Pengangkatan ini membuat perut pasien menjadi lebih kecil, sehingga tidak bisa menampung banyak makanan.
Ini juga mengurangi produksi hormon ghrelin yang mengatur nafsu makan.
Metode bariatric yang satu ini menempatkan pita tiup di bagian atas perut yang akan menciptakan kantong lebih kecil.
Sama seperti sleeve gastrectomi, penyesuaian pita lambung juga akan membuat kemampuan menyimpan makanan pasien menjadi lebih sedikit. Jadi pasien akan cepat merasa kenyang.
Ukuran pita akan berkurang seiring berjalannya waktu dengan penyesuaian berulang.
Terakhir adalah metode saklar duodenum, di mana dokter akan membuat kantong berbentuk tabung di sebagian perut dan melewati sebagian besar usus kecil.
Apa yang dilakukan adalah membatasi jumlah makanan yang dapat ditampung perut dan membuat rasa kenyang datang lebih cepat.
Bariatric adalah tindakan operasi yang sangat efektif, tetapi juga menyimpan risiko yang besar, seperti pasien bisa mengalami kekurangan vitamin atau malnutrisi.
Dikutip dari Mayo Clinic, intinya, prosedur bariatric ada yang bekerja dengan membatasi jumlah kemampuan makan, ada yang mengurangi kemampuan tubuh menyerap nutrisi, ada pula yang bekerja dengan keduanya.
Baca juga: Kisah Yuliana-Yuliani, Kembar Siam Dempet Kepala Operasi Tahun 1987
Seperti dijelaskan di awal, bariatric dilakukan untuk menurunkan berat badan ketika pasien telah melakukan diet dan olahraga namun tidak berhasil membuat berat badannya turun ideal.
Berat badan yang berlebih itu bisa berisiko mendatangkan beragam penyakit berat seperti jantung, hipertensi, diabetes tipe 2, apnea tidur, dan lain-lain.
Perlu diingat, operasi bariatric bukan didesain untuk semua orang yang kelebihan berat badan. Ada kriteria medis tertentu yang harus dipenuhi.
Biasanya tindakan ini disarankan dilakukan pada pasien yang tidak berhasil menurunkan berat badan dengan diet dan olahraga.
Atau, akan disarankan pada pasien yang mengalami sakit berat akibat berat badan berlebih yang dimilikinya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.