Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Analisis BMKG Terkait Banjir Alor dan Banjir Bandang Kota Batu

Kompas.com - 06/11/2021, 15:05 WIB
Mela Arnani,
Sari Hardiyanto

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Sejumlah daerah di Indonesia dilaporkan mengalami bencana hidrometeorologi, seperti banjir dan banjir bandang.

Dalam tiga hari terakhir, terjadi bencana banjir di wilayah Kecamatan Alor Selatan, Nusa Tenggara Timur (NTT), yang menyebabkan lahan persawahan dan pemukiman penduduk terendam.

Selain itu, terjadi banjir bandang di Kecamatan Bumiaji, Kota Batu, Malang, Jawa Timur.

Baca juga: Update Banjir Bandang di Kota Batu dan Penyebabnya

Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) telah memprediksi curah hujan berbagai wilayah Indonesia mengalami kenaikan di bulan ini, sejalan dengan menguatnya La Nina dan Monsun Asia, bahkan dapat disertai dengan terjadinya berbagai fenomena labilitas atmosfer yang bersifat lebih lokal dan dalam durasi yang lebih singkat.

Deputi Bidang Meteorologi BMKG Guswanto menyampaikan, hal-hal tersebut berpotensi terhadap meningkatnya risiko terjadi bencana hidrometeorologi.

Menurut dia, bencana hidrometeorologi di Alor dan Kota Batu secara umum turut dipicu oleh kondisi cuaca ekstrem.

Baca juga: Video Viral Awan Mirip Ombak Tsunami di Makassar, Ini Penjelasannya

Kejadian banjir di Alor

Analisis kondisi cuaca di wilayah Alor menunjukkan bahwa kejadian bencana banjir di wilayah tersebut secara umum turut dipicu oleh adanya curah hujan intensitas lebat-sangat lebat disertai kilat/petir.

“Curah hujan terukur di sekitar Pailelang mencapai intensitas 103 mm dalam periode 24 jam,” kata Guswanto dalam keterangan tertulis yang diterima Kompas.com, Sabtu (6/11/2021).

Adapun kondisi cuaca ekstrem di wilayah Alor dipicu pertumbuhan awan hujan jenis Cb (Cumulonimbus) yang cukup intens dan merata sehingga menimbulkan curah hujan sedang-lebat yang terjadi dalam durasi cukup lama.

Baca juga: Foto Viral Awan Melingkar Mirip Cincin di Kediri, Awan Apa Itu?

Kejadian banjir bandang Kota Batu

Kondisi rumah Suliamat (53) di Dusun Gintung, Desa Bulokerto, Kecamatan Bumiaji, Kota Batu yang hancur akibat terbawa arus banjir bandang, Jumat (5/11/2021).KOMPAS.COM/ANDI HARTIK Kondisi rumah Suliamat (53) di Dusun Gintung, Desa Bulokerto, Kecamatan Bumiaji, Kota Batu yang hancur akibat terbawa arus banjir bandang, Jumat (5/11/2021).

Berdasarkan hasil analisis cuaca BMKG, curah hujan yang terjadi di wilayah Kota Batu, Malang termasuk kategori sangat lebat.

“Dengan intensitas curah hujan mencapai 80,3 mm yang terjadi dalam periode sekitar 2 jam (pengukuran jam 13.55-16.05 WIB),” papar dia.

Analisis citra satelit dan radar cuaca menunjukkan adanya pertumbuhan awan hujan dengan jenis Cb (Cumulonimbus) yang cukup intens dengan sebaran hujan potensi lebat hingga sangat lebat di wilayah Kota Batu, Malang.

Guswanto menyampaikan bahwa telah ada peringatan dini terkait potensi cuaca ekstrem yang dapat terjadi di kedua wilayah ini.

“Diseminasi potensi cuaca ekstrem untuk wilayah Provinsi Jawa Timur dan Nusa Tenggara Timur telah didiseminasikan sejak sejak 2 hari sebelumnya, yang kemudian diperkuat dengan informasi peringatan dini sejak 1-2 jam sebelum kejadian dikedua wilayah tersebut,” tutur dia.

Baca juga: Klaim Cuaca Panas di Sejumlah Daerah di Indonesia, Apa Penyebabnya?

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

6 Tanda Tubuh Terlalu Banyak Konsumsi Garam

6 Tanda Tubuh Terlalu Banyak Konsumsi Garam

Tren
BMKG Sebut Badai Matahari Ganggu Jaringan Starlink Milik Elon Musk

BMKG Sebut Badai Matahari Ganggu Jaringan Starlink Milik Elon Musk

Tren
Suhu di Semarang Disebut Lebih Panas dari Biasanya, Ini Penyebabnya Menurut BMKG

Suhu di Semarang Disebut Lebih Panas dari Biasanya, Ini Penyebabnya Menurut BMKG

Tren
Selalu Merasa Lapar Sepanjang Hari? Ketahui 12 Penyebabnya

Selalu Merasa Lapar Sepanjang Hari? Ketahui 12 Penyebabnya

Tren
Prakiraan BMKG: Wilayah yang Berpotensi Dilanda Hujan Lebat, Angin Kencang, dan Petir 13-14 Mei 2024

Prakiraan BMKG: Wilayah yang Berpotensi Dilanda Hujan Lebat, Angin Kencang, dan Petir 13-14 Mei 2024

Tren
[POPULER TREN] UKT dan Uang Pangkal yang Semakin Beratkan Mahasiswa | Kronologi Kecelakaan Bus Subang

[POPULER TREN] UKT dan Uang Pangkal yang Semakin Beratkan Mahasiswa | Kronologi Kecelakaan Bus Subang

Tren
7 Gejala Stroke Ringan yang Sering Diabaikan dan Cara Mencegahnya

7 Gejala Stroke Ringan yang Sering Diabaikan dan Cara Mencegahnya

Tren
Kecelakaan Bus SMK Lingga Kencana, Izin Kendaraan Mati, Pengusaha Harus Dipolisikan

Kecelakaan Bus SMK Lingga Kencana, Izin Kendaraan Mati, Pengusaha Harus Dipolisikan

Tren
8 Tanda Batu Ginjal dan Cara Mencegahnya

8 Tanda Batu Ginjal dan Cara Mencegahnya

Tren
400 Produk Makanan India Ditandai Mengandung Kontaminasi Berbahaya

400 Produk Makanan India Ditandai Mengandung Kontaminasi Berbahaya

Tren
Kecelakaan Maut Rombongan SMK di Subang dan Urgensi Penerapan Sabuk Pengaman bagi Penumpang Bus

Kecelakaan Maut Rombongan SMK di Subang dan Urgensi Penerapan Sabuk Pengaman bagi Penumpang Bus

Tren
'Whistleblower' Israel Ungkap Kondisi Tahanan Palestina, Sering Alami Penyiksaan Ekstrem

"Whistleblower" Israel Ungkap Kondisi Tahanan Palestina, Sering Alami Penyiksaan Ekstrem

Tren
9 Negara Tolak Palestina Jadi Anggota PBB, Ada Argentina-Papua Nugini

9 Negara Tolak Palestina Jadi Anggota PBB, Ada Argentina-Papua Nugini

Tren
Vasektomi Gratis dan Dapat Uang Imbalan, Ini Penjelasan BKKBN

Vasektomi Gratis dan Dapat Uang Imbalan, Ini Penjelasan BKKBN

Tren
Pendaftaran CPNS 2024 Diundur hingga Juni 2024, Ini Alasan Kemenpan-RB

Pendaftaran CPNS 2024 Diundur hingga Juni 2024, Ini Alasan Kemenpan-RB

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com