Maka di Bharatayudha, Sri Kresna “hanya” berperan sebagai konsultan perang yang berpihak ke Pandawa serta kusir Arjuna ketika berhadapan dengan Karna.
Sri Kresna memaparkan kearifan Bhagavad Gita demi meyakinkan Arjuna yang semula ragu berhadapan dengan Kurawa yang notabene adalah sesama keluarga besar Bharata sehingga akhirnya Arjuna memaksakan diri untuk turun ke Kurusetra melawan 100 Kurawa termasuk Dorna, Sengkuni, dan Bisma Dewabrata.
Sri Kresna tak segan menghalalkan segala cara untuk mencapai tujuan maka licik menyuruh Bima membunuh seekor gajah bernama Aswatama demi melumpuhkan semangat perang Sri Begawan Dorna akibat menduga yang mati terbunuh Bima adalah putra tunggalnya yang bernama Aswatama.
Tanpa dukungan Sri Kresna mustahil Pandawa mampu mengalahkan Kurawa yang didukung oleh Begawan Dorna, Sengkuni, dan terutama Bisma Dewabrata yang mustahil dikalahkan oleh siapa pun kecuali Srikandi atas arahan Sri Kresna.
Yang mengarahkan Drestajumena memenggal kepala Dorna juga adalah Sri Kresna yang tahu bahwa Drestajumena adalah titisan Ekalaya yang mati akibat dicurangi Dorna yang membela Arjuna yang telah dipecundangi oleh Ekalaya.
Di Indonesia, Mathura menginspirasi nama pulau Madura. Di dalam legenda wayang purwa, Kresna merupakan sosok tokoh titisan dewa yang keras kepala serta egosentrik maka tak segan menghalalkan segala cara demi mencapai tujuan yang dianggap benar oleh dirinya sendiri.
Sebenarnya Kresna masih memiliki seorang saudara bernama Baladewa yang relatif lebih berperan di wayang purwa ketimbang di Mahabharata.
Dalam lakon wayang purwa Baladewa bernama Balarama. Tentang Baladewa, saya akan menulis naskah lain.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.