Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bukan Horor, Ini Alasan Rumah Era Kolonial Belanda Terasa Lebih Dingin

Kompas.com - 23/01/2022, 15:45 WIB
Retia Kartika Dewi,
Rizal Setyo Nugroho

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Mengapa rumah dan bangunan bergaya arsitektur era kolonial Belanda terasa lebih dingin dan sejuk? 

Beberapa mungkin mengaitkan dengan hal mistis atau horor.

Namun apabila dibedah lebih teliti, terdapat sejumlah alasan mengapa bangunan arsitektur lawas cenderung lebih dingin dan sejuk. 

Baca juga: Mengintip Gereja Immanuel, Gereja Para Petinggi Era Kolonial Belanda

Bangunan arsitektur era kolonial

Bangunan peninggalan era kolonial yang masih dapat dijumpai di antaranya Lawang Sewu di Semarang, Gedung Bank Indonesia di Yogyakarta, Gereja Katedral di Jakarta, Gereja Blenduk di Semarang, dan lainnya.

Saat memasuki bangunan khas Belanda, pengunjung akan merasakan hawa sejuk dan nyaman.

"Benerrr, enak banget, kek sejuk gitu. Rumah nenek gue juga bekas peninggalan belanda(?) di pare. Emang atapnya tinggi banget, pintu sama jendelanya juga tinggi gede² gitu. Sering dibuat prewed juga," tulis salah satu akun Twitter.

"Jadi inget rumah dinas bapakku dulu bener bener rumah jaman belanda banget. Jujur iya, sejuuuukkkk bangeeeetttt. Padahal panas cuaca nya tapi bener bener enak gitu, sejuk," ujar akun Twitter lainnya.

Bagian dari konsep klasik kolonial terletak pada penggunaan marmer putih carrara untuk lantai, beberapa bagian dinding dan ruang lain di dalamnya. Marmer Carrara adalah batu alam Italia yang memiliki kepadatan tinggi dan dapat memantulkan cahaya berkilau.Dok Apartemen Defontein Bagian dari konsep klasik kolonial terletak pada penggunaan marmer putih carrara untuk lantai, beberapa bagian dinding dan ruang lain di dalamnya. Marmer Carrara adalah batu alam Italia yang memiliki kepadatan tinggi dan dapat memantulkan cahaya berkilau.

Penjelasan akademisi

Dosen Departemen Teknik Sipil dan Lingkungan Fakultas Teknik Universitas Gadjah Mada (UGM), Ashar Saputra, PhD mengatakan, terdapat sejumlah alasan mengapa bangunan era Belanda bisa terasa sejuk.

Hal itu menurut Ashar dipengaruhi beberapa faktor, di antaranya adalah unsur-unsur yang ada dalam bangunan tersebut. Mulai dari dinding, atap, hingga lantainya. 

Ashar menjelaskan, biasanya bangunan Belanda menggunakan pasangan bata dinding yang tebal. Batu bata yang tebal pada dinding secara teori itu akan meredam panas dari luar.

Faktor lain yang berpengaruh yakni bangunan Belanda menggunakan sudut atap yang tinggi, lebih dari 50 derajat.

Hal ini membuat ruang udara di bawah atap mampu meredam panas dari atap, sehingga kondisi di bawahnya tetap sejuk.

"Lalu masih dilengkapi dengan sistem sirkulasi udara di atap yang baik, sehingga ruang udara di bawah atap selalu dingin," ujar Ashar saat dihubungi Kompas.com, Minggu (23/1/2022).

Tak hanya itu, tinggi tembok bangunan Belanda juga menyebabkan udara ruangan lebih sejuk dan lebih dingin.

Baca juga: Ketahui Plus Minus Menggunakan Lantai Bambu dan Cara Merawatnya

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Berkaca dari Kasus Mutilasi di Ciamis, Mengapa Orang dengan Gangguan Mental Bisa Bertindak di Luar Nalar?

Berkaca dari Kasus Mutilasi di Ciamis, Mengapa Orang dengan Gangguan Mental Bisa Bertindak di Luar Nalar?

Tren
3 Bek Absen Melawan Guinea, Ini Kata Pelatih Indonesia Shin Tae-yong

3 Bek Absen Melawan Guinea, Ini Kata Pelatih Indonesia Shin Tae-yong

Tren
Alasan Israel Tolak Proposal Gencatan Senjata yang Disetujui Hamas

Alasan Israel Tolak Proposal Gencatan Senjata yang Disetujui Hamas

Tren
Pendaftaran Komcad 2024, Jadwal, Syaratnya, dan Gajinya

Pendaftaran Komcad 2024, Jadwal, Syaratnya, dan Gajinya

Tren
Studi Baru Ungkap Penyebab Letusan Dahsyat Gunung Tonga pada 2022

Studi Baru Ungkap Penyebab Letusan Dahsyat Gunung Tonga pada 2022

Tren
Mengenal 7 Stadion yang Jadi Tempat Pertandingan Sepak Bola Olimpiade Paris 2024

Mengenal 7 Stadion yang Jadi Tempat Pertandingan Sepak Bola Olimpiade Paris 2024

Tren
Mengenal Alexinomia, Fobia Memanggil Nama Orang Lain, Apa Penyebabnya?

Mengenal Alexinomia, Fobia Memanggil Nama Orang Lain, Apa Penyebabnya?

Tren
Sunat Perempuan Dilarang WHO karena Berbahaya, Bagaimana jika Telanjur Dilakukan?

Sunat Perempuan Dilarang WHO karena Berbahaya, Bagaimana jika Telanjur Dilakukan?

Tren
UU Desa: Jabatan Kades Bisa 16 Tahun, Dapat Tunjangan Anak dan Pensiun

UU Desa: Jabatan Kades Bisa 16 Tahun, Dapat Tunjangan Anak dan Pensiun

Tren
Harga Kopi di Vietnam Melambung Tinggi gara-gara Petani Lebih Pilih Tanam Durian

Harga Kopi di Vietnam Melambung Tinggi gara-gara Petani Lebih Pilih Tanam Durian

Tren
Kasus Mutilasi di Ciamis dan Tanggung Jawab Bersama Menangani Orang dengan Gangguan Mental

Kasus Mutilasi di Ciamis dan Tanggung Jawab Bersama Menangani Orang dengan Gangguan Mental

Tren
Potensi Manfaat Tanaman Serai untuk Mengatasi Kecemasan Berlebih

Potensi Manfaat Tanaman Serai untuk Mengatasi Kecemasan Berlebih

Tren
Terkait Penerima KIP Kuliah yang Bergaya Hedon, UB: Ada Evaluasi Ulang Tiga Tahap

Terkait Penerima KIP Kuliah yang Bergaya Hedon, UB: Ada Evaluasi Ulang Tiga Tahap

Tren
Catat, Ini 5 Jenis Kendaraan yang Dibatasi Beli Pertalite di Batam Mulai Agustus

Catat, Ini 5 Jenis Kendaraan yang Dibatasi Beli Pertalite di Batam Mulai Agustus

Tren
Wacana Pembongkaran Separator di Ring Road Yogyakarta, Begini Kata Ahli UGM

Wacana Pembongkaran Separator di Ring Road Yogyakarta, Begini Kata Ahli UGM

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com