Daryono menjelaskan bahwa gempa dirasakan oleh masyarakat di beberapa kawasan di Jawa Barat dan DKI Jakarta.
Seperti di daerah Pelabuhan Ratu, cianjur, Garut, Pandeglang, Bayah dan Panimbang, Lebak Selatan, Cilegon, Sukabumi, Jakarta, Banjar, Bandung Barat, Purwakarta, Tangerang Selatan, Bandung, Bekasi, Depok, dan Serang.
Untuk di kawasan Pelabuhan Ratu dan Cianjur, gempa dirasakan dengan skala intensitas IV MMI, yang membuat banyak warga berhamburan kelaur rumah karena terkejut.
"Menyebabkan banyak warga lari berhamburan keluar rumah karena terkejut dengan guncangan kuat yang terjadi secara tiba-tiba," kata Daryono.
Sedangkan untuk daerah yang lain berada di skala intensitas II sampai III MMI.
Baca juga: Erupsi dan Tsunami di Tonga, Apakah Berpengaruh di Indonesia?
Daryono mengungkapkan bahwa gempa yang terjadi di Selatan Jawa Barat tersebut tidak berpotensi menimbulkan tsunami.
Hal ini dikarenakan hiposenter dari gempa tersebut relatif dalam, serta magnitudo yang belum memenuhi ambang batas potensi gempa.
"Hasil pemodelan menunjukkan bahwa gempa ini tidak berpotensi tsunami," ungkapnya.
Daryono menyebut, hingga Rabu (16/3/2022) pukul 10.25 WIB, hasil monotirng BMKG menunjukkan belum adanya aktivitas gempa sususan pascagemapa yang terjadi.
Baca juga: Berkaca dari Gempa di Rangkasbitung dan Jepara, Mengapa Indonesia Kerap Dilanda Gempa Bumi?