Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

BMKG Keluarkan Peringatan Cuaca Ekstrem hingga Awal 2023, Ini Perinciannya...

Kompas.com - 27/12/2022, 15:16 WIB
Yefta Christopherus Asia Sanjaya,
Sari Hardiyanto

Tim Redaksi

Dwikorita juga menerangkan, masih ada indikasi pembentukan pusat tekanan rendah di sekitar wilayah Australia yang dapat memicu terbentuknya pola pertemuan dan perlambatan angin di sekitar Indonesia bagian selatan.

Fenomena tersebut turut menyebabkan pertumbuhan awan hujan dan angin kencang di wilayah Sumatera, Jawa, hingga Nusa Tenggara.

"Sesuai prediksi tanggal 21 Desember lalu, kecepatan angin yang tinggi sudah terjadi. Dapat mencapai lebih dari 40 knot, sudah terjadi dan dapat terus terjadi," tandas Dwikorita.

Sementara itu, ia juga membeberkan seruakan dingin Asia yang melanda Indonesia menyebabkan peningkatan potensi curah hujan di barat Indonesia apabila disertai fenomena arus lintas ekuatorial.

Baca juga: Video Viral Satpam Tersambar Petir, Ini Penyebabnya Menurut Ahli

Hal tersebut mengindikasikan bahwa massa udara dingin dari utara yang masuk ke wilayah Indonesia melintasi ekuator.

Dwikorita mengungkapkan, dampak dari seruakan dingin Asia yang dibarengi arus lintas ekuator berisiko menimbulkan peningkatan curah hujan secara tidak langsung.

Peningkatan kecepatan angin juga berpotensi terjadi di sekitar wilayah Indonesia di bagian selatan ekuator.

"Seruakan dingin Asia merupakan fenomena yang lazim terjadi saat Monsun Asia aktif yang mengindikasikan potensi aliran massa udara dingin dari wilayah Asia menuju wilayah Selatan," cetusnya.

Baca juga: Viral, Video Petir Disebut Menyambar Candi Borobudur, Benarkah?

Cuaca ekstrim yang melanda kepulauan Lingga Provinsi Kepulauan Riau (Kepri) benar-benar mencemaskan. Pasalnya akibat tingginya gelombang yang disertai dengan angin kencang membuat beberapa rumah di pesisir Desa Penuba, Kecamatan Selayar, Lingga rusak.DOK KIRIMAN WARGA Cuaca ekstrim yang melanda kepulauan Lingga Provinsi Kepulauan Riau (Kepri) benar-benar mencemaskan. Pasalnya akibat tingginya gelombang yang disertai dengan angin kencang membuat beberapa rumah di pesisir Desa Penuba, Kecamatan Selayar, Lingga rusak.

Hal lain yang patut diwaspadai adalah aktivitas MJO, yaitu pergerakan awan-awan hujan di Samudera Hindia yang melintasi ekuator Samudera Hindia dari arah timur Afrika menuju ke Samudera Pasifik menyeberangi kepulauan Indonesia.

Dwikorita menjelaskan, fenomena ini bergerak dari arah barat ke tengah dan timur sehingga berdampak pada bertambahnya awan-awan hujan.

Selain itu, MJO disertai dengan gelombang Kelvin dan Rossby Ekuatorial sehingga pertumbuhan awan hujan di Indonesia juga masih berpotensi ekstrem hingga 2 Januari 2023.

"Oleh karena itu, potensi cuaca yang perlu disiagakan hari ini hingga besok (28 Desember) adalah DKI Jakarta, Jabat, Jateng, Jatim, DIY, Banten, Bali, NTB, NTT," Sulut, Maluku, Papua, dan Papua Barat," tutur Dwikorita.

"Untuk potensi hujan dengan intensitas signifikan selama peiode 27 Desember 2022-2 Januari 2023 yang perlu diwaspadai terjadi di Banten, DKI Jakarta, Jabat, Jateng, DIY, Jatim, Bali, NTT, dan NTB," sambung dia.

Kemudian, untuk potensi hujan berintensitas sedang-lebat selama sepekan ke depan berada di sebagian Aceh, Bengkulu, Sumbar, Lampung, Sumsel, Kalsel, Sulsel, Sulteng, Maluku Tenggara, Papua, dan Papua Barat.

Baca juga: Apakah Petir Bisa Menyambar Ponsel meski Tidak Tersambung Charger?

KOMPAS.com/Akbar Bhayu Tamtomo Infografik: Prakiraan Cuaca BMKG saat Natal 2022 dan Tahun Baru 2023

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:

Terkini Lainnya

5 Korupsi SYL di Kementan: Biaya Sunatan Cucu, Beli Mobil untuk Anak, hingga Bayar Biduan

5 Korupsi SYL di Kementan: Biaya Sunatan Cucu, Beli Mobil untuk Anak, hingga Bayar Biduan

Tren
Apa Itu Identitas Kependudukan Digital (IKD)? Berikut Tujuan dan Manfaatnya

Apa Itu Identitas Kependudukan Digital (IKD)? Berikut Tujuan dan Manfaatnya

Tren
AstraZeneca Akui Ada Efek Samping Langka pada Vaksinnya, Ahli dan Kemenkes Buka Suara

AstraZeneca Akui Ada Efek Samping Langka pada Vaksinnya, Ahli dan Kemenkes Buka Suara

Tren
Studi: Mengurangi Asupan Kalori Diyakini Bikin Umur Lebih Panjang

Studi: Mengurangi Asupan Kalori Diyakini Bikin Umur Lebih Panjang

Tren
10 Rekomendasi Ras Anjing Ramah Anak, Cocok Jadi Peliharaan Keluarga

10 Rekomendasi Ras Anjing Ramah Anak, Cocok Jadi Peliharaan Keluarga

Tren
Terjadi Penusukan WNI di Korea Selatan, 1 Orang Dilaporkan Meninggal Dunia

Terjadi Penusukan WNI di Korea Selatan, 1 Orang Dilaporkan Meninggal Dunia

Tren
Ramai soal Kinerja Bea Cukai Dikeluhkan, Bisakah Dilaporkan?

Ramai soal Kinerja Bea Cukai Dikeluhkan, Bisakah Dilaporkan?

Tren
Viral, Video Perempuan Terjebak di Kolong Commuter Line Stasiun UI, Ini Kata KCI

Viral, Video Perempuan Terjebak di Kolong Commuter Line Stasiun UI, Ini Kata KCI

Tren
Kapan Pertandingan Indonesia Vs Irak untuk Memperebutkan Peringkat Ketiga? Simak Jadwalnya

Kapan Pertandingan Indonesia Vs Irak untuk Memperebutkan Peringkat Ketiga? Simak Jadwalnya

Tren
Kucing di China Nyalakan Kompor dan Picu Kebakaran, Dipaksa 'Kerja' untuk Bayar Kerugian

Kucing di China Nyalakan Kompor dan Picu Kebakaran, Dipaksa "Kerja" untuk Bayar Kerugian

Tren
Imbas Gunung Ruang Kembali Erupsi, Bandara Sam Ratulangi Manado Ditutup Sementara hingga Besok

Imbas Gunung Ruang Kembali Erupsi, Bandara Sam Ratulangi Manado Ditutup Sementara hingga Besok

Tren
4 Keputusan Wasit Shen Yinhao yang Dianggap Merugikan Timnas di Laga Indonesia Vs Uzbekistan

4 Keputusan Wasit Shen Yinhao yang Dianggap Merugikan Timnas di Laga Indonesia Vs Uzbekistan

Tren
Kronologi Kecelakaan Motor Harley-Davidson di Probolinggo, Dokter dan Istrinya Jadi Korban

Kronologi Kecelakaan Motor Harley-Davidson di Probolinggo, Dokter dan Istrinya Jadi Korban

Tren
Ramai soal Setop Imunisasi Anak, Apa Dampaknya pada Tubuh Si Kecil?

Ramai soal Setop Imunisasi Anak, Apa Dampaknya pada Tubuh Si Kecil?

Tren
Analogi Shin Tae Yong dan Wibisana

Analogi Shin Tae Yong dan Wibisana

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com