Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Jaya Suprana
Pendiri Sanggar Pemelajaran Kemanusiaan

Penulis adalah pendiri Sanggar Pemelajaran Kemanusiaan.

Khawatir Kemelut Pasca-Pagebluk

Kompas.com - 24/05/2022, 05:30 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

AWAL tahun 2020, saya membaca berita bahwa virus Corona mulai bergerak dari Wuhan merambah ke seluruh daerah Republik Rakyat China untuk kemudian mengglobal sebagai pagebluk.

Pada saat itu saya sudah merasa khawatir. Saya khawatir siklus seratus tahun setelah pagebluk Flu Spanyol pasca-Perang Dunia I merajalela ke seantero dunia akan terjadi kembali dalam bentuk pagebluk Corona.

Kemudian fakta membuktikan bahwa pagebluk Corona berkembang sedemikian dahsyat sehingga di samping merenggut jutaan nyawa manusia juga memicu transformasi peradaban ekonomi kemudian sosial sebelum politik dan militer yang akhirnya meledak menjadi Perang Dunia II.

Ternyata kekhawatiran saya pada awal 2020 terwujud dalam bentuk perubahan ekonomi global yang mematikan industri transpor dunia serta industri pariwisata, namun menghidupkan industri kesehatan dan jasa online.

Produsen vaksin dan obat serta pelayanan kesehatan terkait saluran pernapasan manusia mengalami masa panen raya dalam skala yang sebelumnya belum pernah terjadi.

Masker yang semula berkonotasi kriminal bahkan terorisme sehingga menjadi alasan untuk dilarang dipakai oleh anak sekolah sampai para nasabah bank mendadak menjadi bagian busana rutin melekat pada kehidupan sehari-hari umat manusia.

Perkantoran digantikan metode WFH alias bekerja dari rumah masing-masing.

Teknologi audio visual jarak jauh menjadi produk laris manis dikonsum perorangan mau pun sekolah dan perusahaan sampai pemerintah.

Syukur alhamdullilah pada belahan kedua tahun 2021 mulai terasa gejala pagebluk Corona mereda, meski bermunculan varian baru yang disebut Delta sampai Omicron dan entah apa lagi namanya.

Namun mendadak pada Kamis 22 Februari 2022, Presiden Ukraina, Volodymyr Zelensky menjerit akibat Presiden Rusia, Vladymir Putin memerintahkan pasukan Rusia merangsek masuk wilayah Ukraina yang telah memerdekakan diri setelah Uni Sowyet bubar.

Ternyata agresi Rusia ke Ukrania nyata memengaruhi ekonomi global secara buruk terutama terhadap distribusi energi minyak bumi dan pangan yang dampaknya terasa ke berbagai pelosok dunia termasuk Indonesia.

Keresahan ekonomi sangat rawan memengaruhi keresahan sosial dan politik seperti terbukti telah terjadi Sri Lanka dan Pakistan sehingga bahkan melengserkan masing-masing pemimpinnya.

Akibat memiliki ketahanan ekonomi mau pun sosio politik relatif lebih kuat, maka sikon ekonomi di Indonesia masih relatif kondusif, namun bukan berarti menjadi alasan untuk bersikap lengah apalagi takabur.

Sebaiknya bangsa Indonesia terutama pemerintah tetap berpegang teguh pada kearifan ojo dumeh agar senantiasa eling lan waspodo dalam menghadapi suasana pascapandemi plus musibah perang Rusia-Ukrania yang belum kunjung berakhir sejak 24 Februari 2022 sampai dengan saat naskah sederhana ini ditulis.

Insya Allah, bangsa Indonesia lestari berjaya sebagai masyarakat adil dan makmur yang bergotong-royong membangun hidup damai dan sejahtera di negeri gemah ripah loh jinawi tata tenteram kerta raharja. MERDEKA!

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Pasien Pertama Penerima Donor Ginjal Babi Meninggal Dunia, Sempat Bertahan Hidup 2 Bulan

Pasien Pertama Penerima Donor Ginjal Babi Meninggal Dunia, Sempat Bertahan Hidup 2 Bulan

Tren
Peneliti Ungkap Ras Kucing yang Miliki Harapan Hidup Paling Lama, Jenis Apa?

Peneliti Ungkap Ras Kucing yang Miliki Harapan Hidup Paling Lama, Jenis Apa?

Tren
Bagaimana Nasib Uang Nasabah Paytren Pasca Ditutup? Ini Kata Yusuf Mansur

Bagaimana Nasib Uang Nasabah Paytren Pasca Ditutup? Ini Kata Yusuf Mansur

Tren
Jaringan Sempat Eror Disebut Bikin Layanan Terhambat, BPJS Kesehatan: Tetap Bisa Dilayani

Jaringan Sempat Eror Disebut Bikin Layanan Terhambat, BPJS Kesehatan: Tetap Bisa Dilayani

Tren
Seekor Kucing Mati Setelah Diberi Obat Scabies Semprot, Ini Kronologi dan Penjelasan Dokter Hewan

Seekor Kucing Mati Setelah Diberi Obat Scabies Semprot, Ini Kronologi dan Penjelasan Dokter Hewan

Tren
Riwayat Kafe Xakapa di Lembah Anai, Tak Berizin dan Salahi Aturan, Kini 'Tersapu' oleh Alam

Riwayat Kafe Xakapa di Lembah Anai, Tak Berizin dan Salahi Aturan, Kini "Tersapu" oleh Alam

Tren
Video Viral Detik-detik Petugas Damkar Tertabrak hingga Kolong Mobil

Video Viral Detik-detik Petugas Damkar Tertabrak hingga Kolong Mobil

Tren
Izin Paytren Aset Manajemen Dicabut OJK, Ini Alasannya

Izin Paytren Aset Manajemen Dicabut OJK, Ini Alasannya

Tren
Kelas BPJS Kesehatan Dihapus, Kemenkes Sebut KRIS Sudah Bisa Diterapkan

Kelas BPJS Kesehatan Dihapus, Kemenkes Sebut KRIS Sudah Bisa Diterapkan

Tren
Paus Fransiskus Umumkan 2025 sebagai Tahun Yubileum, Apa Itu?

Paus Fransiskus Umumkan 2025 sebagai Tahun Yubileum, Apa Itu?

Tren
Bisakah Cairkan JHT BPJS Ketenagakerjaan Tanpa Paklaring Usai Resign?

Bisakah Cairkan JHT BPJS Ketenagakerjaan Tanpa Paklaring Usai Resign?

Tren
Apa Itu Gerakan Blockout 2024 yang Muncul Selepas Met Gala dan Merugikan Taylor Swift juga Zendaya?

Apa Itu Gerakan Blockout 2024 yang Muncul Selepas Met Gala dan Merugikan Taylor Swift juga Zendaya?

Tren
Balon Udara Meledak di Ponorogo, Korban Luka Bakar 63 Persen, Polisi: Masuk Ranah Pidana

Balon Udara Meledak di Ponorogo, Korban Luka Bakar 63 Persen, Polisi: Masuk Ranah Pidana

Tren
Warga Korsel Dilaporkan Hilang di Thailand dan Ditemukan di Dalam Tong Sampah yang Dicor Semen

Warga Korsel Dilaporkan Hilang di Thailand dan Ditemukan di Dalam Tong Sampah yang Dicor Semen

Tren
Harta Prajogo Pangestu Tembus Rp 1.000 Triliun, Jadi Orang Terkaya Ke-25 di Dunia

Harta Prajogo Pangestu Tembus Rp 1.000 Triliun, Jadi Orang Terkaya Ke-25 di Dunia

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com