Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mengapa Stok Minyak Goreng Melimpah Setelah Harga Tak Lagi Dibatasi?

Kompas.com - 18/03/2022, 20:10 WIB
Nur Rohmi Aida,
Sari Hardiyanto

Tim Redaksi

 

KOMPAS.com – Persoalan minyak goreng di Tanah Air masih terjadi.

Setelah sempat melonjak tinggi dan langka di pasaran usai penetapan kebijakan satu harga, kini stok minyak goreng terpantau melimpah di banyak tempat setelah pemerintah mencabut kebijakan Harga Eceran Tertinggi (HET).

Kebijakan HET dicabut pada Rabu (16/3/2022) seiring langkanya komoditas pangan tersebut di lapangan.

Berlimpahnya pasokan minyak goreng tersebut salah satunya terpantau di Tasikmalaya, Jawa Barat.

Baca juga: Kala Mendag Minta Maaf Tak Dapat Mengontrol Harga Minyak Goreng...

Dikutip dari Kompas.com, Kamis (17/3/2022), seorang warga bernama Joya (30) mengaku kaget dengan banyaknya stok minyak goreng di pasar usai harga menjadi Rp 23.000 per liter.

"Aneh, minyak goreng mendadak banyak mulai hari ini di sini. Padahal kemarin sedikit malah kosong. Pas tadi mau saya beli ternyata harganya mahal lagi Rp 23.000 per liternya. Pantesan jadi banyak lagi sekarang minyak gorengnya," kata dia.

Berbagai merek minyak goreng kemasan juga terpantau sudah kembali dipajang di salah satu swalayan di Tasikmalaya sejak Rabu (16/3/2022) pagi.

Selain itu, di berbagai media sosial, unggahan mengenai minyak goreng di rak-rak supermarket yang kembali tersedia usai kebijakan HET dicabut juga ramai dibagikan warganet.

Baca juga: Apakah Pencabutan HET Efektif Mengatasi Kelangkaan Minyak Goreng? Ini Penjelasan Ahli

Lantas, mengapa stok minyak goreng tiba-tiba menjadi banyak saat HET telah dicabut?

Sejak pemerintah mencabut (HET), minyak goreng kemasan mulai tampil berjejer di salah satu minimarket yang berlokasi di jalan Tole Iskandar, Depok, Jumat (18/3/2022).M Chaerul Halim Sejak pemerintah mencabut (HET), minyak goreng kemasan mulai tampil berjejer di salah satu minimarket yang berlokasi di jalan Tole Iskandar, Depok, Jumat (18/3/2022).

Pengamat ekonomi dari Institut Development of Economics and Finance (INDEF) Nailul Huda menilai, penyebab penuhnya rak-rak minyak goreng di supermarket tersebut karena stok yang ditahan.

Adapun penahanan stok tersebut menurutnya dilakukan oleh pedagang besar maupun produsen.

“Mereka sengaja melakukan 'hold' minyak goreng untuk membuat harga minyak jauh lebih tinggi dibandingin dengan HET,” ujar Nailul kepada Kompas.com, Jumat (18/3/2022).

Baca juga: Cara Membuat Minyak Goreng dari Kelapa dan Sejumlah Manfaatnya

Menurut Nailul, harga minyak di beberapa daerah sudah menyentuh Rp 20.000-an meskipun saat ada HET.

“Harga inilah yang dijadikan landasan para pedagang besar dan produsen untuk menaikan harga secara tidak wajar ketika kebijakan HET dicabut,” katanya lagi.

Saat disinggung terkait kemungkinan harga normal minyak goreng berkisar Rp 11.000- Rp 14.000, hal itu menurutnya tergantung dengan harga CPO global.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com