Karena itulah, data menjadi sangat tersebar sekaligus tidak terintegrasi satu sama lainnya. Padahal populasi yang ada di Jakarta ini tidaklah sedikit mencapai 11 juta. Belum dengan warga non Jakarta yang bekerja yang jumlahnya juga jutaan orang tiap harinya.
Otomatis, dengan tipografi semacam ini, maka sistem data menjadi tertutup, layanan tidak terkoneksi satu sama lainnya, serta sudah pasti tidak efisien karena mahalnya dana yang dikeluarkan.
Ditambah beban pandemi yang berkelanjutan, maka banyaknya apps ini jadi kontraproduktif karena kualitas layanan ke publik malah menurun bukannya balik terbantu apps tersebut.
Berangkat atas fakta tersebut, lahirnya Super Aplikasi Jakarta Kini (JAKI) yang memadukan banyak aplikasi tersebar secara efektif efisien.
Hal ini juga terinspirasi dari kutipan Profesor Otto Scharmer dari MIT yang menyebutkan “Dari Egosistem, Berubah Menjadi Ekosistem”.
Di dalam ekosistem tersebut, secara umum, ada integrasi dari tiga kriteria layanan yang diberikan, yakni interaksi masyarakat dengan pemerintah, masyarakat dengan bisnis, serta masyarakat dengan masyarakat.
Interaksi masyarakat dengan pemerintah contohnya fitur JakLapor, JakPantau, Ambulans, JakISPU, Pendaftaran Vaksin dst, telah meringkas banyak aplikasi yang sebelumnya ada di masing-masing dinas.
Kemudian masyarakat dengan bisnis seperti JakOne, MRT-J, Tokopedia, JakPreneur, Grab, Gojek, dan Shopee serta masyarakat dengan masyarakat seperti Musrenbang Online, JakPangan, JakWIFI, JakRepon, CLM, dan KSBB.
Digitalisasi pemerintahan tadi juga memungkinkan JAKI ada dalam satu genggaman dengan beribu layanan sekaligus.
Sebab, satu klik, di dalamnya sudah ada JakPenda dari Badan Pendapatan Daerah, JakEvo (Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Satu Pintu), Alpukat Betawi (Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil) dan banyak lagi.
Kemudahan inilah yang membuat JAKI hingga 1 Juli 2022 lalu sudah diunduh sedikitnya 3,07 juta kali.
Fitur lainnya seperti JakWIFI sudah digunakan lebih dari 20 juta pengguna gratis dari 9.040 titik-nya.
Untuk fitur vaksinasi, 84 persen tingkat vaksinasi telah dicatat penduduk Jakarta serta tersalurkannya 151.567 bantuan sosial KSBB untuk mereka yang terdampak pandemi.
Belum cukup sampai sana. Dari 101.397 laporan masyarakat ke pemerintah, 98,88 persen sudah diselesaikan.
Ini wajar terjadi karena integrasi JAKI telah membuat fitur JakLapor alami proses submission yang tadinya lebih dari satu hari menjadi hanya 2-3 menit, rerata waktu resolusi dari lebih dua minggu jadi sehari, serta tingkat kesuksesan penyelesaian masalah dari 55 persen naik menjadi 90 persen.