KOMPAS.com - Pelawak senior Tanah Air, Rini S Bon Bon, meninggal dunia pada Minggu, 10 Juli 2022, pukul 17.00 WIB.
Kabar duka ini dikonfimasi oleh pemain sinetron sekaligus pelawak Qubil melalui pesan singkat.
"Innalillahi wa inna illaihi rojiun. Ya Allah Ya Robb, satu lagi Engkau panggil sahabat baik kami Rini S Bon Bon sekitar jam 17.00 tadi sore," isi pesan Qubil, dilansir dari Kompas.com (10/7/2022).
Meski belum diketahui penyebab tutup usia, tetapi Bon Bon, sapaannya, sebelumnya tengah melawan penyakit diabetes yang menggerogoti tubuhnya.
Rini diketahui mengidap diabetes melitus sejak 1996 silam. Akibat penyakit ini, Dirinya berulang kali pergi ke rumah sakit.
Lantas, siapa sosok Rini S Bon Bon?
Baca juga: Pelawak Rini S Bon Bon Meninggal Dunia
Dilansir dari Tribun, Rini S Bon Bon adalah pelawak yang wara-wiri di dunia televisi Indonesia pada era 90-an.
Bukan bidang komedi, pemilik nama lengkap Irni Yusnita ini justru mengawali karier di dunia teater.
Dalam sebuah dokumentasi 2013, Rini menceritakan perjalanan kariernya menjadi seorang komedian.
Saat itu, Rini memiliki tubuh besar dengan berat 105 kilogram. Inilah, menurut Rini, yang kemungkinan dianggap lucu oleh orang-orang.
"Orang karena melihat saya ini dengan kelucuan, mungkin dulu badan saya teramat besar sampai 105 kilo," tutur Rini.
"Jadi orang menganggap saya adalah seorang komedian, tapi pada dasarnya saya basic-nya adalah seorang teater," imbuh dia.
Setelah berbagai pengalaman di acara dan sinetron komedi, Rini ingin kembali memainkan peran serius.
Akhirnya, ia berkesempatan membintangi sebuah sinetron berjudul "Kaca", bercerita tentang seorang perempuan bertubuh gemuk yang disukai oleh seorang laki-laki.
Melalui peran tersebut, Rini pun mulai dikenal sebagai seorang selebritas.
Penyakit diabetes melitus yang menyerang Rini S Bon Bon membuat kariernya di industri hiburan sempat terhenti.
Sebagaimana diberitakan Kompas.com pada 2009, Rini dikabarkan hampir kehilangan kaki gara-gara sebuah peniti.
Pada 2008, saat Rini melakukan syuting, ia mengenakan sepatu yang ternyata tak muat. Akibatnya, ibu jari kaki kanan Rini pun lecet dan membentuk luka melenting.
Rini yang penasaran dengan lentingan tersebut memecahkan gelembung luka menggunakan peniti. Namun, luka itu justru bertambah parah dan mengeluarkan bau tidak sedap.
"Sebagai penderita diabetes, sudah seharusnya memang Mak Vik (sebutan Rini dari keluarga) lebih waspada menangani luka di tubuhnya," tutur Nurahmi, adik bungsu Rini.
Nurahmi menceritakan, Rini telah menderita diabetes melitus sejak 1996. Penyakit ini merupakan turunan dari sang ayah.
Selain Rini, penyakit yang sama juga menyerang empat saudara lain. Meski demikian, Rini mengalami diabetes "basah", sehingga luka yang dialami sulit sembuh bahkan bisa bernanah.
Semakin hari, Nurahmi mengatakan bahwa lenting yang dipecah peniti tersebut semakin meluas, mengeluarkan nanah, dan bau tidak sedap.
Akibat lukanya, Rini tak mampu berjalan lagi dan dokter menyarankan untuk melakukan amputasi.
Akan tetapi, Rini tetap optimis dan tak begitu saja menyerah. Ia lantas mengganti pola makan dan menjalani pengobatan, hingga kakinya bisa diselamatkan.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.