Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Jaya Suprana
Pendiri Sanggar Pemelajaran Kemanusiaan

Penulis adalah pendiri Sanggar Pemelajaran Kemanusiaan.

Bang Yos Tidak Rasis

Kompas.com - 29/05/2022, 05:30 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

LETJEN TNI (purnawirawan) DR h.c Sutiyoso S.H dituduh rasis akibat merasa prihatin atas nasib tenaga kerja Indonesia dikhawatirkan terdampak banyaknya tenaga kerja asing Republik Rakyat China masuk ke Indonesia.

Tuduhan rasis berbobot cukup berat mengingat sejak masa kepresidenan Gus Dus, republik Indonesia sudah resmi memiliki undang-undang antirasisme.

Makin tinggi pohon makin deras diterpa angin maka wajar bahwa seorang politisi dengan profil setinggi mantan Gubernur Jakarta serta Kepala BIN, Sutiyoso memiliki cukup banyak antipatisan yang tidak suka kepada diri putra terbaik Indonesia kelahiran Semarang ini.

Sejak Sutiyoso masih Pangdam Jaya secara pribadi saya sudah kenal beliau yang kemudian menjadi Gubernur Jakarta.

Apalagi setelah Bang Yos bergabung ke laskar wayang orang Indonesia Pusaka untuk berperan sebagai Sri Kresna, hubungan saya dengan Bang Yos menjadi makin akrab.

Masih ditambah putri beliau, Yessy Sutiyoso adalah mitra seperjuangan Aylawati Sarwono dalam menyelenggarakan pergelaran wayang orang dan seni tradisional Nusantara di panggung bergengsi kelas dunia mulai dari Sydney Opera House sampai UNESCO Paris.

Dari pergaulan akrab secara personal itu saya berani menjamin dengan penuh tanggung jawab bahwa Bang Yos sama sekali tidak rasis.

Saya tahu benar bahwa pendapat Bang Yos tentang tenaga kerja Republik Rakyat China sama sekali tidak bersifat rasis, namun sekadar merupakan opini sosial dan politik murni berdasar keprihatinan kemanusiaan yang adil dan beradab atas nasib tenaga kerja Indonesia.

Saya yakin Xi Yinping juga akan bersikap sama dengan Bang Yos apabila nasib tenaga kerja Republik Rakyat China terancam oleh tenaga kerja asing.

Demikian pula baik Trump mau pun Biden apalagi Obama pasti lebih mengutamakan kepentingan pekerja Amerika Serikat ketimbang pekerja asing.

Pada hakikatnya adalah wajar apabila para pemimpin sebuah bangsa lebih berpihak kepada tenaga kerja bangsanya sendiri ketimbang tenaga kerja asing.

Keberpihakan tersebut pada hakikatnya bukan rasisme, namun justru gelora semangat nasionalisme dan patriotisme.

Sebagai seorang warga Indonesia yang secara ras kerap disebut sebagai keturunan China, saya mohon dimaafkan oleh yang menuduh Bang Yos rasis untuk juga bersikap sama dan sebangun dengan nasionalisme ketenaga-kerjaan Bang Yos, yaitu sepenuhnya lebih berpihak kepada tenaga kerja Indonesia ketimbang tenaga kerja Republik Rakyat China.

Keberpihakan saya dan Bang Yos kepada tenaga kerja Indonesia semata merupakan kewajiban nasionalisme tanpa sedikit pun mengandung niat rasisme. MERDEKA!

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Kata Media Asing soal Kecelakaan Maut di Subang, Soroti Buruknya Standar Keselamatan di Indonesia

Kata Media Asing soal Kecelakaan Maut di Subang, Soroti Buruknya Standar Keselamatan di Indonesia

Tren
Pendaftaran STIS 2024 Dibuka 15 Mei, Total 355 Kuota, Lulus Jadi CPNS

Pendaftaran STIS 2024 Dibuka 15 Mei, Total 355 Kuota, Lulus Jadi CPNS

Tren
Mencari Bus Pariwisata yang Layak

Mencari Bus Pariwisata yang Layak

Tren
DNA Langka Ditemukan di Papua Nugini, Disebut Bisa Kebal dari Penyakit

DNA Langka Ditemukan di Papua Nugini, Disebut Bisa Kebal dari Penyakit

Tren
Duduk Perkara Komika Gerallio Dilaporkan Polisi atas Konten yang Diduga Lecehkan Bahasa Isyarat

Duduk Perkara Komika Gerallio Dilaporkan Polisi atas Konten yang Diduga Lecehkan Bahasa Isyarat

Tren
Arab Saudi Bangun Kolam Renang Terpanjang di Dunia, Digantung 36 Meter di Atas Laut

Arab Saudi Bangun Kolam Renang Terpanjang di Dunia, Digantung 36 Meter di Atas Laut

Tren
Penjelasan Pertamina soal Pegawai SPBU Diduga Intip Toilet Wanita

Penjelasan Pertamina soal Pegawai SPBU Diduga Intip Toilet Wanita

Tren
Kelas BPJS Kesehatan Dihapus Diganti KRIS Maksimal 30 Juni 2025, Berapa Iurannya?

Kelas BPJS Kesehatan Dihapus Diganti KRIS Maksimal 30 Juni 2025, Berapa Iurannya?

Tren
Penjelasan Polisi dan Dinas Perhubungan soal Parkir Liar di Masjid Istiqlal Bertarif Rp 150.000

Penjelasan Polisi dan Dinas Perhubungan soal Parkir Liar di Masjid Istiqlal Bertarif Rp 150.000

Tren
Apa yang Terjadi jika BPJS Kesehatan Tidak Aktif Saat Membuat SKCK?

Apa yang Terjadi jika BPJS Kesehatan Tidak Aktif Saat Membuat SKCK?

Tren
Uji Coba Implan Otak Neuralink Pertama untuk Manusia Alami Masalah, Ini Penyebabnya

Uji Coba Implan Otak Neuralink Pertama untuk Manusia Alami Masalah, Ini Penyebabnya

Tren
BPOM Rilis 76 Obat Tradisional Tidak Memenuhi Syarat dan BKO, Ini Daftarnya

BPOM Rilis 76 Obat Tradisional Tidak Memenuhi Syarat dan BKO, Ini Daftarnya

Tren
Update Banjir Sumbar: Korban Meninggal 41 Orang, Akses Jalan Terputus

Update Banjir Sumbar: Korban Meninggal 41 Orang, Akses Jalan Terputus

Tren
Ini Penyebab Banjir Bandang Landa Sumatera Barat, 41 Orang Dilaporkan Meninggal

Ini Penyebab Banjir Bandang Landa Sumatera Barat, 41 Orang Dilaporkan Meninggal

Tren
Gara-gara Mengantuk, Pendaki Gunung Andong Terpeleset dan Masuk Jurang

Gara-gara Mengantuk, Pendaki Gunung Andong Terpeleset dan Masuk Jurang

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com