Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tensi Naik Saat Emosi? Begini Cara Menurunkan Tekanan Darah Selepas Marah

Kompas.com - 14/08/2022, 09:05 WIB
Alinda Hardiantoro,
Inten Esti Pratiwi

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Penderita darah tinggi atau hipertensi kerap dikaitkan dengan sifat yang mudah tersulut kemarahan.

Banyak orang yang mengatakan bahwa penderita darah tinggi suka marah dan memiliki emosi yang tidak stabil.

Anggapan tersebut tidak sepenuhnya salah. Baru-baru ini, studi menunjukkan bahwa pria yang marah memiliki tekanan darah yang lebih tinggi dan lebih berisiko terkena penyakit jantung.

Menurut Health Central, tidak ada mekanisme pasti mengapa kemarahan bisa meningkatkan tekanan darah tinggi.

Akan tetapi, hal itu kemungkinan bisa terjadi karena peningkatan aktivasi sistem saraf pada orang marah yang bisa menyebabkan kadar katekolamin menjadi lebih besar (seperti adrenalin), sehingga menumpuk dan meningkatkan tekanan darah.

Sayangnya, penyakit tekanan darah tinggi adalah gangguan kesehatan yang tidak dapat disembuhkan, namun bisa dikendalikan.

Baca juga: Kebanyakan Mengonsumsi Makanan Asin? Ini 9 Cara Menurunkan Tekanan Darah Tinggi

Berikut Kompas.com merangkum cara menurunkan tekanan darah tinggi yang naik ketika marah.

1. Berolahraga

Penelitian menyebutkan bahwa berolahraga dapat mengurangi stres sehingga penderita darah tinggi tidak mudah marah.

Untuk sebagian orang, olahraga aerobik seperti tinju atau jogging cukup efektif menjaga suasana hati.

Namun, untuk sebagian orang lainnya olahraga yoga sangat ideal untuk mengatasi tekanan darah tinggi saat marah.

Ilustrasi yoga.SHUTTERSTOCK / insta_photos Ilustrasi yoga.

2. Menjaga waktu tidur

Dilansir dari Mayo Clinic, tidur yang tidak teratur atau waktu tidur yang kurang dapat berpengaruh pada perasaan stres dan kecemasan sehingga berpengaruh pada tekanan darah Anda.

Kurang tidur juga berdampak negatif pada suasana hati, kewaspadaan mental, tingkat energi, hingga kesehatan fisik.

Anda bisa memulai membenahi waktu tidur dan mengurangi konsumsi kafein. Sebab, kurangnya waktu tidur merupakan stimulan dan dapat meningkatkan tekanan darah.

Baca juga: Simak, Ini Tekanan Darah Normal Sesuai Usia

3. Menyederhanakan agenda harian

Bagi Anda yang kerap merasa terburu-buru, luangkan beberapa menit untuk meninjau agenda dan daftar acara Anda.

Sebab, kebiasaan terburu-buru itu dapat berakibat pada rasa stres yang berpengaruh pada peningkatan tekanan darah.

Cobalah mengatur agenda harian lebih sedikit dan menyisakan waktu untuk beristirahat.

Dengan begitu Anda akan terhindar dari buru-buru dan dapat mengontrol tekanan darah Anda.

4. Ngobrol dengan teman

Mengendalikan tekanan darah tinggi dengan cara mengelola stres juga bisa dilakukan dengan berbicara dengan teman.

Cobalah untuk ngobrol dengan teman di sekitar Anda. Dengan begitu, Anda akan terhindar dari rasa kesepian, stres, dan depresi.

Anda juga bisa mengikuti kursus atau terlibat dalam agenda sosial untuk menemukan teman baru.

Baca juga: Sumber Karbohidrat yang Bisa Menurunkan Tekanan Darah Tinggi, Salah Satunya adalah Kurma

5. Bersantai sejenak

Mengambil napas dalam-dalam dan lambat dapat membantu Anda merasa lebih rileks.

Hal tersebut dapat mengatasi amarah di dalam hati sehingga dapat mengontrol tekanan darah tetap normal.

Selain menghirup napas dalam-dalam, Anda juga bisa mencoba mendengarkan lagu atau menggambar untuk membuat tubuh lebih rileks.

Ilustrasi mendengarkan musik PEXELS/BURST Ilustrasi mendengarkan musik

6. Mengubah perspektif

Mengatasi kenaikan tekanan darah ketika marah bisa dimulai dengan mengubah perspektif.

Kurangi kecenderungan untuk mengeluh. Mulailah dengan mengakui perasaan Anda tentang situasi yang sedang terjadi.

Cobalah untuk fokus menemukan solusi saat dihadapkan oleh sebuah masalah.

Baca juga: Menurunkan Tekanan Darah dengan Secangkir Teh, Begini Penjelasan Ilmiahnya

7. Berpikir sebelum berbicara

Ketika dilanda kemarahan, Anda akan mudah mengatakan hal-hal yang menyakitkan tanpa memikirkan konsekuensinya.

Padahal, ucapan yang disampaikan ketika Anda emosi dapat berbalik menjadi bumerang sehingga memicu kenaikan tekanan darah.

Oleh karena itu, cobalah berpikir logis ketika amarah mulai menguasai diri Anda.

Selama perasaan stres dan marah itu masih ada, potensi kenaikan tekanan darah akan terus terjadi.

Jika stres dan kemarahan terus berlanjut dan tidak segera diatasi maka dapat mengakibatkan terjadinya tekanan darah tinggi. Akibatnya, hal itu akan memicu risiko penyakit jantung.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com