Sementara itu, dilansir dari Kompas.com, penggunaan internet terutama media sosial sangat berpengaruh terhadap popularitas K-pop di kalangan remaja Indonesia.
Penggunaan internet ini tidak lepas dari adanya pengaruh globalisasi dan kemajuan teknologi. Dua hal tersebut memungkinkan terjadinya interaksi lintas negara, terutama dalam hal budaya populer Korea Selatan.
Baca juga: Menilik Kecintaan Warga Indonesia terhadap Drama Korea...
Kedekatan antara Idol dan penggemar semakin terjalin melalui live streaming yang kerap dilakukan para idol. Hal ini menimbulkan hubungan parasosial atau hubungan antara seseorang dengan figur yang ada di layar.
Melalui live streaming inilah, para Idol K-pop membangun kedekatan dengan penggemar. Hal tersebut disambut positif oleh penggemar.
"Semakin dia membuka media sosial apalagi bila dia mem-follow, suka ada live, saya melihat mereka. Saya merasa ada intimacy, kayaknya hanya dia (idola) yang bisa mengerti saya sehingga itu yang menjadi part of social interaction," jelas Nanda.
Baca juga: Mengapa Masyarakat Menggilai Drama Korea?
Hubungan kedekatan tersebut berkembang menjadi hubungan interpersonal yang menyebabkan bonding atau ikatan sangat kuat antara Idol K-pop dan penggemarnya.
"Semakin kuat itu kemudian menjadi suatu hubungan, jadi hubungan interpersonal kemudian ini jadi realita-nya," ujar Nanda.
"Karena dia (idola) sudah ada di kepala itu seperti imajinasinya dan bonding-nya kuat, kami menyebutnya hubungan parasosial. Itu perlu juga suatu pendekatan yang lain untuk kita bantu," imbuhnya.
Baca juga: 4 Rekomendasi Drama Korea 2021 dengan Rating Tinggi
Penelitian yang dilakukan oleh Sandy Agum Gumelar, dkk (2021) menunjukkan bahwa para remaja Indonesia menyukai K-pop lantaran aspek idol music dan idol visual.
Selain music dan visual, beberapa remaja juga menyukai Idol K-pop karena idol stage performance dan idol attitude.
Kendati demikian, tidak bisa dipungkiri bahwa visual dan penampilan fisik para Idol K-pop menjadi salah satu aspek penilaian penting di dunia industri hiburan.
Berawal dari visual inilah, penggemar kemudian mencari tahu tentan karya Idol K-pop mereka, seperti lagu-lagunya hingga kebiasaan para Idol.
Intensitas penggemar saat mendengar, membaca, melihat hingga mempelajari kehidupan Idol K-pop menimbuklkan munculnya rasa empati, identifikasi, obsesi, juga asosiasi yang menimbulkan konformitas.
Hal ini kemudian menyebabkan para penggemar semakin 'mendewakan' idola mereka.
Pada tahap tertentu, para remaja tersebut akan merasakan intense personal feeling, yakni menganggap bahwa idolanya merupakan bagian dari kehidupan mereka sehingga terjalin ikatan emosional.
Baca juga: Fenomena Spirit Doll di Kalangan Artis, Sejarah, dan Berapa Harganya?
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.