"Tapi kita terima tanpa mengusut asli-tidaknya," imbuh Sunu.
Baca juga: Gaduh soal Nagita Slavina Jadi Ikon PON XX Papua, Apa Beda Duta dan Ikon?
Dia juga membandingkannya dengan seni hiburan dan seni yang digelar dalam konteks ritual yang sakral.
"Kedua-duanya eksis. Bisa hadir sesuai dengan konteksnya," tandas Sunu.
Menurutnya, sesuatu jika terlalu banyak dilarang justru dapat membatasi masyarakat untuk berekspresi.
"Kalau terlalu banyak enggak bolehnya, rasanya malah enggak asyik. Berekspresi jangan dilarang-laranglah," kata Sunu.
Baca juga: Mengenal Maskot PON XX Papua, Kangpho dan Drawa
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.