa Kalian ke Final, Jadi Percayalah dan Ikuti Saya... "

Tren
Thailand Alami Gelombang Panas, Akankah Terjadi di Indonesia?

Thailand Alami Gelombang Panas, Akankah Terjadi di Indonesia?

Tren
Sehari 100 Kali Telepon Pacarnya, Remaja Ini Didiagnosis “Love Brain'

Sehari 100 Kali Telepon Pacarnya, Remaja Ini Didiagnosis “Love Brain"

Tren
Warganet Sebut Ramadhan Tahun 2030 Bisa Terjadi 2 Kali, Ini Kata BRIN

Warganet Sebut Ramadhan Tahun 2030 Bisa Terjadi 2 Kali, Ini Kata BRIN

Tren
Lampung Dicap Tak Aman karena Rawan Begal, Polda: Aman Terkendali

Lampung Dicap Tak Aman karena Rawan Begal, Polda: Aman Terkendali

Tren
Diskon Tiket KAI Khusus 15 Kampus, Bisakah untuk Mahasiswa Aktif?

Diskon Tiket KAI Khusus 15 Kampus, Bisakah untuk Mahasiswa Aktif?

Tren
Lolos ke Semifinal Piala Asia U23 2024, Indonesia Hentikan Rekor Korsel Lolos ke Olimpiade

Lolos ke Semifinal Piala Asia U23 2024, Indonesia Hentikan Rekor Korsel Lolos ke Olimpiade

Tren
6 Kelompok Orang yang Tidak Dianjurkan Mengonsumsi Kafein, Siapa Saja?

6 Kelompok Orang yang Tidak Dianjurkan Mengonsumsi Kafein, Siapa Saja?

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke