Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Daftar Kepala Staf TNI Angkatan Laut (Kasal) dari Masa ke Masa

Kompas.com - 22/10/2022, 21:05 WIB
Dandy Bayu Bramasta,
Sari Hardiyanto

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Tentara Nasional Indonesia Angkatan Laut (TNI AL) merayakan hari ulang tahun (HUT) setiap 10 September.

TNI AL berdiri pada 10 September 1945.

Dilansir dari laman resmi TNI AL, saat itu Angkatan Laut berdiri dengan nama Badan Keamanan Rakyat (BKR) Laut.

TNI AL dipimpin oleh Kepala Staf Angkatan Laut atau disingkat Kasal.

Tercatat, sejak 1945 hingga 2022, sudah ada 27 sosok yang menjadi Kasal.

Baca juga: Daftar Komandan Korps Marinir TNI AL dari Masa ke Masa


Daftar Kasal dari masa ke masa

Kepala Staf Angkatan Laut (KSAL) Laksamana Yudo Margono (tengah) usai memimpin sertijab Pangkoarmada RI dari Laksamana Madya (Laksdya) Abdul Rasyid (kanan) kepada Laksamana Muda (Laksda) Heru Kusmanto (kiri) di Markas Koarmada I, Jakarta, Selasa (27/9/2022).(KOMPAS.com/ACHMAD NASRUDIN YAHYA) Kepala Staf Angkatan Laut (KSAL) Laksamana Yudo Margono (tengah) usai memimpin sertijab Pangkoarmada RI dari Laksamana Madya (Laksdya) Abdul Rasyid (kanan) kepada Laksamana Muda (Laksda) Heru Kusmanto (kiri) di Markas Koarmada I, Jakarta, Selasa (27/9/2022).

Berikut daftar nama Kasal sejak 1945 hingga 2022, dikutip dari Buletin Kesejarahan TNI AL:

  1. Laksamana III M. Pardi: 1945-1946
  2. Laksamana Muda M. Nazir: 1946-1948
  3. Laksamana Madya R. Soebijakto: 1948-1959
  4. Laksamana Laut R.E. Martadinata: 1959-1966
  5. Laksamana Laut Moeljadi: 1966-1969
  6. Laksamana TNI Soedomo: 1969-1973
  7. Laksamana TNI R. Soebono: 1973-1974
  8. Laksamana TNI R.S. Soebijakto: 1974-1977
  9. Laksamana TNI Waloeyo Soegito: 1977-1982
  10. Laksamana TNI M. Romly: 1982-1986
  11. Laksamana TNI R. Kasenda: 1986-1989
  12. Laksamana TNI M. Arifin: 1989-1993
  13. Laksamana TNI Tanto Koeswanto: 1993-1996
  14. Laksamana TNI Arief Koeshariadi: 1996-1998
  15. Laksamana TNI Widodo A.S: 1998-1999
  16. Laksamana TNI Achmad Soetjipto: 1999-2000
  17. Laksamana TNI Indroko S: 2000-2002
  18. Laksamana TNI Bernard K. Sondakh: 2002-2005
  19. Laksamana TNI Slamet Soebijanto: 2005-2007
  20. Laksamana TNI Sumardjono: 2007-2008
  21. Laksamana TNI Tedjo Edhy P: 2008-2009
  22. Laksamana TNI Agus Suhartono: 2009-2010
  23. Laksamana TNI Soeparno: 2010-2012
  24. Laksamana TNI Marsetio: 2012-2014
  25. Laksamana TNI Ade Supandi: 2014-2018
  26. Laksamana TNI Siwi Sukma Adji: 2018-2020
  27. Laksamana TNI Yudo Margono: 2020-sekarang

Baca juga: Spesifikasi dan Cerita KRI Pasopati-410, Kapal Selam TNI AL yang Kini Jadi Monumen di Surabaya

Sejarah TNI AL

Prajurit TNI AL mengikuti Apel Gelar Pasukan Kesiapsiagaan TNI Angkatan Laut Tahun 2020 di dermaga JICT II, Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta Utara, Senin (23/11/2020). Apel pasukan tersebut digelar untuk memeriksa kesiapansiagaan prajurit maupun alutsista TNI Angkatan Laut guna menyambut tugas-tugas ke depan.(KOMPAS.com/GARRY LOTULUNG) Prajurit TNI AL mengikuti Apel Gelar Pasukan Kesiapsiagaan TNI Angkatan Laut Tahun 2020 di dermaga JICT II, Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta Utara, Senin (23/11/2020). Apel pasukan tersebut digelar untuk memeriksa kesiapansiagaan prajurit maupun alutsista TNI Angkatan Laut guna menyambut tugas-tugas ke depan.

Kehadiran Angkatan Laut di Indonesia tidak terlepas dari berdirinya BKR Laut pada 10 September 1945.

Adapun kelahiran BKR Laut tidak terlepas dari peran tokoh-tokoh bahariawan yang pernah bertugas di jajaran Koninklijke Marine selama masa penjajahan Belanda dan Kaigun pada zaman pendudukan Jepang.

Meski saat itu Angkatan Bersenjata Indonesia masih belum terbentuk, tetapi potensi untuk menjalankan fungsi AL seperti pengoperasian kapal-kapal dan pangkalan menjadi salah satu pendorong terbentuknya BKR Laut.

Setelah lahir organisasi militer Indonesia yang dikenal sebagai Tentara Keamanan Rakyat (TKR), BKR Laut pun berubah nama menjadi Angkatan Laut Republik Indonesia (ALRI).

ALRI lalu membentuk sejumlah pangkalan laut, dan memberdayakan kapal-kapal peninggalan Jawatan Pelayaran Jepang, serta merekrut personel pengawaknya untuk memenuhi tuntutan tugas sebagai penjaga laut NKRI yang baru terbentuk.

Baca juga: Spesifikasi dan Kecanggihan KRI Diponegoro-365: Kapal Perang TNI AL Buatan Belanda

Perjalanan ALRI

Kekuatan yang sederhana tidak menyurutkan ALRI untuk menggelar Operasi Lintas Laut dalam rangka menyebarluaskan berita proklamasi dan menyusun kekuatan bersenjata di berbagai tempat di Indonesia.

Di samping itu, mereka juga melakukan pelayaran penerobosan blokade laut Belanda dalam rangka mendapatkan bantuan dari luar negeri.

Kepahlawanan prajurit samudera tercermin dalam berbagai pertempuran laut dengan Angkatan Laut Belanda di berbagai tempat seperti Pertempuran Selat Bali, Pertempuran Laut Cirebon, dan Pertempuran Laut Sibolga.

Operasi lintas laut juga mampu menyusun pasukan bersenjata di Kalimantan Selatan, Bali, dan Sulawesi.

Baca juga: Urutan Pangkat TNI AL

Keterbatasan dalam kekuatan dan kemampuan menyebabkan ALRI harus mengalihkan perjuangan di pedalaman, setelah sebagian besar kapal ditenggelamkan dan hampir semua pangkalan digempur oleh kekuatan militer Belanda dan Sekutu.

Sebutan ALRI Gunung kemudian melekat pada diri mereka. Namun demikian, tekad untuk kembali berperan di mandala laut tidak pernah surut.

Dalam masa sulit selama Perang Kemerdekaan ALRI berhasil membentuk Corps Armada (CA), Corps Marinier (CM), dan lembaga pendidikan di berbagai tempat.

Pembentukan unsur-unsur tersebut menandai kehadiran aspek bagi pembentukan Angkatan Laut yang modern.

Baca juga: Urutan Pangkat TNI AL

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com