Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dua Pasien Omicron Meninggal, Ini Peringatan Bahaya dari Epidemiolog

Kompas.com - 23/01/2022, 14:30 WIB
Luthfia Ayu Azanella,
Rendika Ferri Kurniawan

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Kementerian Kesehatan (Kemenkes) mengonfirmasi, dua pasien Covid-19 varian Omicron di Jakarta meninggal dunia. Kedua pasien tersebut memiliki riwayat komorbid.

Informasi itu disampaikan oleh Juru Bicara Vaksinasi Covid-19 Kemenkes Siti Nadia Tarmizi, Sabtu (22/1/2022).

"Satu kasus merupakan transmisi lokal, meninggal di RS Sari Asih Ciputat dan satu lagi merupakan Pelaku Perjalanan Luar Negeri, meninggal di RSPI Sulianti Saroso," kata Nadia.

Kasus kematian ini menjadi yang kasus kematian pertama akibat varian Omicron yang dilaporkan di Indonesia.

Sebelumnya, sebagian besar pasien Omicron dilaporkan hanya mengalami gejala ringan, bahkan tanpa gejala.

Kendati demikian, pakar mengingatkan, masyarakat tidak terlena dan tetap waspada terhadap varian tersebut.

Baca juga: Omicron Mengganas di Indonesia, 1.161 Kasus Terdeteksi, 2 Meninggal

Alasan Omicron tidak boleh disepelekan

Epidemiolog dari Griffith University Dicky Budiman mengatakan, ada alasan kuat mengapa Omicron ditetapkan WHO sebagai varian yang harus diwaspadai.

Ia mengatakan, setiap variant of concern (VoC) memiliki kelebihan atau daya rusak masing-masing yang menjadi alasan menjadi VoC.

"Omicron ini, namanya variant of concern, berbahaya, serius dampaknya, dan ada potensi menyebabkan kematian atau potensi keparahan hunian rumah sakit. Itu variant of concern," kata Dicky, saat dihubungi Kompas.com, Sabtu (22/1/2022).

Dicky menjelaskan, Omicron menjadi variant of concern berarti dia bisa memperburuk situasi pandemi, termasuk di sini menyebabkan kematian.

Jika dibandingkan dengan varian lainnya, risiko kematian dari infeksi Omicron, tidak ada bedanya. Jadi, tidak benar jika Omicron disebut tidak lebih mematikan daripada varian yang ada sebelumnya.

"Kalau berbicara kematian Omicron sebetulnya kalau dari sisi kerawanan tidak ada bedanya dengan Delta, Alpha, atau varian virus liar asli di Wuhan," sebut dia.

Baca juga: Selain Indonesia, Ini Negara yang Melaporkan Kematian akibat Omicron

Ancaman Omicron

Dari semua kalangan masyarakat, Omicron dikatakan akan lebih mengancam bagi kelompok-kelompok tertentu.

"Akan lebih banyak orang punya komorbid, lansia, maupun yang sekarang belum divaksinasi untuk mengalami fatalitas atau meninggal," ungkap Dicky.

Dicky memperingatkan, fatalitas serupa juga akan terjadi pada kelompok anak-anak apabila tidak diambil langkah hang tepat dan cepat.

"Ini kita baru lihat pada lansia, nanti kalau kita tidak mitigasi cepat, kematian pada anak akan ada," jelas Dicky.

"Artinya kita akan mendapat berita seperti itu sebagaimana terjadi juga di luar negeri atau di negara lain," pungkas dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

5 Kasus Pembunuhan Mutilasi yang Jadi Sorotan Dunia

5 Kasus Pembunuhan Mutilasi yang Jadi Sorotan Dunia

Tren
Daftar Terbaru Kereta Ekonomi New Generation dan Stainless Steel New Generation, Terbaru KA Lodaya

Daftar Terbaru Kereta Ekonomi New Generation dan Stainless Steel New Generation, Terbaru KA Lodaya

Tren
Daftar Sekolah Kedinasan yang Buka Pendaftaran pada Mei 2024, Lulus Bisa Jadi PNS

Daftar Sekolah Kedinasan yang Buka Pendaftaran pada Mei 2024, Lulus Bisa Jadi PNS

Tren
Sering Dikira Sama, Apa Perbedaan Psikolog dan Psikiater?

Sering Dikira Sama, Apa Perbedaan Psikolog dan Psikiater?

Tren
Benarkah Kucing Lebih Menyukai Manusia yang Tidak Menyukai Mereka?

Benarkah Kucing Lebih Menyukai Manusia yang Tidak Menyukai Mereka?

Tren
Banjir di Sulawesi Selatan, 14 Orang Meninggal dan Ribuan Korban Mengungsi

Banjir di Sulawesi Selatan, 14 Orang Meninggal dan Ribuan Korban Mengungsi

Tren
Buah-buahan yang Aman Dikonsumsi Anjing Peliharaan, Apa Saja?

Buah-buahan yang Aman Dikonsumsi Anjing Peliharaan, Apa Saja?

Tren
BPOM Rilis Daftar Suplemen dan Obat Tradisional Mengandung Bahan Berbahaya, Ini Rinciannya

BPOM Rilis Daftar Suplemen dan Obat Tradisional Mengandung Bahan Berbahaya, Ini Rinciannya

Tren
Arkeolog Temukan Vila Kaisar Pertama Romawi, Terkubur di Bawah Abu Vulkanik Vesuvius

Arkeolog Temukan Vila Kaisar Pertama Romawi, Terkubur di Bawah Abu Vulkanik Vesuvius

Tren
Kapan Seseorang Perlu ke Psikiater? Kenali Tanda-tandanya Berikut Ini

Kapan Seseorang Perlu ke Psikiater? Kenali Tanda-tandanya Berikut Ini

Tren
Suhu Panas Melanda Indonesia, 20 Wilayah Ini Masih Berpotensi Diguyur Hujan Sedang-Lebat

Suhu Panas Melanda Indonesia, 20 Wilayah Ini Masih Berpotensi Diguyur Hujan Sedang-Lebat

Tren
Apa Beda KIP Kuliah dengan Beasiswa pada Umumnya?

Apa Beda KIP Kuliah dengan Beasiswa pada Umumnya?

Tren
Kisah Bocah 6 Tahun Meninggal Usai Dipaksa Ayahnya Berlari di Treadmill karena Terlalu Gemuk

Kisah Bocah 6 Tahun Meninggal Usai Dipaksa Ayahnya Berlari di Treadmill karena Terlalu Gemuk

Tren
ASN Bisa Ikut Pelatihan Prakerja untuk Tingkatkan Kemampuan, Ini Caranya

ASN Bisa Ikut Pelatihan Prakerja untuk Tingkatkan Kemampuan, Ini Caranya

Tren
Arkeolog Temukan Kota Hilang Berusia 8.000 Tahun, Terendam di Dasar Selat Inggris

Arkeolog Temukan Kota Hilang Berusia 8.000 Tahun, Terendam di Dasar Selat Inggris

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com