Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Studi: Penyakit Gusi dan Mulut Bisa Picu Alzheimer

Kompas.com - 28/11/2022, 13:05 WIB
Alinda Hardiantoro,
Inten Esti Pratiwi

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Penyakit alzheimer menjadi penyebab paling umum terjadinya demensia atau pikun.

Penyakit alzheimer adalah gangguan neurologis progresif yang menyebabkan otak menyusut (atrofi) dan sel-sel otak mati.

Berdasarkan penelitian yang dilakukan pada 2019, penyakit alzheimer disebabkan oleh bakteri yang ditemukan pada penyakit gusi. Penelitian itu ditemukan oleh ahli mikrobiologi dari University of Louisville, Jon Potempa.

Para peneliti melaporkan penemuan bahwa Porphyromonas gingivalis, patogen di balik periodontitis kronis (alias penyakit gusi), juga ditemukan di otak pasien alzheimer yang telah meninggal.

"Sekarang, untuk pertama kalinya, kami memiliki bukti kuat yang menghubungkan intraseluler, patogen Gram-negatif, P. gingivalis, dan patogenesis alzheimer," ujar salah satu tim peneliti, Stephen Dominy, dilansir dari Science Alart,

Kendati demikian, temuan tersebut tidak sera merta membuat mereka mengklaim penyebab pasti penyakit alzheimer.

Sementara itu, penelitian berikutnya yang dilakukan secara terpisah dengan menggunakan animal testing berupa tikus menunjukkan hasil yang serupa.

Tikus yang mengalami infeksi mulut karena patogen berpotensi mengalami kolonisasi otak oleh bakteri.

Hal tersebut meningkatkan produksi amyloid beta, yakni protein langka yang berkaitan dengan alzheimer.

Disadur dari Express, studi berikutnya yang membahas soal penyebab penyakit alzheimer juga dipublikasikan dalam Journal of Alzheimer's Disease.

Analisis yang dipimpin oleh para ilmuwan dari National Institute of Aging (NIA) pada 2020 itu menunjukkan bahwa bakteri penyebab penyakit gusi juga terkait dengan perkembangan penyakit alzheimer dan demensia terkait, terutama demensia vaskular.

Penyakit gusi umumnya terjadi akibat infeksi pada jaringan mulut yang menahan gigi. Gangguan ini bisa berupa gusi berdarah, gigi goyang, hingga gigi tanggal.

Baca juga: Tak Selalu Alzheimer, Ini 7 Penyebab Pikun di Usia Produktif

Bakteri di mulut dan alzheimer

Dikutip dari New Scientist, terdapat rute masuk akal yang bisa menyebabkan bakteri pada mulut memicu penyakit alzheimer.

Mulut biasanya menampung bakteri yang beragam dan relatif stabil. Namun, ketika plak gigi terbentuk di bawah tepi gusi, maka akan membentuk kantong yang meradang.

Di situlah P. gingivalis dapat berkembang dan melepaskan racun.

Peradangan ini dapat menyebabkan periodontitis kronis dan kehilangan gigi.

Beberapa penelitian menunjukkan bahwa orang dengan gigi sedikit akan lebih mungkin mengalami demensia.

Peradangan dan racun yang disebabkan oleh P. gingivalis merusak lapisan mulut yang memungkinkan bakteri mulut memasuki aliran darah dan kemudian organ lainnya.

Baca juga: Hati-hati, Mengupil Dapat Meningkatkan Risiko Alzheimer!

Pikun adalah gejala dini alzheimer yang paling mudah dikenali. Sangat penting perawatan yang tepat setelah didiagnosis alzheimer bagi Orang Dengan Demensia (ODD).Unsplash/Astrid Schaffner Pikun adalah gejala dini alzheimer yang paling mudah dikenali. Sangat penting perawatan yang tepat setelah didiagnosis alzheimer bagi Orang Dengan Demensia (ODD).

Gejala penyakit alzheimer

Menurut Mayo Clinic, penderita penyakit alzheimer akan menunjukkan beberapa tanda-tanda. Tanda gejala itu akan terus berkembang seiring dengan berjalannya waktu.

Mulanya, penderita alzheimer tidak akan sadar bahwa dirinya mengalami kesulitan untuk mengingat sesuatu.

Berikut gejala penyakit alzheimer yang berkaitan dengan masalah perubahan otak:

  • Mengulangi pernyataan dan pertanyaan yang berulang
  • Mudah melupakan percakapan, janji, dan acara yang akan dilakukan
  • Sering salah menempatkan barang, sering kali barang itu ditempatkan di lokasi yang tidak logis
  • Tersesat di tempat yang sudah dikenal
  • Lupa nama anggota keluarga dan benda sehari-hari
  • Kesulitan menemukan kata yang tepat untuk mengidentifikasi obyek, mengungkapkan pikiran, atau ikut serta dalam percakapan
  • Sulit berkonsentrasi, terutama pada konsep yang abstrak, seperti angka
  • Kemampuan membuat keputusan yang menurun
  • Kesulitan mengatur agenda yang berurutan
  • Adanya perubahan perilaku dan kepribadian, seperti depresi, apati, menarik diri dari lingkungan sekitar, perubahan suasanA hati, hingga kebiasaan tidur yang berubah.

Baca juga: Alzheimer: Gejala Dini dan Langkah-langkah Pencegahan

Pengobatan penyakit alzheimer

Jika keluarga atau orang terdekat Anda mengalami gejala seperti di atas, segera sampaikan ke dokter agar dilakukan pemeriksaan dan diagnosis menyeluruh.

Masih dari laman yang sama, hingga saat ini tidak ada pengobatan yang menyembuhkan penyakit alzheimer atau mengubah proses penyakit di otak.

Pada stadium lanjut penyakit ini bisa menyebabkan komplikasi dari hilangnya fungsi otak yang parah.

Namun, konsumsi obat-obatan bisa membantu memperbaiki atau memperlambat perkembangan gejala untuk sementara.

Perawatan tersebut dapat membantu penderita penyakit alzheimer memaksimalkan fungsi dan mempertahankan kemandirian untuk sementara waktu.

Selain itu, berbagai program dan layanan juga diberikan untuk membantu mendukung orang dengan penyakit alzheimer dan pengasuh mereka.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com