Hal tersebut disampaikan oleh pengacara Chris dan kawan-kawan, Sukma Bambang Susilo.
“Total jumlah korban kurang lebih 80 korban,” katanya kepada Kompas.com (18/3/2022).
Sukma menjelaskan, para korban baru menyadari Fahrenheit adalah penipuan saat Bappebti mengumumkannya.
Para korban kemudian tidak dapat melakukan pencairan dana maupun pembatalan pembelian sejak 7 Maret 2022 lalu.
“Mereka dengan sengaja selama satu jam me-margin call-kan, me-loss-kan, semua investasi hilang dan itu diduga sampai Rp 5 triliun (dari keseluruhan korban),” ungkap Chris Ryan.
Baca juga: Polisi Sebut Kasus Penipuan Robot Trading Fahrenheit Sudah Naik Tahap Penyidikan
Kepala Bagian Penerangan Umum (Kabag Penum) Divisi Humas Polri Kombes Pol Gatot Repli Handoko mengatakan, kasus dugaan penipuan robot trading Fahrenheit sudah naik tahap penyidikan.
Ia menjelaskan, Bareskrim Polri sudah menerima dua laporan terkait kasus Fahrenheit yang ditujukan kepada Direktorat Tindak Pidana Siber (Dittipidsiber) dan Direktorat Tindak Pidana Ekonomi Khusus (Dittipideksus).
Laporan yang ada dalam Dittipideksus menurut Gatot sudah naik tahap penyidikan. Sementara laporan ke Dittipidsiber, akan dilimpahkan ke Dittipideksus.
Gatot sendiri masih belum memberikan informasi lebih lanjut soal jumlah saksi dan tersangka yang ditetapkan dalam kasus ini.
Hal tersebut nantinya akan diumumkan menyusul setelah mendapat informasi dari penyidik.
“Belum nanti mau di-update penyidik,” ujar Gatot.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.