KOMPAS.com - Proses pemeriksaan untuk data set yang sangat besar dan beragam adalah big data.
Big data atau sering disebut dengan mahadata menjadi istilah umum untuk himpunan data dengan jumlah yang sangat besar, runit, dan tidak terstruktur.
Sehingga menjadikan big data sukar diatangai bila hanya menggunakan perkakas manajemen pangkalan data biasa atau aplikasi pengolah data tradisional belaka.
Dikutip dari buku Mahadata (2021) oleh Brian Clegg, big data adalah data dengan kapasitas yang besar, yang berukuran terabyte, petabyte (1.000 terabyte), dan seterusnya.
Tujuan big data yaitu meminimalkan risiko kegagalan prakiraan dengan mengumpulkan sebanyak mungkin data. Hal ini bisa memungkinkan para pengendali mahadata melakukan hal-hal yang dulu belum mungkin.
Baca juga: Pengertian Information Privacy dan Perlindungan Data Pribadi
Beberapa karakteristik big data, yaitu:
Jumlah data yang dihasilkan dan disimpan, di mana ukuran data menentukan nilai potensi dan kedalamannya, serta apakah itu benar-benar dapat dianggap sebagai big data atau tidak.
Jenis dan sifat data ini membantu pengguna yang menganalisisnya untuk menggunakan hasil informasi secara efektif.
Kecepatan data yang dihasilkan dan diproses untuk memenuhi tuntutan dan tantangan yang ada dalam perkembangan dan pengembangan.
Dilansir dari buku Big Data: Informasi Dalam Dunia Digital (2022) oleh Muttaqin dan kawan-kawan, penggunaan big data sudah diimplementasikan hampir di semua industri, seperti:
Big data dalam perbankan dimanfaatkan untuk customer retention dan acquisition. Di mana bank melakukan analisa data dan menargetkan iklan berbasiskan machine learning.
Big data juga menemukan anomali dalam setiap transaksi pada bank, bila transaksi tersebut tidak cocok dengan profil dari si pengguna.
Baca juga: Mengapa Data Kependudukan Penting Diketahui?
Data pada ritel tidak hanya untuk menyimpan data arang, tetapi juga data pelanggan, riwayat pembelian pelanggan, sampai kebiasaan pelanggan berbelanja.
Perusahaan yang mengaplikasikan big data dapat mengolah informasi tersebut untuk menganalisis perilaku dan kebutuhan konsumen.
Data yang diolah, dijadikan strategi untuk menentukan segmen pasar. Selain itu, manajemen yang dibutuhkan dalam bisnis ritel adalah analisis stok dengan tujuan menghindari kelebihan stok dan memastikan bahwa perusahaan memiliki barang terlaris.