Sementara nama Nu sedikit mirip dengan varian sebelumnya, yakni Mu. Serta pengucapannya membuat bingung karena mirip dengan kata 'new' atau baru dalam bahasa Inggris. Sehingga WHO melewatkan dua huruf Yunani tersebut.
"Nu terlalu mudah dikacaukan dengan new," tutur Tarik Jasarevic, Juru Bicara WHO Sabtu (27/11/2021).
Pihaknya juga mengatakan, penamaan ini dibuat agar tidak menyebabkan pelanggaran terhadap kelompok budaya, sosial, nasional, regional, profesional atau etnis.
WHO telah mempromosikan sistem penamaan yang sederhana dan dapat diakses, tidak seperti nama ilmiah varian yang rentan menimbulkan kekeliruan pelaporan.
Baca juga: Saat WHO dan UNICEF Desak Indonesia Segera Gelar Sekolah Tatap Muka...
Keputusan WHO untuk memberi nama varian B.1.621 dengan Omicron didukung oleh para peneliti.
Melansir New York Times, Sabtu (27/11/2021), seorang ahli virologi di Universitas Saskatchewan, Angela Rasmussen membagi pengalamannya ketika kesulitan memberi keterangan kepada wartawan tentang varian baru dengan nama ilmiahnya.
“Itu membuatnya sangat rumit untuk dibicarakan ketika Anda terus-menerus menggunakan sub alfabet dengan sebutan varian,” kata dia.
Baca juga: Mengenal Varian Baru Botswana B.1.1.529 dan Potensi Bahayanya...