Shoji Morimoto was often chided for ‘doing nothing’ at work. The Tokyo resident says he started wondering ‘what would happen if I provided my ability to 'do nothing' as a service to clients.’
Meet the ‘Rental-Do-Nothing-Man’ https://t.co/zklU2wHY2x pic.twitter.com/WENjwrjKIV
— Reuters (@Reuters) September 6, 2022
Pekan lalu, Morimoto duduk di seberang Aruna Chida, seorang perempuan yang bekerja sebagai analis data berusia 27 tahun yang mengenakan sari, mengobrol ringan sambil minum teh dan kue.
Chida ingin mengenakan pakaian India di depan umum tetapi khawatir itu akan mempermalukan teman-temannya.
Sehingga dia menghubungi Morimoto untuk meminta menemaninya.
"Dengan teman-teman saya, saya merasa harus menghibur mereka, tetapi dengan tukang sewa (Morimoto) saya tidak merasa perlu untuk mengobrol," katanya.
Sebelum Morimoto menemukan panggilan sejatinya, dia bekerja di sebuah perusahaan penerbitan dan sering dicaci karena "tidak melakukan apa-apa".
"Saya mulai bertanya-tanya apa yang akan terjadi jika saya memberikan kemampuan saya untuk 'tidak melakukan apa-apa' sebagai layanan kepada klien," katanya.
Baca juga: Viral, Kisah Pria Indonesia Dibayar Rp 90 Juta karena Editan Fotonya
Shoji Morimoto has what some would see as a dream job: he gets paid to do pretty much nothing. https://t.co/UKzwPnmIbl
— Intl. Business Times (@IBTimes) September 6, 2022
Pekerjaan menemani klien sekarang menjadi satu-satunya sumber pendapatan Morimoto, yang dengannya dia menghidupi istri dan anaknya.
Meskipun dia menolak untuk mengungkapkan berapa banyak yang dia hasilkan, dia mengatakan dia melihat sekitar satu atau dua klien sehari. Sebelum pandemi, itu tiga atau empat hari.
Saat ia menghabiskan hari Rabu tanpa melakukan apa-apa di Tokyo, Morimoto merenungkan sifat aneh pekerjaannya dan tampaknya mempertanyakan masyarakat yang menghargai produktivitas dan mencemooh ketidakbergunaan.
"Orang cenderung berpikir bahwa 'tidak melakukan apa-apa' saya itu berharga karena berguna (bagi orang lain) ... Tapi tidak apa-apa untuk benar-benar tidak melakukan apa-apa. Orang tidak harus berguna dengan cara tertentu," katanya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.