Saat ini, negara yang paling banyak mendeteksi varian BA.2 adalah Denmark. Dicky mengungkapkan hal itu karena kemampuan WGS negara tersebut lebih unggul dibanding negara-negara lainnya.
Meski begitu, dia meyakini sub varian BA.2 juga telah ada di Indonesia. Adanya sub varian bukanlah hal yang baru.
"Ini bukan hal yang mengagetkan. Delta pun punya sub varian. Ingat ada Delta Plus. Jadi setiap Varian of Concern itu nggak berakhir dengan varian itu dia punya turunan-turunan," ujar Dicky.
Baca juga: Ditemukan di 40 Negara, Subvarian Omicron BA.2 Lebih Berbahaya?
Lanjutnya, karena VoC umumnya cepat menginfeksi. Karena cepat menginfeksi maka akan banyak bermutasi. Mutasi-mutasi itu akan melahirkan sub varian yang bisa jadi lebih hebat, bisa jadi sama.
Dia menggarisbawahi, pesan penting dari kelahiran BA.2 ini, yaitu jangan dibiarkan merajalela karena bisa melahirkan varian yang berbahaya.
Seperti varian Delta akan berbahaya sekali jika bertemu dengan Omicron, bisa terjadi rekombinan.
Menurut data awal, Dicky memaparkan temuan tentang sub varian BA.2:
"Artinya responsnya sama, karena BA.2 Omicron juga, yaitu 3T 5M, vaksinasi booster, PPKM yang ketat," pungkas Dicky.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.