Sejak saat itu, erupsi Merapi cenderung bersifat efusif dengan karakteristik aliran lava dan awan panas piroklastik, atau yang populer disebut wedhus gembel, yang mengarah ke satu arah saja.
Terkait peningkatan status menjadi awas, sekitar 40.000 warga di kawasan rawan bencana III (radius 10 kilometer) sekeliling Merapi mulai diungsikan.
Baca juga: Merapi Erupsi, Berikut Wilayah yang Dilanda Hujan Abu
Mereka berasal dari 12 desa yang tersebar di Sleman (7 desa), Magelang (2 desa) dan Klaten (3 desa). Evakuasi dilakukan di sisi selatan dan barat daya Merapi yang menjadi sisi deformasi (penggembungan) dan guguran material lava.
Kendati demikian, peningkatan status ini tidak mengubah aktivitas harian Mbah Maridjan, juru kunci Merapi.
Mbah Marijan mengaku masih "kerasan" tinggal di Dusun Kinahrejo, Umbulharjo, Cangkringan, Sleman, yang berjarak sekitar 4 km dari puncak Merapi.
Ia berdoa dan berharap Merapi tidak meletus.
Baca juga: Catatan Erupsi Gunung Semeru 30 Tahun Terakhir
Dusun Kinahrejo merupakan dusun tertinggi, yang paling dekat dengan puncak Merapi.
Di dusun kediamannya, Mbah Maridjan masih beraktivitas seperti biasa meski status Gunung Merapi berstatus waspada, siaga, bahkan awas.
Pada 26 Oktober 2010, terjadi erupsi yang diikuti sirene panjang memicu kepanikan warga pukul 17.58.
Mengutip Harian Kompas, 27 Oktober 2021, saat itu, Mbah Maridjan tengah menunaikan shalat Maghrib di masjid yang terletak beberapa ratus meter dari rumahnya.
Baca juga: Viral, Video Boneka Squid Game di Tugu Yogyakarta, Ini Cerita Pembuatnya
Ia menolak dievakuasi dan tetap berada di masjid bersama satu anak lelakinya. Sementara, cucu-cucu, menantu, dan kerabatnya dijemput kendaraan untuk mengungsi.
Beberapa menit sebelum gemuruh panjang terdengar dari arah Gunung Merapi, Mbah Maridjan tengah bercengkerama bersama menantu dan kerabatnya. Mereka terdiam ketika terdengar gemuruh panjang dari arah Gunung Merapi.
Sekitar pukul 17.20, juru kunci Gunung Merapi itu pun pamit pergi ke masjid. Meskipun masuk dalam kawasan rawan bencana, Mbah Maridjan bersikukuh tidak mengungsi.
Baca juga: Gunungkidul Berlakukan Aturan Ganjil Genap, Ini Informasi Lengkapnya
Hingga pukul 20.00, Mbah Maridjan masih bertahan di rumahnya. Diduga belasan warga Kinahrejo turut bertahan di rumah masing-masing mengikuti Mbah Maridjan.