Namun pekerjaan dari laboratorium tersebut bukanlah pekerjaan rahasia.
“Laboratorium ini bukan rahasia,” ujar Dosen Senior dalam Sains dan Keamanan Internasional di King’s College London Filippa Lentzos dikutip dari Al Jazeera.
Baca juga: 5 Dampak Perang Rusia-Ukraina bagi Indonesia, Apa Saja?
Menurutnya hal tersebut tak berkaitan dengan bioweapon.
Laboratorium sendiri ada untuk Program Pengurangan Ancaman Biologis yang bertujuan untuk mengurangi kemungkinan wabah mematikan baik alami ataupun buatan manusia.
AS dan Ukraina pada 2005 telah menandatangani perjanjian yang memastikan bahwa laboratorium Ukraina yang digunakan untuk mempelajari penyakit tidak dipakai untuk mengembangkan senjata biologis.
“Mereka tidak digunakan dalam kaitannya dengan bioweapon. Ini semua disinformasi," ujar Filippa lagi.
Baca juga: Perang Rusia-Ukraina, Kenaikan Harga Pangan Global, dan Ancaman Kelaparan Dunia
Terkait adanya tudingan mengenai Ukraina memiliki laboratorium AS untuk mengembangkan senjata biologis itu, China mendesak agar AS berlaku transparan.
Dikutip dari Global Times, hal tersebut disampaikan China saat Dewan Keamanan PBB mengadakan pertemuan. Serta dilakukan usai AS menuduh China menyebarkan disinformasi tersebut.
Menurut China, jika AS gagal mengklarifikasi dirinya dengan baik dan gagal menunjukkan bukti kredible, maka tudingan Rusia harus ditanggapi serius oleh masyarakat internasional.
Baca juga: Daftar Sanksi yang Dijatuhkan kepada Rusia atas Invasi Ukraina, Apa Saja?
Selain itu, menurut China, jika AS gagal menunjukkan bukti, hal ini membuktikan apa yang dilakukan Rusia masuk akal.
“Perwakilan AS, dalam pernyataannya, membuat tuduhan tidak berdasar terhadap China, yang kami tolak dengan tegas,” kata Duta Besar China untuk PBB Zhang Jum.
Ia juga mengatakan Komunitas Internasional telah meningkatkan kekhawatiran pada adanya senjata biologis militer AS.
Baca juga: Harga Minyak Dunia Meroket akibat Invasi Rusia, Mungkinkah Ada Kelangkaan Jilid 2?
Menurutnya saat ini ada 336 laboratorium yang ditempatkan di seluruh dunia.
"Angka ini berasal dari informasi yang diberikan oleh AS kepada Konferensi Para Pihak BWC (Konvensi Senjata Biologis). AS selalu mengeklaim bahwa mereka menganjurkan transparansi. Jika mereka yakin informasi yang relevan itu palsu, mereka dapat memberikan kami data yang relevan untuk klarifikasi,” ujar Zhang.