Teori tersebut menunjukkan bahwa evaluasi diri dibentuk dengan membandingkan diri kita dengan orang lain. Ketika membandingkan diri dengan orang lain, manusia cenderung akan membuat perbandingan “ke atas” atau “ke bawah”.
“Perbandingan ke atas berfokus pada orang-orang yang, misalnya, lebih cerdas, lebih menarik, dan lebih kaya sehingga dapat membuat kita merasa tidak mampu,” imbuh Justin.
Membandingkan diri dengan cara seperti itu mengakibatkan seseorang mudah merasa depresi.
Sebaliknya, membandingkan diri dengan mereka yang kurang beruntung (perbandingan ke bawah) dapat membuat seseorang menjadi lebih bersyukur.
“Rasa syukur ini seringkali mengarah pada perilaku pro-sosial, misalnya, memberi amal yang bertujuan untuk meringankan penderitaan orang lain,” kata Justin.
Studi yang diterbitkan oleh Jurnal Neuroscience Cerebral Cortex mengidentifikasi hubungan antara perasaan syukur dan dopamin neurokimia yang dikenal sebagai "hormon kesenangan".
Baca juga: Penyintas Covid-19 Rawan Terkena Gangguan Kesehatan Mental, Begini Pencegahannya
Psikiater sekaligus Ketua Program Studi Pendidikan Dokter Spesialis Penyakit Jiwa FKKMK UGM dr Ronny Tri Wirasto, Sp.KJ mengatakan, puasa berpengaruh dalam mengurangi perasaan stres.
Seseorang yang sedang berpuasa cenderung memiliki jadwal makan yang teratur sehingga mempengaruhi pola pikir yang ikut menjadi teratur.
Beberapa penelitian menunjukkan penurunan konsumsi makanan, seperti karbohidrat, lemak, dan lain-lain dalam jumlah tertentu dapat meningkatkan kemampuan berpikir.
“Yang mengelola emosi adalah kemampuan berpikir,” ujarnya, dikutip dari laman resmi UGM.
Apabila seseorang memiliki kemampuan berpikir yang baik, maka emosinya akan lebih terkontrol dan stres menjadi berkurang,
Baca juga: 8 Rutinitas Pagi untuk Meningkatkan Kesehatan Mental
Dilansir dari Web MD, puasa selama bulan Ramadhan dapat melatih fungsi mental, terutama dalam meningkatkan kemampuan berpikir.
Pasalnya, saat berpuasa energi yang biasanya digunakan untuk mencerna makanan akan digunakan oleh otak.
Di hari pertama, efek ini tidak bisa alnsgung dirasakan. Sebaliknya, efek ini akan mulai terasa setelah seseorang melakukan puasa dalam kurun waktu tertentu.
Ketika seseorang berpuasa, otak akan mendapat akses aliran darah yang lebih bersih sehingga menghasilkan pikiran yang lebih jernih, memori yang lebih baik, dan mengingkatkan ketajaman indera seseorang.
Memutuskan untuk berpuasa sama halnya melatih kekuatan mental dan kemampuan untuk menolak kepuasan yang bersifat jangka pendek. Hal ini sesuai dengan makna kata puasa yang berasal dari bahasa Arab, artinya menahan diri.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.