Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ditemukan di 40 Negara, Subvarian Omicron BA.2 Lebih Berbahaya?

Kompas.com - 25/01/2022, 17:30 WIB
Luthfia Ayu Azanella,
Rizal Setyo Nugroho

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Virus corona varian Omicron kini diketahui telah memiliki subvarian yang diberi kode BA.2 dan dijuluki sebagai "Omicron Siluman".

Subvarian ini sudah ditemukan di 40 negara dunia, berdasarkan laporan yang dibuat Pointer, Senin (24/1/2022).

Beberapa negara tersebut di antaranya India, Inggris, Norwegia, Denmark, dan Amerika Serikat.

Subvarian ini pertama kali ditemukan pada Desember 2021 dan memiliki sifat genetik yang membuatnya disebut sulit terdeteksi PCR.

Baca juga: Ilmuwan Teliti 400 Kasus di Inggris yang Berasal dari Subvarian Omicron BA.2

Apa itu subvarian BA.2?

BA.2 dikhawatirkan memiliki kemampuan transmisi yang melebihi kecepatan Omicron, sehingga dapat memicu munculnya gelombang infeksi yang lebih besar secara global.

Namun Direktur Center for Molecular and Translational Human Infectious Disease Research di Houston Methodist, James Musser mengatakan hingga saat ini belum ada bukti BA.2 lebih menular atau lebih dapat menghindari antibodi vaksin, jika dibandingkan dengan Omicron.

"Kita tahu Omicron dapat menghindari kekebalan tubuh yang sudah ada. Yang belum kita ketahui adalah apakah anak dari Omicron ini memiliki kemampuan menghindar yang lebih baik atah lebih buruk dari Omicron," kata James dalam Washington Post, Selasa (25/1/2022).

Sementara itu, mengutip The Fortune (21/1/2022), WHO sebelumnya menjelaskan, Omicron atau B.1.1.529 memiliki 3 substrain utama, yakni BA.1, BA.2, dan BA.3.

BA.1 digunakan untuk mengacu varian Omicron yang asli.

Baca juga: Menkes Jelaskan Begini Kondisi Pasien yang Terinfeksi Varian Omicron

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Resmi, Ada 26.319 Lowongan Kerja untuk PPPK dan CASN Kementerian PUPR 2024

Resmi, Ada 26.319 Lowongan Kerja untuk PPPK dan CASN Kementerian PUPR 2024

Tren
Unas Bentuk Tim Pencari Fakta Selidiki Dugaan Pencatutan Nama oleh Kumba Digdowiseiso

Unas Bentuk Tim Pencari Fakta Selidiki Dugaan Pencatutan Nama oleh Kumba Digdowiseiso

Tren
Kenali Waktu Terbaik dan Terburuk untuk Minum Air Kelapa

Kenali Waktu Terbaik dan Terburuk untuk Minum Air Kelapa

Tren
Terbaru, 40.839 Lowongan Kerja untuk PPPK dan CASN Kemensos 2024

Terbaru, 40.839 Lowongan Kerja untuk PPPK dan CASN Kemensos 2024

Tren
Orang yang Langsung S2 Setelah Sarjana Disebut Minim Performa Kerja, Pengamat Buka Suara

Orang yang Langsung S2 Setelah Sarjana Disebut Minim Performa Kerja, Pengamat Buka Suara

Tren
Ini Alasan Mengapa Perempuan Tak Boleh Tidur 2 Jam Setelah Melahirkan Normal

Ini Alasan Mengapa Perempuan Tak Boleh Tidur 2 Jam Setelah Melahirkan Normal

Tren
Kumpulan Twibbon dan Ucapan Hari Kartini 21 April 2024

Kumpulan Twibbon dan Ucapan Hari Kartini 21 April 2024

Tren
5 Bahaya Menahan Kentut, Bisa Keluar dari Mulut

5 Bahaya Menahan Kentut, Bisa Keluar dari Mulut

Tren
Mengenal Tinitus, Kondisi Ketika Telinga Berdenging, Apa Penyebabnya?

Mengenal Tinitus, Kondisi Ketika Telinga Berdenging, Apa Penyebabnya?

Tren
Psikiater Nutrisi Ungkap 5 Sarapan Favorit, Bantu Siapkan Otak dan Mental Seharian

Psikiater Nutrisi Ungkap 5 Sarapan Favorit, Bantu Siapkan Otak dan Mental Seharian

Tren
BMKG: Inilah Wilayah yang Berpotensi Hujan Lebat, Petir, dan Angin Kencang pada 20-21 April 2024

BMKG: Inilah Wilayah yang Berpotensi Hujan Lebat, Petir, dan Angin Kencang pada 20-21 April 2024

Tren
[POPULER TREN] Manfaat Air Kelapa Murni Tanpa Gula | Israel Serang Iran

[POPULER TREN] Manfaat Air Kelapa Murni Tanpa Gula | Israel Serang Iran

Tren
Seorang Pria Ditangkap di Konsulat Iran di Perancis, Ancam Ledakkan Diri

Seorang Pria Ditangkap di Konsulat Iran di Perancis, Ancam Ledakkan Diri

Tren
Syarat dan Cara Daftar Kartu Prakerja Gelombang 66, Bisa Dapat Insentif Rp 600.000

Syarat dan Cara Daftar Kartu Prakerja Gelombang 66, Bisa Dapat Insentif Rp 600.000

Tren
Mengenal Mitos Atlantis, Kota dengan Peradaban Maju yang Hilang di Dasar Laut

Mengenal Mitos Atlantis, Kota dengan Peradaban Maju yang Hilang di Dasar Laut

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com