Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mary Anning, Paleontolog Perempuan Pertama Kunci Sejarah Evolusi

Kompas.com - 25/11/2021, 11:35 WIB
Rosy Dewi Arianti Saptoyo,
Inggried Dwi Wedhaswary

Tim Redaksi

Namun, di masa itu, orang-orang memegang erat kepercayaan akan teori penciptaan. Mereka sangat menentang teori evolusi atau kepunahan. Bahkan, melarang buku "On the Origin of Species" karya Charles Darwin yang telah diterbitkan selama 48 tahun.

Kelompok ilmuwan di Eropa saat itu didominasi oleh laki-laki. Meski Mary bisa membaca, tetapi aksesnya terhadap ilmu pengetahuan terbatas.

Selain itu, pemburu fosil di masa itu bukanlah profesi yang dipedulikan oleh lembaga ilmiah. Kendati demikian, Mary tetap dengan susah payah mencari dan membaca literatur ilmiah sebanyak yang dia bisa pinjam.

Dia bahkan menyalin makalah dengan tulisan tangannya sendiri agar bisa disimpan.

Padahal, Mary bersama dengan ahli paleontologi Inggris William Buckland, sempat mempelajari fosil dengan serius. Mereka bahkan mempelopori studi koprolit, atau kotoran yang memfosil.

Dia tidak sekadar menemukan fosil, tetapi dia juga membuat sketsa dan mempelajarinya.

Bukan hanya karena gendernya sebagai perempuan, tetapi kurangnya pendidikan formal, aksen perdesaannya yang kuat, dan kemiskinan membuatnya mudah diabaikan oleh para akademisi di masa itu.

Meninggal karena kanker payudara

Atas usahanya dan penemuannya, pada 1838, Asosiasi Inggris untuk Kemajuan Ilmu Pengetahuan Inggris memberinya anuitas. Namun, tak lama setelahnya, Mary meninggal dunia.

Mengutip National Geographic, 29 Maret 2021, pada 1847 Mary meninggal dunia akibat kanker payudara yang dideritanya.

Ketika meninggal, The Quarterly Journal of the Geological Society of London sempat menerbitkan obituarinya. Ini adalah obituari yang sedikit mengusik masyarakat, karena hingga tahun 1904 mereka masih sulit menerima adanya seorang perempuan penemu.

Pada 1846, Mary Anning diangkat menjadi anggota kehormatan pertama Museum Kabupaten Dorset.

Pengakuan atas temuannya

Seiring perkembangan zaman, diskriminasi gender mulai ditinggalkan dan masyarakat mulai menyoroti temuan Mary.

Ahli paleontologi Dean Lomax, ilmuwan tamu di Universitas Manchester, Inggris, menemukan kembali ichthyosaurus yang dulu ditemukan Mary dalam koleksi museum yang telah disalahartikan sebagai salinan plester.

Menurut studi tahun 2015 dalam Journal of Vertebrate Paleontology, Lomax dan rekannya Judy Massare dari Departemen Ilmu Bumi State University of New York, menyadari bahwa itu adalah fosil asli dari zaman Jurassic Coast. Periode yang ada sekitar 200 juta tahun yang lalu.

Temuan ini adalah spesimen asli, bahkan baru bagi dunia sains. Mereka menyematkan nama Mary Anning sebagai penemu aslinya.

Kini, temuan-temuan Mary Anning dikumpulkan dan disimpan di Museum Lyme Regis. Museum ini dibangun di lokasi rumah dan toko Mary yang telah rusak bertahun-tahun.

Batu nisan dan bingkai peringatan Mary Anning bahkan dipasang di kota itu, tepatnya di Gereja Paroki St. Michael.

Temuan Mary kini diakui dan dilihat oleh semua orang. Meski Darwin yang mencetuskan teori evolusi, tetapi penemuan Mary menjadi bukti yang lebih kuat dari teori dan mengungkap misteri kehidupan ratusan juta tahun yang lalu.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Wasit VAR Sivakorn Pu-Udom dan Kontroversinya di Piala Asia U23 2024

Wasit VAR Sivakorn Pu-Udom dan Kontroversinya di Piala Asia U23 2024

Tren
Penjelasan PVMBG soal Gunung Ruang Kembali Meletus, Bisa Picu Tsunami

Penjelasan PVMBG soal Gunung Ruang Kembali Meletus, Bisa Picu Tsunami

Tren
100 Gerai KFC Malaysia Tutup di Tengah Aksi Boikot Produk Pro-Israel

100 Gerai KFC Malaysia Tutup di Tengah Aksi Boikot Produk Pro-Israel

Tren
5 Korupsi SYL di Kementan: Biaya Sunatan Cucu, Beli Mobil untuk Anak, hingga Bayar Biduan

5 Korupsi SYL di Kementan: Biaya Sunatan Cucu, Beli Mobil untuk Anak, hingga Bayar Biduan

Tren
Apa Itu Identitas Kependudukan Digital (IKD)? Berikut Tujuan dan Manfaatnya

Apa Itu Identitas Kependudukan Digital (IKD)? Berikut Tujuan dan Manfaatnya

Tren
AstraZeneca Akui Ada Efek Samping Langka pada Vaksinnya, Ahli dan Kemenkes Buka Suara

AstraZeneca Akui Ada Efek Samping Langka pada Vaksinnya, Ahli dan Kemenkes Buka Suara

Tren
Studi: Mengurangi Asupan Kalori Diyakini Bikin Umur Lebih Panjang

Studi: Mengurangi Asupan Kalori Diyakini Bikin Umur Lebih Panjang

Tren
10 Rekomendasi Ras Anjing Ramah Anak, Cocok Jadi Peliharaan Keluarga

10 Rekomendasi Ras Anjing Ramah Anak, Cocok Jadi Peliharaan Keluarga

Tren
Terjadi Penusukan WNI di Korea Selatan, 1 Orang Dilaporkan Meninggal Dunia

Terjadi Penusukan WNI di Korea Selatan, 1 Orang Dilaporkan Meninggal Dunia

Tren
Ramai soal Kinerja Bea Cukai Dikeluhkan, Bisakah Dilaporkan?

Ramai soal Kinerja Bea Cukai Dikeluhkan, Bisakah Dilaporkan?

Tren
Viral, Video Perempuan Terjebak di Kolong Commuter Line Stasiun UI, Ini Kata KCI

Viral, Video Perempuan Terjebak di Kolong Commuter Line Stasiun UI, Ini Kata KCI

Tren
Kapan Pertandingan Indonesia Vs Irak untuk Memperebutkan Peringkat Ketiga? Simak Jadwalnya

Kapan Pertandingan Indonesia Vs Irak untuk Memperebutkan Peringkat Ketiga? Simak Jadwalnya

Tren
Kucing di China Nyalakan Kompor dan Picu Kebakaran, Dipaksa 'Kerja' untuk Bayar Kerugian

Kucing di China Nyalakan Kompor dan Picu Kebakaran, Dipaksa "Kerja" untuk Bayar Kerugian

Tren
Imbas Gunung Ruang Kembali Erupsi, Bandara Sam Ratulangi Manado Ditutup Sementara hingga Besok

Imbas Gunung Ruang Kembali Erupsi, Bandara Sam Ratulangi Manado Ditutup Sementara hingga Besok

Tren
4 Keputusan Wasit Shen Yinhao yang Dianggap Merugikan Timnas di Laga Indonesia Vs Uzbekistan

4 Keputusan Wasit Shen Yinhao yang Dianggap Merugikan Timnas di Laga Indonesia Vs Uzbekistan

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com