Keputusan PDIP ini bukan tanpa alasan. Jokowi saat itu tengah "naik daun" dan memiliki popularitas tinggi.
Untuk melawan pasangan Jokowi-JK, Prabowo menggandeng politisi Partai Amanat Nasional (PAN) Hatta Rasaja.
Hasilnya, Jokowi-JK memenangkan Pilpres 2014 dengan perolehan 70.997.833 suara (53,15 persen), sementara Prabowo-Hatta Rajasa memperoleh 62.576.444 suara (46,85 persen).
Pilpres 2014 tersebut menjadi awal mula polarisasi politik panjang yang masih berlangsung hingga saat ini.
Baca juga: Pilpres 2024, ke Mana Pendukung Jokowi Akan Berlabuh?
Untuk kedua kalinya, Jokowi dan Prabowo bertarung dalam Pilpres dengan komposisi wakil presiden yang berbeda.
Pada Pilpres 2019, Jokowi menggandeng KH Maruf Amin sebagai cawapres, sementara Prabowo menggandeng Sandiaga Uno.
Tak ada perbedaan mencolok dalam peta politik Pilpres 2019. Hasilnya, Jokowi kembali mengalahkan Prabowo.
Perolehan suara Jokowi-Ma'ruf mencapai 85.607.362 atau 55,50 persen suara, sedangkan perolehan suara Prabowo-Sandi sebanyak 68.650.239 atau 44,50 persen suara.
Sementara selisih suara kedua pasangan mencapai 16.957.123 atau 11 persen suara.
Baca juga: Melihat Peluang Duet Anies-Puan di Pilpres 2024
Infografik: Profil Menteri,
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.