Perusahaan berupaya untuk menghentikan kebocoran gas yang diduga akibat runtuhnya dinding sumur bagian dalam ini dengan cara menginjeksi lumpur berat ke dalam sumur.
Sayangnya upaya tersebut tidak membuahkan hasil optimal. Sumur pengeboran masih tetap menyemburkan material panas dari dalam Bumi.
Luapan lumpur yang kian meluas, dikhawatirkan akan membanjiri pemukiman warga.
Untuk itu, dibangunlah tanggul-tanggul penahan dari material tanah yang dikerjakan menggunakan eskavator dan alat-alat berat lain.
Namun, lumpur yang tak kunjung berhenti dan tanggul yang tak kuat menahan, menyebabkan tanggul beberapa kali mengalami jebol.
Akibatnya, lumpur yang semula ditahan pun tumpah dan menerjang dan membanjiri pemukiman warga.
Baca juga: Semburan Lumpur Muncul di Pasaman Barat Pasca Gempa, Ahli Duga Likuifaksi
Diberitakan Harian Kompas, 29 Mei 2021, tanggul penahan lumpur setinggi 3 meter di Desa Siring jebol sepanjang 15 meter pada 10 Agustus 2006.
Akibatnya, 750 rumah warga tergenang, 5.680 jiwa diungsikan, dan jalur kereta api Surabaya-Malang dan Surabaya-Banyuwangi tertutup.
Hingga kini, tidak ada yang bisa memastikan kapan lumpur Lapindo akan berhenti menyembur.
Akibat peristiwa ini pula, sebanyak empat desa di Kabupaten Sidoarjo, Jawa Timur tenggelam.
Desa tersebut antara lain Desa Ketapang, Renokonongo, Kedung Bendo, dan Desa Besuki.
Dilansir dari pemberitaan Kompas.com, 14 November 2019, Pemkab Sidoarjo mengusulkan penghapusan empat desa tersebut.
Selain itu, Pemkab juga mengusulkan penataan kembali 11 desa terdampak, seperti Desa Glagaharum, Pamotan, Wunut, Mindi, Jatirego, Siring, Gedang, Kalitengah, Gempolsari, Kedung Cangkring, dan Desa Pejarakan.
Baca juga: Fakta Semburan Lumpur Panas di Mandailing Natal
(Sumber: Kompas.com/Luthfia Ayu Azanella | Rizal Setyo Nugroho)
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.