SYAHDAN ada sebuah kisah tentang seorang supir bus Metromini di Jakarta yang marah karena kerap disamakan dengan kebiasaan Lion Air yang sering ngaret berangkatnya. Sopir Metromini bisa terima bahwa busnya disamakan dengan Lion Air dalam hal berantakan soal pengaturan penumpang.
Namun sopir Metromini begitu murka jika disamakan dengan Lion Air terkait lamanya ngetem. Selama-lamanya bus Metromini ngetem tidak akan selama Lion Air melakukan delay. - (Hipwee.com, 4 April 2017).
Cerita ini saya sarikan dari sebuah warta di sebuah media online yang berjudul 20 Meme Ini Mewakili Derita Penumpang Lion Air yang Serasa Naik Angkot, Ngetem Dulu Sebelum Terbang.
Kekesalan demi kekesalan yang dikeluhkan penumpang Lion Air menjadi wajah jamak jika memang memilih menggunakan Lion Air sebagai pilihan transportasi udara. Rapor “merah” Lion Air kembali mengemuka ketika laman resmi platform perjalanan Bounce merilis hasil surveinya The 2022 Airline Index dan menobatkan Lion Air bersama Wings Air sebagai maskapai terburuk di dunia tahun 2022 (Kompas.com, 16/11/2022).
Baca juga: Kaesang Batal Kondangan karena Penerbangan Dialihkan, Lion Air Minta Maaf
Peringkat maskapai terburuk disandang Lion Air dan diberi skor 0,72 oleh Bounce. Sementara Wings Air yang juga satu grup dengan Lion Air, mendapat skor 1,11.
Sementara Air Asia India menduduki urutan terburuk nomor 4, Ryanair diurutan ke-8, serta Volaris diposisi paling buncit atau nomor 10 maskapai dengan layanan terburuk .
Penilaian untuk Lion Air berdasarkan tingkat kedatangan tepat waktu yang hanya mencapai 42,27 persen. Belum lagi untuk persentase pembatalan penerbangan menapak di angka 34,43 persen. Penilaian makanan dan hiburan di kisaran 1/5 serta kenyamanan kursi dan layanan pelanggan diberi skor 2/5.
Wings Airs memiliki skor 49,78 persen untuk kedatangan tepat waktu dan 20,63 persen untuk pembatalan penerbangan. Kemudian untuk penilaian staf dan kenyamanan kursi di kisaran 2/5 serta 1/5 untuk makanan dan hiburan.
Masih terkait dengan maskapai yang berada dalam naungan grup yang sama, yaitu Batik Air, juga menjadi sorotan. Kasusnya terkait dengan koper milik Kaesang Pangarep, putra Presiden Joko Widodo. Kaesang yang membagikan pengalamannya terbang dengan Batik Air di media sosial menyebutkan bahwa antara dirinya dengan kopernya tidak sejalan.
Candaan Kaesang itu berawal ketika dia tiba di Surabaya, Jawa Timur tetapi kopernya “tersesat” ke Bandara Kualanamu, Medan di Sumatra Utara. Protes Kaesang yang memiliki banyak “pengikut” di Twitter itu akhirnya direspon manajemen Batik Air dan koper miliknya kembali ke alamat yang benar kurang dari 24 jam setelah kejadian (Kompas.com, 14/11/2022).
Jika Kaesang ditinggal kopornya, lain lagi dengan penyanyi Ari Lasso yang ditinggal pergi pesawat saat akan kembali ke Jakarta dari Singapura. Walau kedatangan Ari Lasso di Bandara Changi, Singapura, sesuai dengan alur jam keberangkatan normal, ternya Batik Air malah terbang lebih awal karena alasan cuaca, tanpa sempat memberitahu ke para penumpang, termasuk Aris Lasso, tentunya (Kompas.com, 27/10/2022).
Terbaru, Kaesang kembali mengeluhkan pembatalan pesawat dengan kode penerbangan JT itu, rute Jakarta – Solo. Semula, Kaesang ingin mengejar acara pernikahan sahabat sekolahnya dengan memilih penerbangan pukul 06.45 WIB.
Namun oleh pihak maskapai, penerbangan Kaesang dialihkan ke anggota grup Lion yang lain yakni Super Air Jet pukul 09.10 WIB. Alhasil, Kaesang gagal mengejar acara pernikahan sehabat kecilnya yang dihelat pukul 08.00 WIB (Detik.com, 22 November 2022).
Harus diakui, keberadan maskapai Lion Air begitu berjasa sebagai “jembatan” udara yang menghubungkan 41 rute domestik dan 20 rute internasional hingga September 2019. Dengan 449 penerbangan setiap hari, Lion Air mampu melayani 269 rute terjadwal dan 211 rute tidak terjadwal.
Bersama maskapai lainnya yang juga anggota Lion Group seperti Wings Air, Batik Air, Malindo, ThaiLion, total ada 694 rute yang diterbangi dan 157 tujuan tambahan (situs Lionair.co.id). Belum lagi jika rute dari Super Air Jet dimasukkan, tentu rute yang diterbangi Lion Grup semakin banyak.