Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kemenkes Peringatkan Kewaspadaan terhadap Penyakit Legionellosis di Indonesia, Penyakit Apakah Itu?

Kompas.com - 16/09/2022, 18:05 WIB
Nur Rohmi Aida,
Inten Esti Pratiwi

Tim Redaksi

KOMPAS.com – Kementerian Kesehatan (Kemenkes) menyampaikan peringatan kewaspadaan terkait adanya penyakit Legionellosis di Indonesia.

Peringatan tersebut tertuang dalam Surat Edaran Nomor: HK.02/02/C/4310/2022 tentang Kewaspadaan Terhadap Penyakit Legionellosis di Indonesia yang ditujukan untuk Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota/Provisi, Kepala Kantor Pelabuhan, Kepala Laboratorium Kesehatan Masyarakat dan Direktur Rumah Sakit Seluruh Indonesia.

“Surat Edaran ini dimaksudkan untuk meningkatkan dukungan Pemerintah Daerah, fasilitas pelayanan kesehatan, Kantor Kesehatan Pelabuhan, Sumber Daya Manusia (SDM) Kesehatan, dan para pemangku kepentingan terkait kewaspadaan dini penemuan kasus Legionellosis,” demikian bunyi edaran yang ditandatangani oleh Direktur Jenderal P2P Dr. dr. Maxi Rein Rondonuwu pada 13 September 2022.

Dr Maxi Rein saat dikonfirmasi membenarkan adanya Surat Peringatan Kewaspadaan Legionellosis dari Kemenkes tersebut.

“Betul (dari Kemenkes),” ujarnya ketika dikonfirmasi Kompas.com, Jumat (16/9/2022).

Meski demikian, Maxi Rein menegaskan bahwa kasus Legionellosis saat ini belum ada di Indonesia.

“Belum ada (kasus di Indonesia),” jelasnya singkat.

Baca juga: Disebut Mirip Covid-19, Apa Gejala Pneumonia Misterius di Argentina?

Tentang Legionellosis

Disampaikan dalam edaran tersebut, bahwa pada tanggal 30 Agustus 2022, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) telah menerima laporan dari MOH Argentina mengenai 9 kasus Pneumonia yang belum diketahui penyebabnya.

Adapun per tanggal 3 September 2022, total ada 11 kasus dengan 4 kematian komorbid.

Dari informasi tersebut disampaikan bahwa berdasarkan penyataan MOH Argentina dikonfirmasi bahwa wabah Penumonia yang disebabkan bakteri Legionella pneumophilia tersebut ditularkan melalui inhalasi melalui air pendingin udara.

Legionellosis merupakan infeksi pernapasan akut yang disebabkan oleh bakteri Legionella yang tergolong genus Leginella dan famili Legionellaceae.

Gejala yang muncul pada Legionellosis di antaranya:

  • demam
  • myalgia
  • diare
  • dispnea
  • sakit kepala

Baca juga: Pneumonia Misterius Tewaskan Tiga Orang di Argentina, Bergejala Mirip Covid-19

Kemenkes menyampaikan, penyakit tersebut bisa menyerang semua umur terutama kelompok risiko tinggi seperti usia lanjut dan memiliki komorbid, mendapat pengobatan imunosupresi dan faktor risiko lain yang terkait.

Adapun masa inkubasi bakteri penyebab Legionellosis berlangsung 2 hingga 10 hari, rata-rata 5-6 hari (tetapi hingga 16 hari pernah dilaporkan dalam beberapa wabah).

Penularan bakteri Legionella pada manusia antara lain melalui aerosol di udara atau karena minum air yang mengandung bakteri Legionella.

Penularan dapat pula melalui aspirasi air yang terkontaminasi, inokulasi langsung melalui peralatan terapi pernafasan dan pengompresan luka dengan air yang terkontaminasi.

Dengan adanya edaran tersebut Kemenkes meminta pihak-pihak berwenang untuk melakukan sejumlah hal.

Di antaranya melakukan pemantauan perkembangan kasus Legionellosis tingkat global melalui kanal resmi seperti https://infeksiemerging.kemkes.go.id.

Selain itu, pihak-pihak terkait diminta melakukan deteksi kasus Legionellosis di wilayah melalui pelaksanaan surveilans Pneumonia.

Serta apabila ditemukan kasus maka diminta untuk melaporkan ke Dirjen P2P.

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

6 Tanda Tubuh Terlalu Banyak Konsumsi Garam

6 Tanda Tubuh Terlalu Banyak Konsumsi Garam

Tren
BMKG Sebut Badai Matahari Ganggu Jaringan Starlink Milik Elon Musk

BMKG Sebut Badai Matahari Ganggu Jaringan Starlink Milik Elon Musk

Tren
Suhu di Semarang Disebut Lebih Panas dari Biasanya, Ini Penyebabnya Menurut BMKG

Suhu di Semarang Disebut Lebih Panas dari Biasanya, Ini Penyebabnya Menurut BMKG

Tren
Selalu Merasa Lapar Sepanjang Hari? Ketahui 12 Penyebabnya

Selalu Merasa Lapar Sepanjang Hari? Ketahui 12 Penyebabnya

Tren
Prakiraan BMKG: Wilayah yang Berpotensi Dilanda Hujan Lebat, Angin Kencang, dan Petir 13-14 Mei 2024

Prakiraan BMKG: Wilayah yang Berpotensi Dilanda Hujan Lebat, Angin Kencang, dan Petir 13-14 Mei 2024

Tren
[POPULER TREN] UKT dan Uang Pangkal yang Semakin Beratkan Mahasiswa | Kronologi Kecelakaan Bus Subang

[POPULER TREN] UKT dan Uang Pangkal yang Semakin Beratkan Mahasiswa | Kronologi Kecelakaan Bus Subang

Tren
7 Gejala Stroke Ringan yang Sering Diabaikan dan Cara Mencegahnya

7 Gejala Stroke Ringan yang Sering Diabaikan dan Cara Mencegahnya

Tren
Kecelakaan Bus SMK Lingga Kencana, Izin Kendaraan Mati, Pengusaha Harus Dipolisikan

Kecelakaan Bus SMK Lingga Kencana, Izin Kendaraan Mati, Pengusaha Harus Dipolisikan

Tren
8 Tanda Batu Ginjal dan Cara Mencegahnya

8 Tanda Batu Ginjal dan Cara Mencegahnya

Tren
400 Produk Makanan India Ditandai Mengandung Kontaminasi Berbahaya

400 Produk Makanan India Ditandai Mengandung Kontaminasi Berbahaya

Tren
Kecelakaan Maut Rombongan SMK di Subang dan Urgensi Penerapan Sabuk Pengaman bagi Penumpang Bus

Kecelakaan Maut Rombongan SMK di Subang dan Urgensi Penerapan Sabuk Pengaman bagi Penumpang Bus

Tren
'Whistleblower' Israel Ungkap Kondisi Tahanan Palestina, Sering Alami Penyiksaan Ekstrem

"Whistleblower" Israel Ungkap Kondisi Tahanan Palestina, Sering Alami Penyiksaan Ekstrem

Tren
9 Negara Tolak Palestina Jadi Anggota PBB, Ada Argentina-Papua Nugini

9 Negara Tolak Palestina Jadi Anggota PBB, Ada Argentina-Papua Nugini

Tren
Vasektomi Gratis dan Dapat Uang Imbalan, Ini Penjelasan BKKBN

Vasektomi Gratis dan Dapat Uang Imbalan, Ini Penjelasan BKKBN

Tren
Pendaftaran CPNS 2024 Diundur hingga Juni 2024, Ini Alasan Kemenpan-RB

Pendaftaran CPNS 2024 Diundur hingga Juni 2024, Ini Alasan Kemenpan-RB

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com