Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Menemukan Kekerasan Seksual di Kampus, ke Mana Harus Mengadu?

Kompas.com - 17/11/2021, 16:30 WIB
Luthfia Ayu Azanella,
Rendika Ferri Kurniawan

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Kementerian Pendidikan, Budaya, Riset, dan Teknologi (Kemendikbud Ristek) membuat aturan khusus sebagai tindak lanjut laporan adanya kekerasan seksual di kampus, 

Aturan itu tertuang dalam Peraturan Mendikbud Ristek Nomor 30 Tahun 2021 tentang Pencegahan dan Penanganan Kekerasan Seksual (PPKS) di Perguruan Tinggi.

Peraturan ini diharapkan dapat menghentikan kasus kekerasan seksual di lingkungan kampus yang berulang kali terjadi.

Lantas, bagaimana cara melaporkan tindak kekerasan seksual yang terjadi di lingkungan kampus?

Baca juga: Ada Sanksi untuk Kampus yang Tak Laksanakan Permendikbud Nomor 30

Penjelasan Kemendikbud Ristek

Plt Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi, Riset, dan Teknologi Kemedikbud Ristek Nizam menyebut, laporan dapat disampaikan pada satgas khusus yang dibentuk di tiap kampus.

"Kampus membangun satgas untuk melakukan pencegahan dan penanganan kekerasan seksual di perguruan tinggi. Nantinya Satgas inilah yang menjadi tempat melapor kalau ada kejadian," jelas Nizam, saat dihubungi Kompas.com, Rabu (16/11/2021).

Dia mengatakan, satgas tersebut memiliki sejumlah fungsi dan tugas.

Mulai dari memastikan perlindungan dan pendampingan bagi korban, menindaklanjuti laporan, merekomendasikan sanksi, hingga memfasilitasi pemulihan korban.

Terkait keamanan pelapor baik dalam posisi saksi maupun korban, Nizam mengatakan identitas mereka terjamin, sehingga tidak ada akibat buruk yang akan diterima di kemudian hari.

"Melalui permen ini anonimitas pelapor dan korban dilindungi," tegas Nizam.

Terkait dengan satgas yang anggotanya berasal dari internal kampus, Nizam juga menjamin tidak ada bias dalam penanganan aduan atau perkara kekerasan seksual yang dilaporkan.

Hal ini mengingat sebagian pelaku tindak kekeran seksual merupakan pihak-pihak yang memiliki posisi di dalam internal kampus, misalnya dosen atau staf.

"Tim satgas sifatnya independen, terdiri dari dosen, mahasiswa dan tenaga pendidik/pakar. Kalau putusannya dirasa tidak adil bisa mengadu ke kementerian," pungkas dia.

Baca juga: Begini Cara Lapor ke Kemendikbud jika Ada Kekerasan Seksual di Kampus

Cara melapor ke Kemendikbud Ristek

Dikutip dari Kompas.com, masyarakat dapat menghubungi Kemendikbud Ristek melalui beberapa kanal Unit Layanan Terpadu (ULT) seperti:

  1. Mengunjungi Portal Lapor di http://kemdikbud.lapor.go.id
  2. Mengirim surel ke pengaduan@kemdikbud.go.id
  3. Mengontak Pusat Panggilan di nomor 177
  4. Datang langsung ke kantor Kemendikbud Ristek di Gedung C, Lantai Dasar, Jenderal Sudirman, Senayan - Jakarta.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Benarkah Infus 'Whitening' Bisa Membahayakan Ginjal? Ini Kata Dokter

Benarkah Infus "Whitening" Bisa Membahayakan Ginjal? Ini Kata Dokter

Tren
Jam Berapa Pertandingan Thomas Cup 2024 Indonesia Vs India? Simak Jadwalnya

Jam Berapa Pertandingan Thomas Cup 2024 Indonesia Vs India? Simak Jadwalnya

Tren
Ada Efek Samping Langka, Bagaimana Nasib Orang yang Sudah Disuntik Vaksin AstraZeneca?

Ada Efek Samping Langka, Bagaimana Nasib Orang yang Sudah Disuntik Vaksin AstraZeneca?

Tren
Ini Alasan Pertamina Tidak Menaikkan Harga BBM Mei 2024

Ini Alasan Pertamina Tidak Menaikkan Harga BBM Mei 2024

Tren
Beredar Dugaan Penyalahgunaan Dana KIP Kuliah Undip, Status Penerima Bisa Dicabut

Beredar Dugaan Penyalahgunaan Dana KIP Kuliah Undip, Status Penerima Bisa Dicabut

Tren
Profil Wasit di Laga Indonesia Vs Irak, Sivakorn Pu-Udom Akan Jadi Asisten VAR

Profil Wasit di Laga Indonesia Vs Irak, Sivakorn Pu-Udom Akan Jadi Asisten VAR

Tren
Perbandingan Harga BBM Pertamina, Shell, dan BP AKR per 1 Mei 2024

Perbandingan Harga BBM Pertamina, Shell, dan BP AKR per 1 Mei 2024

Tren
Melihat Tiga Jenis Artefak Indonesia Peninggalan Majapahit yang Dikembalikan AS

Melihat Tiga Jenis Artefak Indonesia Peninggalan Majapahit yang Dikembalikan AS

Tren
Sumur Tua Berusia 3.000 Tahun Ditemukan di Jerman, Simpan 'Harta Karun'

Sumur Tua Berusia 3.000 Tahun Ditemukan di Jerman, Simpan 'Harta Karun'

Tren
Gempa Berkekuatan M 4,2 Guncang Bandung, Ini Daerah yang Merasakan

Gempa Berkekuatan M 4,2 Guncang Bandung, Ini Daerah yang Merasakan

Tren
Gempa Berkekuatan M 4,2 Guncang Kabupaten Bandung, Jawa Barat

Gempa Berkekuatan M 4,2 Guncang Kabupaten Bandung, Jawa Barat

Tren
Berapa Kali BPJS Kesehatan Bisa Digunakan untuk Mengakses Layanan Rumah Sakit dalam Sehari?

Berapa Kali BPJS Kesehatan Bisa Digunakan untuk Mengakses Layanan Rumah Sakit dalam Sehari?

Tren
Mengintip Surat Terakhir George Mallory, Ditulis 100 Tahun Lalu Sebelum 'Ditelan' Everest

Mengintip Surat Terakhir George Mallory, Ditulis 100 Tahun Lalu Sebelum "Ditelan" Everest

Tren
Resmi, Inilah Harga BBM Pertamina per 1 Mei 2024

Resmi, Inilah Harga BBM Pertamina per 1 Mei 2024

Tren
Kisah Petugas Kebersihan Pesawat Jadi Pilot di Nigeria, Penantian 24 Tahun Terwujud

Kisah Petugas Kebersihan Pesawat Jadi Pilot di Nigeria, Penantian 24 Tahun Terwujud

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com