Mengingat guguran abu vulkanik terus terjadi, Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Lumajang, Dwi Hastiadi, mengimbau agar masyarakat mengenakan masker.
Erupsi Gunung Semeru belum menunjukkan tanda-tanda mereda hingga Senin (5/12/2022).
Pada hari kedua erupsi, gunung ini masih mengeluarkan awan panas gugutan yang meluncur hingga satu kilometer.
Awan panas guguran itu turun dari puncak kawah Jonggring Saloko dengan asap kawah bertekanan rendah.
Asap kawah tersebut terlihat berwarna putih dan membumbung hingga ketinggian 500 meter di atas kawah.
Hal ini semakin diperparah dengan terjadinya guguran lava pijar yang meluncur sejauh 300 meter dari ujung lidah lava.
Baca juga: Update Aktivitas Gunung Semeru Hari Ini dan Potensi Letusan Besarnya
Gunung Semeru yang erupsi pada Minggu (4/12/2022) ternyata terjadi satu tahun setelah gunung ini meletus pada 2021 yang lalu.
Setahun sebelumnya, letusan Gunung Semeru menyebabkan warga dari dua kecamatan mengungsi dan luncuran lava terjadi sejauh 800 meter.
Akibat kejadian ini pula sebanyak 51 orang diketahui meninggal dunia dan 169 orang dilaporkan mengalami luka-luka.
Sebanyak 22 orang sempat dilaporkan hilang akibat letusan Gunung Semeru yang mulai memuntahkan lava, awan panas, dan abu vulkanik sejak pukul 02.46 WIB.
Diberitakan Kompas.com sebelumnya, Bupati Lumajang Thoirul Haq mengatakan bahwa awan guguran panas menutupi Dusun Kajar Kuning dengan ketebalan hingga tiga meter.
Tak berhenti sampai di situ, muntahan material vulkanik dari Gunung Semeru juga menyebabkan dua buah jembatan di Dusun Kajar Kuning dan beberapa rumah warga tertimbun.
Kabar terbaru menunjukkan bahwa evakuasi telah dilakukan terhadap warga dan mereka saat ini menghuni posko pengungsian yang diberikan relawan dan pemerintah.
Dilaporkan, sebanyak 2.219 warga telah mengungsi dan mereka menempati 12 titik pengungsian di rumah ibadah, gedung sekolah, lapangan, balai desa, termasuk kantor kecamatan.
Baca juga: Erupsi Gunung Semeru, 2 Dusun di Lumajang Dikosongkan, 2.000 Warga Mengungsi