KOMPAS.com - Hari ini enam tahun yang lalu, atau tepatnya pada 14 Januari 2016, terjadi aksi teror bom disusul baku tembak antara teroris dan aparat kepolisian di kawasan Jalan MH Thamrin.
Akibat aksi teror di Jalan MH Thamrin, tepatnya di depan gedung Sarinah, Jakarta Pusat, delapan orang dinyatakan tewas dan 26 orang lainnya menderita luka-luka.
Lantas, seperti apa kronologi aksi teror tersebut?
Diberitakan Kompas.com, 14 Januari 2021, ledakan terjadi sekitar pukul 10.39 WIB di salah satu kedai kopi ternama yang lokasinya tak jauh dari Sarinah.
Teridentifikasi seorang pria bernama Ahmad Muhazan, yang diketahui menjadi pelaku bom bunuh diri di kedai kopi tersebut.
Ahmad melekatkan bom pada tubuhnya.
Baca juga: Kisah di Balik Berdirinya McDonalds Pertama Indonesia di Sarinah
Sebelum diledakkan, dia berusaha memegang tangan petugas satuan pengamanan (satpam) kedai kopi yang berinisial AT.
Untungnya, AT berhasil selamat setelah menghindar. Namun, ia terpental hingga 10 meter dan menghantam kaca di dalam kedai kopi.
AT beserta pengunjung lainnya mengalami luka-luka akibat ledakan itu, sementara tubuh pelaku hancur.
Baca juga: Hari Ini dalam Sejarah: Pesawat dari London ke New York Meledak karena Bom, Semua Penumpang Tewas
Berselang beberapa detik dari teror di kedai kopi tersebut, terdengar ledakan lain dari pos polisi dekat Gedung Sarinah.
Pelaku kemudian diketahui bernama Dian Juni Kurniadi.
Dia melempar bom tabung sembari mengendarai sepeda motor.
Untuk mengaktifkannya, bom tersebut dilengkapi dengan sakelar.
Baca juga: Hari Ini dalam Sejarah: Tabrakan Dua Kereta Api di Pakistan, 300 Orang Tewas
Pada saat kejadian, ada empat orang di sekitar pos polisi.
Keempatnya, yakni Ajun Inspektur Satu DM yang saat itu sedang menilang RH dan sepupunya, AK.
Satu orang lainnya adalah S, seorang kurir barang yang sedang berjalan melewati pos polisi.
RH dan S tewas, serta DM terluka parah. Sementara AK selamat.
Baca juga: Hari Ini dalam Sejarah: 4 Desember 1977, Pembajakan Pesawat Malaysia Boeing 737
Sekitar pukul 10.48 WIB, terjadi penembakan di sekitar kedai kopi yang menjadi lokasi ledakan pertama.
Ada dua pelaku, yakni Sunakim alias Afif dan Muhamad Ali.
Keduanya berjalan ke tengah jalan sambil membawa ransel berisi bom rakitan, lalu menembak ke arah polisi di lokasi yang sedang melakukan penutupan ruas jalan MH Thamrin.
Peluru yang ditembakkan teroris itu melesat ke kepala warga sipil bernama RK.
Baca juga: 10 SMA Terbaik di Indonesia Berdasar UTBK 2021, Peringkat 1 SMA Unggulan MH Thamrin
Korban kala itu diketahui sedang berusaha mengabadikan peristiwa tersebut.
RK lantas tergeletak di jalan setelah tertembak. Ia meninggal dunia setelah sempat mendapatkan perawatan di rumah sakit.
Muhamad Ali sempat berlari ke dalam kedai kopi tersebut dan melepaskan tembakan berkali-kali.
Dua warga negara asing menjadi korbannya, yakni Amer Quali Tahar yang kemudian tewas, dan Yohanes Antonius Maria.
Baca juga: Bom Bunuh Diri Mengguncang Kabul Afghanistan, Ini Faktanya
Tak lama setelah itu, polisi berdatangan ke lokasi, dan terjadi baku tembak dengan teroris.
Para pelaku bahkan sempat melempar granat rakitan ke arah polisi.
Insiden itu berakhir ketika Afif dan Muhammad Ali tewas usai terkena ledakan bom yang mereka bawa, ditambah tembakan polisi.
Baca juga: Penyerangan Mabes Polri dan Alasan di Balik Munculnya Aksi Teror...
Akibat aksi teror di Thamrin tersebut, 21 orang menjadi korban.
Delapan orang di antaranya meninggal dunia, terdiri dari empat pelaku dan empat warga sipil.
Sementara sisanya menderita luka-luka.
Baca juga: Bom Bunuh Diri di Gerbang Katedral Makassar dan Ancaman Teror Serentak
Pihak kepolisian berhasil mengungkap dalang aksi teror di MH Thamrin tersebut. Dia adalah Aman Abdurrahman, yang juga dikenal sebagai Ketua Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS) Indonesia.
Saat peristiwa tersebut, Aman merupakan residivis kasus terorisme yang baru bebas usai mendapatkan remisi pada 17 Agustus 2017.
Baru sehari menghirup udara bebas, Aman kembali ditangkap atas kasus bom Thamrin.
Aman kemudian dinyatakan bersalah dan divonis mati pada 22 Juni 2018.
Aman tak sendirian, ia bekerja sama dengan Iwan Darmawan Muntho alias Rois untuk mendalangi bom Thamrin saat keduanya menjadi tahanan di Lapas Kembang Kuning, Nusakambangan, Cilacap.
(Sumber: Kompas.com/Theresia Ruth Simanjuntak | Editor: Sandro Gatra)
Baca juga: Di Balik Kasus Penusukan Wiranto dan Penangkapan Sejumlah Terduga Teroris
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.