Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Cara Mudah untuk Mengobati Mata Ikan dan Kapalan

Kompas.com - 20/11/2022, 07:05 WIB
Retia Kartika Dewi,
Sari Hardiyanto

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Mata ikan dan kapalan biasanya disebabkan dari gesekan atau iritasi dan tekanan pada kulit.

Umumnya, kondisi tersebut terjadi saat seseorang memakai sepatu yang tidak pas.

Akibatnya, terjadi penumpukan area kulit yang tebal dan keras.

Kondisi ini bisa Anda temukan di telapak kaki, tangan, atau jari.

Baca juga: 7 Kebiasaan Sederhana yang Bisa Mempercepat Penuaan Dini pada Kulit, Apa Saja?

Apakah mata ikan dan kapalan menyakitkan?

Dilansir dari Clevelandclinic (12/11/2019), mata ikan dan kapalan mungkin terasa sakit atau tidak terasa sama sekali.

Namun, hal ini bisa jadi menyakitkan atau nyeri saat semakin menebal.

Pada mata ikan, area kulit yang terangkat bisa terasa lembut atau sensitif terhadap sentuhan atau tekanan.

Sementara, kapalan cenderung membuat kulit kurang sensitif terhadap sentuhan, dan muncul retakan di kalus. Celah di retakan ini bisa menyakitkan.

Oleh karena itu, penting untuk melakukan pengobatan jika muncul mata ikan dan kapalan.

Baca juga: Mata Ikan pada Kaki, Benarkah Bisa Diobati dengan Bubuk Kunyit?


Cara mengobati mata ikan dan kapalan

Berikut tata cara untuk menghilangkan penumpukan kulit yang diakibatkan dari mata ikan dan kapalan.

  1. Rendam area mata ikan atau kapalan (misal kaki Anda) dalam air hangat sampai kulit menjadi lembut. Rendam 5 sampai 10 menit.
  2. Basahi batu apung atau papan ampelas.
  3. Saat kulit kaki Anda masih lembut, gerakkan batu apung atau papan ampelas dengan hati-hati melintasi mata ikan atau kalus untuk mengangkat jaringan mati.
  4. Lanjutkan mengikir mata ikan atau kalus, gerakkan batu atau papan ke satu arah. Hati-hati. Jangan membuang terlalu banyak kulit. Ini dapat menyebabkan perdarahan dan infeksi.
  5. Oleskan krim atau lotion pelembab ke mata ikan atau kapalan dan kulit mati di sekitarnya setiap hari.
  6. Cari produk yang mengandung urea, asam salisilat, atau amonium laktat. Bahan-bahan ini akan melembutkan kulit seiring waktu.

Baca juga: Ramai soal AHA, BHA, PHA di Twitter, Kenali Manfaatnya Masing-masing

Ilustrasi kulit kapalan Ilustrasi kulit kapalan

Cara lain yang bisa Anda lakukan, yakni:

  1. Kelilingi mata ikan atau kalus Anda dengan bantalan perekat bergaya donat atau buat bantalan donat Anda sendiri. (Mata ikan harus berada di area lubang tengah donat). Padding atau bantalan membantu melindungi mata ikan atau kalus dari iritasi dan mengurangi rasa sakit dan tekanan.
  2. Kenakan alas kaki dengan ukuran dan bentuk yang tepat. Kenakan sepatu dengan lebar dan tinggi yang bertambah di area jari kaki. Pertimbangkan untuk membeli alas kaki di penghujung hari saat kaki Anda sedikit bengkak.
  3. Potong kuku kaki Anda. Kuku kaki yang panjang dapat membuat jari-jari kaki menekan bagian atas sepatu sehingga menyebabkan gesekan dan tekanan yang meningkat. Potong kuku kaki secara lurus. Jangan membulatkan sudut.
  4. Jika mata ikan atau kapalan Anda terasa sakit, gunakan kompres dingin untuk mengurangi rasa sakit dan bengkak tidak lebih dari 10 hingga 20 menit setiap kali.
  5. Jangan pernah mencoba memotong, mencukur, atau menghilangkan mata ikan atau kapalan dengan benda tajam.
  6. Jangan mencoba mengobati mata ikan atau kapalan jika Anda menderita diabetes, memiliki sirkulasi yang buruk, rentan terhadap infeksi, atau memiliki kulit yang sensitif. Segera konsultasikan dengan dokter Anda.

Baca juga: 5 Manfaat Daun Pepaya, Mengontrol Gula Darah hingga Kesehatan Kulit

KOMPAS.com/Akbar Bhayu Tamtomo Infografik: Kenapa Kulit Keriput saat Tua?

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.


Terkini Lainnya

7 Tanda Tubuh Kelebihan Gula yang Jarang Diketahui, Termasuk Jerawatan

7 Tanda Tubuh Kelebihan Gula yang Jarang Diketahui, Termasuk Jerawatan

Tren
Wilayah Potensi Hujan Lebat, Petir, dan Angin Kencang 27-28 April 2024

Wilayah Potensi Hujan Lebat, Petir, dan Angin Kencang 27-28 April 2024

Tren
[POPULER TREN] Media Korsel Soroti Shin Thae-yong, Thailand Dilanda Suhu Panas

[POPULER TREN] Media Korsel Soroti Shin Thae-yong, Thailand Dilanda Suhu Panas

Tren
Jadwal Timnas Indonesia di Semifinal Piala Asia U23: Senin 29 April 2024 Pukul 21.00 WIB

Jadwal Timnas Indonesia di Semifinal Piala Asia U23: Senin 29 April 2024 Pukul 21.00 WIB

Tren
Duduk Perkara Kemenkop-UKM Imbau Warung Madura Tak Buka 24 Jam

Duduk Perkara Kemenkop-UKM Imbau Warung Madura Tak Buka 24 Jam

Tren
Benarkah Pengobatan Gigitan Ular Peliharaan Tak Ditanggung BPJS Kesehatan?

Benarkah Pengobatan Gigitan Ular Peliharaan Tak Ditanggung BPJS Kesehatan?

Tren
Arkeolog Temukan Buah Ceri yang Tersimpan Utuh Dalam Botol Kaca Selama 250 Tahun

Arkeolog Temukan Buah Ceri yang Tersimpan Utuh Dalam Botol Kaca Selama 250 Tahun

Tren
Beroperasi Mulai 1 Mei 2024, KA Lodaya Gunakan Rangkaian Ekonomi New Generation Stainless Steel

Beroperasi Mulai 1 Mei 2024, KA Lodaya Gunakan Rangkaian Ekonomi New Generation Stainless Steel

Tren
Pindah Haluan, Surya Paloh Buka-bukaan Alasan Dukung Prabowo-Gibran

Pindah Haluan, Surya Paloh Buka-bukaan Alasan Dukung Prabowo-Gibran

Tren
3 Skenario Timnas Indonesia U23 Bisa Lolos ke Olimpiade Paris

3 Skenario Timnas Indonesia U23 Bisa Lolos ke Olimpiade Paris

Tren
Hak Angket Masih Disuarakan Usai Putusan MK, Apa Dampaknya untuk Hasil Pilpres?

Hak Angket Masih Disuarakan Usai Putusan MK, Apa Dampaknya untuk Hasil Pilpres?

Tren
Daftar Cagub DKI Jakarta yang Berpotensi Diusung PDI-P, Ada Ahok dan Tri Rismaharini

Daftar Cagub DKI Jakarta yang Berpotensi Diusung PDI-P, Ada Ahok dan Tri Rismaharini

Tren
'Saya Bisa Bawa Kalian ke Final, Jadi Percayalah dan Ikuti Saya... '

"Saya Bisa Bawa Kalian ke Final, Jadi Percayalah dan Ikuti Saya... "

Tren
Thailand Alami Gelombang Panas, Akankah Terjadi di Indonesia?

Thailand Alami Gelombang Panas, Akankah Terjadi di Indonesia?

Tren
Sehari 100 Kali Telepon Pacarnya, Remaja Ini Didiagnosis “Love Brain'

Sehari 100 Kali Telepon Pacarnya, Remaja Ini Didiagnosis “Love Brain"

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com