KOMPAS.com - Sebuah pesawat Boeing 747-200 dari maskapai Avianca jatuh di dekat Bandara Barajas, Madrid, Spanyol, 27 November 1983 tepat 38 tahun lalu.
Melansir New York Times, (28/11/1983), kecelakaan tersebut menewaskan 183 dari 194 orang yang berada di dalam pesawat, atau hanya 11 orang selamat.
Pihak Avianca, maskapai asal Kolombia, mengatakan bahwa pesawat dengan rute Paris (Perancis)-Bogota (Kolombia) itu dijadwalkan transit di Madrid dan Caracas, Venezuela.
Namun, pesawat Avianca Boeing 747-200 jatuh dan meledak di daerah perbukitan lima mil sebelah timur bandara Barajas Madrid sekitar pukul 01.00 waktu setempat.
Baca juga: Hari Ini dalam Sejarah: Pesawat Korean Air Jatuh Ditembak Sukhoi di Laut Jepang, 269 Tewas
November 27 1983 ? Avianca Flight 011: A Boeing 747 crashes near Madrid's Barajas Airport, killing 181 pic.twitter.com/4Dmaf8lKL8
— BusallettaInfo (@sulsitodisimone) November 27, 2020
Pesawat Avianca terbang di langit yang cerah pada ketinggian 1.000 kaki ketika pilot Tulio Hernandez, dan co-pilot Edgard Ramirez, berkomunikasi dengan pejabat Avianca 25 menit sebelum kecelakaan.
Ada laporan yang menyebutkan bahwa salah satu dari empat mesin terbakar sebelum pesawat jatuh menghantam tanah.
Namun, Menteri Perhubungan Kolombia Enrique Baron mengatakan, Boeing 747-200 dapat mendarat darurat dengan dua mesin, terutama ketika mereka begitu dekat dengan bandara.
Sementara itu, Bureau of Aircrafts Accidents Archives merinci kronologi jatuhnya pesawat tersebut sebagai berikut.
Setelah penerbangan lancar dari Bandara Paris, kru Avianca Boeing 747-200 diizinkan untuk turun ke landasan pacu Bandara Barajas Madrid.
Baca juga: Hari Ini dalam Sejarah: Pesawat Sriwijaya Air Tabrak 3 Orang Petani Sayur di Jambi
Setelah ketinggian 9.000 kaki tercapai saat turun, kru diizinkan untuk melanjutkan. Pesawat tersebut diizinkan untuk mendarat di landasan 33 dan harus menyelesaikan belokan ke kanan.
Akan tetapi, terjadi kesalahan pada saat mendekati tanah, yang menyebabkan pesawat turun di bawah Minimum Descent Altitude atau ketinggian turun minimum.
Pada ketinggian 2.247 kaki dan pada kecepatan 142 knot, gear utama di sebelah kanan menghantam puncak bukit.
Saat benturan, gear utama di sebelah kanan dan mesin nomor 4 rusak.
Tiga detik kemudian, dengan posisi hidung naik 4,9 derajat, dengan kecepatan 135 knot, pesawat menabrak puncak bukit kedua.
Kemudian, enam detik kemudian, sayap kanan menghantam tanah. Pesawat terbalik dan jatuh terbalik, lalu terbakar.
Puing-puing pesawat ditemukan 12 km dari ambang landasan pacu di perkebunan zaitun.
Baca juga: Prakiraan Cuaca DKI Jakarta 27 November 2021: Waspadai Hujan Badai
Berikut beberapa faktor yang diduga menjadi penyebab kecelakaan tersebut:
Baca juga: Hari Ini dalam Sejarah: Arkeolog Temukan Machu Picchu 24 Juli 1911
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.