Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mengenal Virus Hendra, Disebut Dapat Menular dari Kuda ke Manusia

Kompas.com - 19/05/2022, 12:05 WIB
Nur Fitriatus Shalihah,
Sari Hardiyanto

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Setelah Covid-19 dan hepatitis akut, muncul ancaman baru yakni virus Hendra (HeV).

Dikutip laman CDC, virus Hendra adalah anggota famili Paramyxoviridae, genus Henipavirus.

HeV pertama kali diisolasi pada 1994 dari spesimen yang diperoleh selama wabah penyakit pernapasan dan neurologis pada kuda dan manusia di Hendra, pinggiran kota Brisbane, Australia.

Baca juga: Penjelasan soal Apakah Hepatitis Akut Bisa Menular ke Orang Dewasa?

Reservoir alami virus Hendra adalah flying fox (kelelawar dari genus Pteropus).

Sejak 1994 hingga 2013, infeksi virus Hendra pada manusia masih jarang terjadi. Hanya 7 kasus dilaporkan.

Peneliti dari Griffith University Australia Dicky Budiman mengungkapkan penyakit ini sudah menjadi endemi.

"Virus Hendra sebetulnya penyakit yang menjadi endemi di Australia, ini penemuan yang sudah lama," kata Dicky kepada Kompas.com, Rabu (18/5/2022).

Baca juga: Benarkah Indonesia Sudah Endemi Covid-19 secara De Facto?

Endemi adalah penyakit yang menjangkit suatu daerah atau populasi masyarakat tertentu.

Penyakit endemi akan selalu ada di wilayah tertentu dan hidup berdampingan bersama masyarakat.

Contoh penyakit endemi di Indonesia yakni demam berdarah dengue (DBD) dan malaria.

Baca juga: Demam Berdarah Dengue, Ini Gejala hingga Pengobatan DBD

Disebut mematikan dan berbahaya

Ilustrasi virusfreepik Ilustrasi virus

Dicky menjelaskan, virus ini menginfeksi kuda melalui kotorannya. Sebanyak 85 persen kuda yang terinfeksi mengalami kematian.

"Manusia bisa terinfeksi karena dia terpapar kotoran (kuda). 75 persen (manusia) yang terkena virus Hendra meninggal," ungkap Dicky.

Sehingga, tegas Dicky, penyakit ini merupakan penyakit yang mematikan dan berbahaya.

Baca juga: Gejala Kolesterol dan Asam Urat, Apa Saja?

Adapun gejala-gejalanya dikatakan Dicky antara lain demam, batuk, nyeri tenggorokan.

" Jadi, mirip penyakit flu. Disertai dengan meningitis, peradangan pada otak, yang bila berkembang bisa menyebabkan kejang hingga koma," kata dia.

Meski begitu Dicky mengingatkan bahwa kasus yang terjadi pada manusia sangat jarang.

Selain itu hingga saat ini tidak ditemukan kasus penularan dari manusia ke manusia.

Terkait pencegahan, menurutnya sudah ada vaksinnya. Oleh karena itu penting untuk memvaksinasi kuda sebagai langkah pencegahan.

Baca juga: Vaksin Covid-19, Respons Kekebalan Tubuh, dan Penularan Virus Corona

Secara rinci ditulis CDC bahwa penularan virus Hendra ke manusia dapat terjadi setelah terpapar cairan dan jaringan tubuh atau kotoran kuda yang terinfeksi virus Hendra.

Kuda dapat terinfeksi setelah terpapar virus dalam urin kelelawar yang terinfeksi.

Adapun masa inkubasi penyakit ini adalah 9-16 hari. infeksi virus Hendra dapat menyebabkan penyakit pernapasan dengan tanda dan gejala mirip flu yang parah.

Dalam beberapa kasus, penyakit dapat berkembang menjadi ensefalitis. Meskipun infeksi virus Hendra jarang terjadi, kasus fatalitasnya tinggi yakni 4/7 (57 persen).

Baca juga: Apakah Mutasi Virus Corona Memicu Terjadinya Hepatitis Akut Misterius?

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Jadwal Timnas Indonesia di Semifinal Piala Asia U23: Senin 29 April 2024 Pukul 21.00 WIB

Jadwal Timnas Indonesia di Semifinal Piala Asia U23: Senin 29 April 2024 Pukul 21.00 WIB

Tren
Duduk Perkara Kemenkop-UKM Imbau Warung Madura Tak Buka 24 Jam

Duduk Perkara Kemenkop-UKM Imbau Warung Madura Tak Buka 24 Jam

Tren
Benarkah Pengobatan Gigitan Ular Peliharaan Tak Ditanggung BPJS Kesehatan?

Benarkah Pengobatan Gigitan Ular Peliharaan Tak Ditanggung BPJS Kesehatan?

Tren
Arkeolog Temukan Buah Ceri yang Tersimpan Utuh Dalam Botol Kaca Selama 250 Tahun

Arkeolog Temukan Buah Ceri yang Tersimpan Utuh Dalam Botol Kaca Selama 250 Tahun

Tren
Beroperasi Mulai 1 Mei 2024, KA Lodaya Gunakan Rangkaian Ekonomi New Generation Stainless Steel

Beroperasi Mulai 1 Mei 2024, KA Lodaya Gunakan Rangkaian Ekonomi New Generation Stainless Steel

Tren
Pindah Haluan, Surya Paloh Buka-bukaan Alasan Dukung Prabowo-Gibran

Pindah Haluan, Surya Paloh Buka-bukaan Alasan Dukung Prabowo-Gibran

Tren
3 Skenario Timnas Indonesia U23 Bisa Lolos ke Olimpiade Paris

3 Skenario Timnas Indonesia U23 Bisa Lolos ke Olimpiade Paris

Tren
Hak Angket Masih Disuarakan Usai Putusan MK, Apa Dampaknya untuk Hasil Pilpres?

Hak Angket Masih Disuarakan Usai Putusan MK, Apa Dampaknya untuk Hasil Pilpres?

Tren
Daftar Cagub DKI Jakarta yang Berpotensi Diusung PDI-P, Ada Ahok dan Tri Rismaharini

Daftar Cagub DKI Jakarta yang Berpotensi Diusung PDI-P, Ada Ahok dan Tri Rismaharini

Tren
'Saya Bisa Bawa Kalian ke Final, Jadi Percayalah dan Ikuti Saya... '

"Saya Bisa Bawa Kalian ke Final, Jadi Percayalah dan Ikuti Saya... "

Tren
Thailand Alami Gelombang Panas, Akankah Terjadi di Indonesia?

Thailand Alami Gelombang Panas, Akankah Terjadi di Indonesia?

Tren
Sehari 100 Kali Telepon Pacarnya, Remaja Ini Didiagnosis “Love Brain'

Sehari 100 Kali Telepon Pacarnya, Remaja Ini Didiagnosis “Love Brain"

Tren
Warganet Sebut Ramadhan Tahun 2030 Bisa Terjadi 2 Kali, Ini Kata BRIN

Warganet Sebut Ramadhan Tahun 2030 Bisa Terjadi 2 Kali, Ini Kata BRIN

Tren
Lampung Dicap Tak Aman karena Rawan Begal, Polda: Aman Terkendali

Lampung Dicap Tak Aman karena Rawan Begal, Polda: Aman Terkendali

Tren
Diskon Tiket KAI Khusus 15 Kampus, Bisakah untuk Mahasiswa Aktif?

Diskon Tiket KAI Khusus 15 Kampus, Bisakah untuk Mahasiswa Aktif?

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com