Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Apa Itu Evergrande? Kasusnya Berpotensi Picu Krisis Ekonomi Global..

Kompas.com - 03/10/2021, 10:00 WIB
Mela Arnani,
Rendika Ferri Kurniawan

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Pasar keuangan global sangat waspada dikarenakan raksasa properti China, Evergrande, tengah mengalami krisis.

Pengembang real estate paling berhutang di dunia ini, akan mencapai serangkaian tenggat waktu untuk pembayaran bunga obligasi dengan total puluhan juta dollar.

Saat berjuang untuk memenuhi pembayaran tersebut, perusahaan telah mulai membayar kembali beberapa investor dalam bisnis manajemen kekayaannya dengan properti.

Baca juga: Viral Truk Evergreen Melintangi Jalan di China, Mirip Kejadian di Terusan Suez

Apa yang dilakukan Evergrande?

Pengusaha Hui Ka Yan mendirikian Evergrande, sebelumnya dikenal sebagai Grup Hengda, pada 1966 di Guangzhou, China selatan.

Saat ini, Evergrande Real Estate mempunyai lebih dari 1.300 proyek di lebih dari 280 kota di seluruh China.

Grup Evergrande mencakup bisnis yang lebih luas dari sekadar pengembangan real estate, berkisar dari manajemen kekayaan, membuat mobil listrik, serta manufaktur makanan dan minuman.

Bahkan, Evergrande mempunyai salah satu tim sepak bola terbesar di China, Guangzhou FC.

Melansir BBC Internasional, Mr Hui pernah menjadi orang terkaya di Asia, yang meskipun kekayaannya anjlok beberapa bulan terakhir, masih mempunyai kekayaan pribadi lebih dari 10 miliar dollar AS atau 7,3 miliar poundsterling.

Baca juga: Ini Arti Torang Bisa, Slogan PON XX Papua dan Dua Maskotnya

Mengapa perusahaan ini dalam masalah?

Evergrande berkembang agresif menjadi salah satu perusahaan terbesar di China, dengan meminjam lebih dari 300 miliar dollar AS.

Masalah perusahaan meningkat tahun lalu, saat China memperkenalkan aturan untuk mengendalikan biaya pinjaman pengembang, yang membatasi utang dalam kaitannya dengan arus kas, aset, dan tingkat modal perusahaan.

Langkah-langkah baru ini membuat Evergrande menawarkan propertinya dengan diskon besar untuk memastikan uang masuk, dan menjaga bisnis tetap bertahan.

Sekarang, perusahaan berjuang memenuhi pembayaran bunga atas hutangnya. Ketidakpastian ini telah membuat harga saham Evergrande jatuh sekitar 80 persen tahun ini.

Obligasinya juga telah diturunkan oleh lembaga pemeringkat kredit global.

Diberitakan CNBC Internasional, Evergrande mengatakan penjualan propertinya kemungkinan akan terus turun secara signifikan pada September, setelah menurun selama berbulan-bulan, yang membuat situasi arus kasnya semakin mengerikan.

Bank juga merespons arus kas yang memburuk, dengan beberapa bank di Hong Kong termasuk HSBC dan Standard Chartered, telah menolak untuk memberikan pinjaman baru kepada pembeli dari dua proyek perumahan Evergrande yang belum selesai.

Halaman:

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com