Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Penjelasan Dokter soal Mengapa Laki-laki Bisa Terkena Kanker Payudara

Kompas.com - 25/03/2022, 08:10 WIB
Retia Kartika Dewi,
Diva Lufiana Putri,
Sari Hardiyanto

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Kanker payudara merupakan salah satu penyakit serius yang dapat menyebabkan kematian.

Laporan dari Global Burden Cancer (Globocan) 2020, kasus kanker payudara di Indonesia terus meningkat.

Pada 2020, terdapat 65.858 kasus baru dan 22.430 meninggal dunia akibat kanker payudara.

Kanker payudara merupakan kanker yang banyak dialami wanita, meski sebagian kecil pria dapat pula terkena kanker payudara.

Penyebab kanker payudara bisa berbagai faktor, mulai dari gaya hidup yang tidak sehat, kerusakan DNA, hingga mutasi genetik.

Baca juga: Viral, Twit Peserta CPNS 2021 Tidak Lolos SKB karena Pembesaran Payudara dan Kaki Bentuk X, Bagaimana Ceritanya?

Lantas mengapa pria bisa terkena kanker payudara?

Dokter Spesialis Bedah Payudara Rumah Sakit Onkologi Surabaya Dwirani Rosmala Pratiwi mengatakan, sekitar 1 persen dari seluruh kanker payudara dialami pria.

"Mengapa? karena lelaki juga memiliki kelenjar payudara walaupun tidak berkembang penuh seperti pada wanita," ujarnya kepada Kompas.com, belum lama ini.

Penyebab munculnya kanker payudara pada laki-laki sampai saat ini, imbuhnya belum diketahui.

Menurut dia, adanya kanker payudara pada lelaki umumnya karena kelainan genetik.

"Apabila dalam keluarga inti ada lebih dari 1 yang terkena kanker payudara perlu diwaspadai mungkin ada kelainan gen yang bisa diturunkan," kata dokter yang akrab disapa dengan Wiwien ini.

"Kelainan gennya adalah mutasi pada gen BRCA 1 dan atau BRCA 2," lanjut dia.

Baca juga: Ramai Twit soal Konsumsi Kopi Menyebabkan Payudara Mengecil dan Kendur, Ini Penjelasan Dokter

Apakah kanker paudara pada pria bisa dicegah

Ilustrasi kanker payudara pria Ilustrasi kanker payudara pria

Wiwien menyampaikan, kanker payudara tidak dapat dicegah secara primer, karena belum diketahui sebabnya.

Namun, ada langkah pencegahan yang bersifat sekunder yakni pendeteksian tumor dalam kondisi dini.

Pada wanita, pendeteksian tumor bisa dengan melakukan pemeriksaan menggunakan mammografi secara rutin sesuai anjuran.

Baca juga: Benarkah Konsumsi Kopi Dapat Mengecilkan Payudara? Ini Kata Dokter

Mammografi adalah proses pemeriksaan payudara manusia menggunakan sinar-X dosis rendah.

Metode ini digunakan untuk melihat beberapa tipe tumor dan kista, dan telah terbukti dapat mengurangi mortalitas akibat kanker payudara.

Sedangkan pada laki-laki perlu waspada bila dalam keluarga inti ada lebih dari satu orang yang terkena kanker payudara atau kanker indung telur.

"Dan penting untuk segera memeriksakan diri bila ditemukan ada benjolan berapa pun besarnya nyeri atau tidak nyeri atau luka yang tidak kunjung sembuh di daerah puting atau kelainan apa pun yang dirasa tidak seperti biasanya pada payudara," kata dia.

Baca juga: No Bra Day 13 Oktober, Kenali Faktor Risiko Kanker Payudara

Cara mendiagnosis kanker payudara pada pria

Wiwien menjelaskan, diagnosis kanker payudara pada laki-laki sama dengan wanita yakni melalui pemeriksaan dokter, USG, dan mammografi.

Selain itu, bila memungkinkan (pada lelaki yang payudaranya besar) bisa dipastikan dengan biopsi.

Mengutip pemberitaan Kompas.com, Senin (3/1/2022), pada pasien tertentu seperti tumor ganas yang sudah menyebar ke organ tubuh lainnya, maka akan ada tes lain yang mungkin juga dibutuhkan untuk menegakkan diagnosis kanker payudara pria. Di antaranya seperti rontgen dada, CT scan, atau scan tulang.

Pengobatan kanker payudara pada pria imbuhnya sama dengan kanker payudara pada wanita.

"Terapi kanker payudara yang masih cukup dini adalah operasi," katanya lagi.

Baca juga: Cara Mengenali Gejala Kanker Payudara, Bisa Menyerang Pria dan Wanita

Jika tindakan operasi tidak memungkinkan bisa "bersih", maka dilakukan kemoterapi terlebih dulu.

Makna "bersih" di sini mengacu pada syarat operasi kanker yakni radikal, tidak meninggalkan sisa sedikit pun sehingga tidak ada kemungkinan kambuh di tempat operasi.

"Bila hasil kemoterapi baik tumor mengecil, bengkak hilang, penyebaran di kelenjar getah bening ketiak mengecil atau hilang baru bisa dilakukan operasi," imbuhnya.

Sementara, pada pasien yang bisa langsung dilakukan terapi lanjut seperti i kemoterapi, radiasi, hormonal terapi dan target terapi ditentukan oleh hasil histopatologi dan imunohistokimia.

Untuk proses penyembuhan pasca-operasi pada pasien, Wiwien menambahkan, jika tidak ada masalah dengan penyembuhan luka umumnya 3-4 minggu luka sudah kering baik.

Baca juga: Penjelasan soal Apakah Penyakit Kronis seperti Jantung dan Kanker Ditanggung BPJS Kesehatan?

KOMPAS.com/Akbar Bhayu Tamtomo Infografik: Mengapa Pria Punya Payudara dan Puting?

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com