KOMPAS.com - Lantai bambu (bamboo flooring) menjadi salah satu pilihan untuk membuat interior rumah tampak elegan.
Dilansir dari The Spruce, Selasa (23/11/2021), lantai bambu juga memiliki daya tarik tersendiri, terlebih bagi konsumen yang ingin menggunakan sumber daya alam terbarukan dalam kehidupan sehari-hari mereka.
Pasalnya, bambu tidak sama dengan kayu pohon yang membutuhkan setidaknya 20 tahun untuk menjadi matang. Batang bambu dapat dipanen berulang kali setiap lima atau enam tahun sekali.
Baca juga: Saung Bambu Cocok untuk Gaya Desain Apa Pun
Lantas, apa kelebihan dan kekurangan serta perawatan lantai bambu?
Adapun perawatan lantai bambu terkenal relatif mudah. Anda hanya perlu menyapu atau menyedot debu secara teratur untuk menghilangkan partikel kecil kotoran.
Selain itu, lantai bambu juga bisa sesekali dibersihkan menggunakan pembersih lantai non-lilin, non-akali, kayu keras atau pembersih khusus lantai bambu.
Jika dibandingkan dengan lantai kayu, bambu sedikit lebih tahan terhadap kerusakan air dan mampu memberikan ketahanan yang baik terhadap goresan dan penyok.
Kendati demikian, bukan berarti lantai bambu tahan air atau anti gores. Anda tetap perlu berhati-hati dalam melindungi lantai dari genangan air dan goresan.
Penyebabnya adalah karena lantai bambu berasal dari bahan organik.
Oleh karena itu, lantai bambu bisa berjamur jika terkena air terlalu lama atau berubah warna jika terlalu sering terkena sinar matahari langsung.
Sehingga, bagi Anda yang tertarik memiliki lantai bambu, sebaiknya gunakan tirai atau kerai di ruangan yang terpapar sinar matahari langsung.
Untungnya, lantai bambu yang berubah warna seiring berjalannya waktu bisa dipoles ulang dengan mengampelas dan mengoleskan ulang sealing coat.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.