Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bisa Dibuat dari Sampah Dapur, Apa Saja Kelebihan Pupuk Kompos?

Kompas.com - 10/02/2022, 06:30 WIB
Nur Rohmi Aida,
Inten Esti Pratiwi

Tim Redaksi

KOMPAS.com – Pupuk bisa dibuat dari bahan-bahan organik yang ada di sekitar kita, dari sampah tanaman atau dari sampah dapur.

Salah satu jenis pupuk organik yang seringkali digunakan oleh pecinta tanaman adalah pupuk kompos

Pupuk kompos sendiri adalah bahan-bahan organik yang sudah mengalami proses pelapukan karena terjadi interaksi antara mikroorganisme atau bakteri pembusuk yang bekerja dalam bahan organik itu.

Pupuk kompos mudah dibuat. Penyubur tanaman ini biasanya diolah dari bahan baku sampah organik dapur rumahan. 

Lantas apa saja kelebihan pupuk kompos ini?

Baca juga: Cara Membuat Sendiri Pupuk Kompos dari Sampah Dapur

Kelebihan pupuk kompos

Dikutip dari laman Dinas Lingkungan Hidup Palangkaraya, kelebihan pupuk kompos di antaranya adalah pupuk ini bisa meningkatkan daya ikat tanah terhadap air sehingga bisa menyimpan air tanah lebih lama.

Ketika daya ikat tanah terhadap air meningkat, maka risiko lapisan tanah jadi kering sangatlah kecil. 

Selain itu nutrisi dalam pupuk kompos juga berguna untuk menjaga kesehatan akar. Ketika akar sehat, maka tanaman juga akan tumbuh maksimal.

Manfaat lain dari pupuk kompos adalah soal harga atau biaya. Biaya pembuatan pupuk kompos jauh lebih murah dibanding pupuk kimia.

Dikutip dari laman Dinas Pertanian Buleleng, berikut ini sejumlah kelebihan pupuk kompos:

  • Memperbaiki struktur tanah berlempung
  • Memperbesar daya ikat tanah berpasir
  • Menambah daya ikat air pada tanah
  • Memperbanyak daya ikat tanah terhadap zat hara
  • Mengandung hara yang lengkap walaupun biasanya hanya sedikit
  • Membantu proses pelapukan bahan mineral
  • Menyediakan bahan makanan bagi mikroba
  • Menurunkan aktivitas mikroorganisme merugikan.

Baca juga: Mengenal Jenis-jenis Pupuk yang Bisa Digunakan untuk Tanaman

Cara membuat pupuk kompos

Kompos dari teh celup dan sampah dapurShutterstock/Karidesign Kompos dari teh celup dan sampah dapur
Pupuk kompos bisa dibuat dari bahan-bahan organik di antaranya seperti sampah sisa makanan mulai dari sayuran hingga daging-daging yang membusuk.

Pupuk kompos juga bisa dibuat dari sampah kebun seperti dedaunan serta rumput, potongan atau cacahan kayu, dan kotoran hewan peliharaan.

Adapun cara untuk membuat pupuk kompos yakni sebagai berikut :

  • Siapkan sampah organik yang akan diolah menjadi pupuk.
  • Masukkan sampah organik tersebut ke dalam wadah, kemudian tambahkan tanah secukupnya.
  • Siram permukaan tanah memakai air secukupnya.
  • Aduk hingga rata, dan usahakan ketebalan sampah setara dengan ketebalan tanah.
  • Selanjutnya masukkan air yang sudah dicampur EM4 secukupnya.
  • Kemudian masukkan lagi tanah ke wadah sebagai penutup sampah.
  • Tutup wadah dan biarkan 3 minggu.

Pastikan pupuk tidak terkontaminasi air hujan ataupun hewan, dan wadah tak terkena paparan sinar matahari secara langsung.

Selain bisa menyuburkan tanaman, pupuk kompos juga bisa menyehatkan rumah karena bisa mengurangi timbunan sampah dapur yang berlebihan.

Baca juga: Mengenal Pestisida dan Jenis-jenisnya Sesuai Hama Tanaman

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

NASA Perbaiki Chip Pesawat Antariksa Voyager 1, Berjarak 24 Miliar Kilometer dari Bumi

NASA Perbaiki Chip Pesawat Antariksa Voyager 1, Berjarak 24 Miliar Kilometer dari Bumi

Tren
Profil Brigjen Aulia Dwi Nasrullah, Disebut-sebut Jenderal Bintang 1 Termuda, Usia 46 Tahun

Profil Brigjen Aulia Dwi Nasrullah, Disebut-sebut Jenderal Bintang 1 Termuda, Usia 46 Tahun

Tren
Jokowi Teken UU DKJ, Kapan Status Jakarta sebagai Ibu Kota Berakhir?

Jokowi Teken UU DKJ, Kapan Status Jakarta sebagai Ibu Kota Berakhir?

Tren
Ini Daftar Gaji PPS, PPK, KPPS, dan Pantarlih Pilkada 2024

Ini Daftar Gaji PPS, PPK, KPPS, dan Pantarlih Pilkada 2024

Tren
Pengakuan Ibu yang Paksa Minta Sedekah, 14 Tahun di Jalanan dan Punya 5 Anak

Pengakuan Ibu yang Paksa Minta Sedekah, 14 Tahun di Jalanan dan Punya 5 Anak

Tren
Jadi Tersangka Korupsi, Ini Alasan Pendiri Sriwijaya Air Belum Ditahan

Jadi Tersangka Korupsi, Ini Alasan Pendiri Sriwijaya Air Belum Ditahan

Tren
Daftar Lokasi Nobar Indonesia Vs Uzbekistan Piala Asia U23 2024

Daftar Lokasi Nobar Indonesia Vs Uzbekistan Piala Asia U23 2024

Tren
Bolehkah Penderita Diabetes Minum Air Tebu? Ini Kata Ahli Gizi UGM

Bolehkah Penderita Diabetes Minum Air Tebu? Ini Kata Ahli Gizi UGM

Tren
Bandara di Jepang Catat Nol Kasus Kehilangan Bagasi Selama 30 Tahun, Terbaik di Dunia

Bandara di Jepang Catat Nol Kasus Kehilangan Bagasi Selama 30 Tahun, Terbaik di Dunia

Tren
La Nina Berpotensi Tingkatkan Curah Hujan di Indonesia, Kapan Terjadi?

La Nina Berpotensi Tingkatkan Curah Hujan di Indonesia, Kapan Terjadi?

Tren
Kasus yang Bikin Bea Cukai Disorot: Sepatu Impor hingga Alat Bantu SLB

Kasus yang Bikin Bea Cukai Disorot: Sepatu Impor hingga Alat Bantu SLB

Tren
Biaya Kuliah Universitas Negeri Malang 2024/2025 Program Sarjana

Biaya Kuliah Universitas Negeri Malang 2024/2025 Program Sarjana

Tren
Hari Pendidikan Nasional 2024: Tema, Logo, dan Panduan Upacara

Hari Pendidikan Nasional 2024: Tema, Logo, dan Panduan Upacara

Tren
Beredar Kabar Tagihan UKT PGSD UNS Capai Rp 44 Juta, Ini Penjelasan Kampus

Beredar Kabar Tagihan UKT PGSD UNS Capai Rp 44 Juta, Ini Penjelasan Kampus

Tren
Semifinal Indonesia Vs Uzbekistan Piala Asia U23 2024 Hari Ini, Pukul Berapa?

Semifinal Indonesia Vs Uzbekistan Piala Asia U23 2024 Hari Ini, Pukul Berapa?

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com