Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Irvan Maulana
Direktur Center of Economic and Social Innovation Studies (CESIS)

Peneliti dan Penulis

Ekosistem Filantropi Indonesia dan Maturitas Big Data

Kompas.com - 14/09/2022, 15:46 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

MENURUT laporan The 2022 Global Philanthropy Environment Index, salah satu kesenjangan terbesar dalam ekosistem filantropi di Indonesia adalah kurangnya data yang komprehensif.

Selama ini, data dikumpulkan tanpa dukungan sistem dan manajemen data yang tepat, sehingga lembaga filantropi relatif belum siap dengan pertumbuhan data dalam skala besar.

Sejatinya, perkembangan informasi tentang filantropi dalam lingkup ekosistem virtual akan meningkatkan volume data dalam jumlah besar (big data).

Hudaefi (2021) dalam riset zakat bertajuk "Zakat administration in times of COVID-19 pandemic in Indonesia: a knowledge discovery via text mining" menyebutkan, maraknya fenomena virtual akan mendorong revolusi pengelolaan data filantropi, sehingga akan membentuk teori filantropi sosio-ekonomi baru yang berasal dari informasi ekosistem virtual.

Baca juga: Kemana Arah Filantropi Indonesia Pasca-Kasus ACT?

Integrasi big data dan pengelolaan filantropi pada akhirnya membentuk solidaritas virtual ekonomi dan sosial baru. Solidaritas virtual akan membentuk kekuatan kolektif dan memperkuat masyarakat menghadapi masa-masa sulit.

Seiring dengan pertumbuhan kinerja lembaga filantropi, volume data itu terus bertambah dari hari ke hari. Akibatnya, evolusi big data tidak dapat dihindari.

Saat ini, big data harus menjadi salah satu sumber informasi untuk sebuah kebijakan. Maka, sumber data tidak hanya dari database konvensional tetapi juga dari big data yang setiap detik terus mengalami pertumbuhan.

Hal ini perlu mendapat perhatian dalam pengelolaan filantropi nasional, sebab big data mampu mengekstrak informasi secara sistematis dan menangani akumulasi data yang terlalu besar atau kompleks untuk ditangani oleh perangkat lunak aplikasi pemrosesan data konvensional.

Sejumlah tantangan

Tantangan utama dalam menangani sejumlah besar data terkait dengan lima karakteristik big data yaitu volume, kecepatan (velocity), variasi (variety), kebenaran (veracity) dan nilai (value). Data tersebut harus dikelola dengan hati-hati oleh lembaga filantropi karena data filantropi berada dalam informasi yang masif dan tidak terstruktur, sebagian besar dalam bentuk numerik, teks dan citra, ada kebutuhan lembaga filantropi untuk beralih ke mekanisme manajemen data yang holistik.

Perbaikan manajemen data lembaga filantropi yang lebih terstruktur dalam mengelola volume data besar mampu mengoptimalkan transparansi pelaporan yang lebih baik, melahirkan keputusan yang tepat dan menanamkan keyakinan dan kepercayaan masyarakat pada pengelolaan dan distribusi filantropi yang lebih baik.

Baca juga: Big Data: Pengertian, Karakteristik, dan Implementasinya 

Dengan melibatkan analitis big data, lembaga filantropi secara bersamaan bisa meningkatkan kinerja filantropi sekaligus secara berkala agar dapat meningkatkan distribusinya. Dengan meningkatnya jumlah filantropi yang dikumpulkan dari berbagai sumber, lembaga filantropi harus mengelola dan mengamankan bertambahnya data setiap hari.

Dengan mengelola data yang terus bertambah, lembaga filantropi harus bisa memanfaatkannya untuk meningkatkan kinerja filantropi secara gradual. Akibatnya, saat ini tingkat pertumbuhan jumlah data yang dikumpulkan terus menunjukkan perkembangan yang menggembirakan.

Tantangan bagi departemen teknologi informasi (TI) lembaga filantropi adalah tingkat pertumbuhan ini dengan cepat melampaui kemampuan lembaga untuk mengelola datanya secara efektif dan menganalisis data filantropi untuk mengekstrak “interpretasi data” yang berarti bagi pengambilan keputusan yang lebih akurat guna memastikan kinerja filantropi yang lebih efektif.

Langkah strategis

Agar berhasil mengimplementasikan teknologi big data sebagai alat analisis dalam membangun ekosistem filantropi yang lebih komperhensif, dibutuhkan langkah strategis.

Pertama, lembaga filantropi harus terlebih dahulu mendapatkan kumpulan data yang sesuai, yang akan menopang kemampuan big data lembaga tersebut (Moore, 2014). Dengan demikian, big data berfungsi sebagai solusi strategis kritis bagi lembaga filantropi, mengoptimalkan dan memastikan bahwa informasi penting tentang pengelolaan filantropi dikelola dengan baik.

Halaman Berikutnya
Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

UPDATE Banjir Sumbar: 57 Orang Meninggal, 32 Warga Dilaporkan Hilang

UPDATE Banjir Sumbar: 57 Orang Meninggal, 32 Warga Dilaporkan Hilang

Tren
Dibuka Hari Ini, Berikut Alur Pendaftaran Sekolah Kedinasan 2024

Dibuka Hari Ini, Berikut Alur Pendaftaran Sekolah Kedinasan 2024

Tren
Alasan Sopir Bus Ditetapkan sebagai Tersangka Kasus Kecelakaan di Subang

Alasan Sopir Bus Ditetapkan sebagai Tersangka Kasus Kecelakaan di Subang

Tren
Apa Itu Kalori? Berikut Manfaat dan Jumlah yang Direkomendasikan bagi Tubuh

Apa Itu Kalori? Berikut Manfaat dan Jumlah yang Direkomendasikan bagi Tubuh

Tren
BMKG Keluarkan Peringatan Dini Kekeringan di Jawa Tengah 11-20 Mei 2024, Ini Wilayahnya

BMKG Keluarkan Peringatan Dini Kekeringan di Jawa Tengah 11-20 Mei 2024, Ini Wilayahnya

Tren
Bukan Mei 2024, Ini Badai Matahari Terkuat yang Pernah Tercatat dalam Sejarah

Bukan Mei 2024, Ini Badai Matahari Terkuat yang Pernah Tercatat dalam Sejarah

Tren
Benarkah Minum Vitamin Sebelum Makan Picu Mual dan Muntah? Ini Kata Guru Besar UGM

Benarkah Minum Vitamin Sebelum Makan Picu Mual dan Muntah? Ini Kata Guru Besar UGM

Tren
Wilayah Berpotensi Hujan Lebat, Petir, dan Angin Kencang pada 15-16 Mei 2024

Wilayah Berpotensi Hujan Lebat, Petir, dan Angin Kencang pada 15-16 Mei 2024

Tren
[POPULER TREN] Potensi Cuaca Ekstrem 14-15 Mei | Dampak Berhenti Minum Teh Sebulan

[POPULER TREN] Potensi Cuaca Ekstrem 14-15 Mei | Dampak Berhenti Minum Teh Sebulan

Tren
Saat Real Madrid Daftar Jadi Polisi, Tak Ingin Menyerah sampai 'Juara'

Saat Real Madrid Daftar Jadi Polisi, Tak Ingin Menyerah sampai "Juara"

Tren
NASA Akan Bangun Jalur Kereta Api di Bulan untuk Memudahkan Kerja Astronot

NASA Akan Bangun Jalur Kereta Api di Bulan untuk Memudahkan Kerja Astronot

Tren
Pasien Pertama Penerima Donor Ginjal Babi Meninggal Dunia, Sempat Bertahan Hidup 2 Bulan

Pasien Pertama Penerima Donor Ginjal Babi Meninggal Dunia, Sempat Bertahan Hidup 2 Bulan

Tren
Peneliti Ungkap Ras Kucing yang Miliki Harapan Hidup Paling Lama, Jenis Apa?

Peneliti Ungkap Ras Kucing yang Miliki Harapan Hidup Paling Lama, Jenis Apa?

Tren
Bagaimana Nasib Uang Nasabah Paytren Pasca Ditutup? Ini Kata Yusuf Mansur

Bagaimana Nasib Uang Nasabah Paytren Pasca Ditutup? Ini Kata Yusuf Mansur

Tren
Jaringan Sempat Eror Disebut Bikin Layanan Terhambat, BPJS Kesehatan: Tetap Bisa Dilayani

Jaringan Sempat Eror Disebut Bikin Layanan Terhambat, BPJS Kesehatan: Tetap Bisa Dilayani

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com