Dwikorita juga menerangkan, masih ada indikasi pembentukan pusat tekanan rendah di sekitar wilayah Australia yang dapat memicu terbentuknya pola pertemuan dan perlambatan angin di sekitar Indonesia bagian selatan.
Fenomena tersebut turut menyebabkan pertumbuhan awan hujan dan angin kencang di wilayah Sumatera, Jawa, hingga Nusa Tenggara.
"Sesuai prediksi tanggal 21 Desember lalu, kecepatan angin yang tinggi sudah terjadi. Dapat mencapai lebih dari 40 knot, sudah terjadi dan dapat terus terjadi," tandas Dwikorita.
Sementara itu, ia juga membeberkan seruakan dingin Asia yang melanda Indonesia menyebabkan peningkatan potensi curah hujan di barat Indonesia apabila disertai fenomena arus lintas ekuatorial.
Baca juga: Video Viral Satpam Tersambar Petir, Ini Penyebabnya Menurut Ahli
Hal tersebut mengindikasikan bahwa massa udara dingin dari utara yang masuk ke wilayah Indonesia melintasi ekuator.
Dwikorita mengungkapkan, dampak dari seruakan dingin Asia yang dibarengi arus lintas ekuator berisiko menimbulkan peningkatan curah hujan secara tidak langsung.
Peningkatan kecepatan angin juga berpotensi terjadi di sekitar wilayah Indonesia di bagian selatan ekuator.
"Seruakan dingin Asia merupakan fenomena yang lazim terjadi saat Monsun Asia aktif yang mengindikasikan potensi aliran massa udara dingin dari wilayah Asia menuju wilayah Selatan," cetusnya.
Baca juga: Viral, Video Petir Disebut Menyambar Candi Borobudur, Benarkah?
Hal lain yang patut diwaspadai adalah aktivitas MJO, yaitu pergerakan awan-awan hujan di Samudera Hindia yang melintasi ekuator Samudera Hindia dari arah timur Afrika menuju ke Samudera Pasifik menyeberangi kepulauan Indonesia.
Dwikorita menjelaskan, fenomena ini bergerak dari arah barat ke tengah dan timur sehingga berdampak pada bertambahnya awan-awan hujan.
Selain itu, MJO disertai dengan gelombang Kelvin dan Rossby Ekuatorial sehingga pertumbuhan awan hujan di Indonesia juga masih berpotensi ekstrem hingga 2 Januari 2023.
"Oleh karena itu, potensi cuaca yang perlu disiagakan hari ini hingga besok (28 Desember) adalah DKI Jakarta, Jabat, Jateng, Jatim, DIY, Banten, Bali, NTB, NTT," Sulut, Maluku, Papua, dan Papua Barat," tutur Dwikorita.
"Untuk potensi hujan dengan intensitas signifikan selama peiode 27 Desember 2022-2 Januari 2023 yang perlu diwaspadai terjadi di Banten, DKI Jakarta, Jabat, Jateng, DIY, Jatim, Bali, NTT, dan NTB," sambung dia.
Kemudian, untuk potensi hujan berintensitas sedang-lebat selama sepekan ke depan berada di sebagian Aceh, Bengkulu, Sumbar, Lampung, Sumsel, Kalsel, Sulsel, Sulteng, Maluku Tenggara, Papua, dan Papua Barat.
Baca juga: Apakah Petir Bisa Menyambar Ponsel meski Tidak Tersambung Charger?