Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tingkat Kepuasan Kinerja Jokowi Turun Berdasar Survei Indikator, Apa Penyebabnya?

Kompas.com - 28/09/2021, 12:04 WIB
Jawahir Gustav Rizal,
Inggried Dwi Wedhaswary

Tim Redaksi

"Tetapi mereka tidak setuju PPKM diperpanjang. Karena sebagian besar mengatakan PPKM telah merugikan kehidupan ekonomi mereka," lanjut dia.

Burhanuddin menilai, perbedaan opini ini menunjukkan bahwa penanganan pandemi Covid-19 bukan perkara mudah bagi pemerintah yang harus mendayung di antara dua karang, yakni menjaga keseimbangan antara ekonomi dan kesehatan.

"Tetapi faktanya, ekonomi bagi sebagian warga, terutama kelas menengah ke bawah, itu menjadi drivers (pendorong) utama mengapa mereka mempersepsi negatif PPKM, terlepas mereka juga mengapresiasi dampak kesehatannya. Dan itu punya efek lanjutan ke penurunan tingkat kepuasan terhadap presiden," jelas Burhanuddin.

Puas terhadap penanganan pandemi

Menurut Burhanuddin, Jokowi paham betul bahwa PPKM, terutama PPKM Darurat yang diberlakukan beberapa waktu lalu, membawa dampak besar di sektor ekonomi.

"Saya yakin Presiden paham, tetapi kan varian Delta saat itu luar biasa. Luar biasa menyerang, dan sepertinya presiden pakai strategi gas dan rem itu," ujar Burhanuddin. 

"Jadi ketika varian Delta itu menyerang dia rem, kehidupan ekonomi terganggu dan tentu saja dia mengorbankan popularitas dirinya," kata dia.

Namun, Burhanuddin menyebutkan, ada satu hal menarik yang terungkap dari hasil survei yang baru saja dilakukan.

"Approval presiden Jokowi secara umum turun, tetapi kepuasan publik terhadap presiden dalam menangani pandemi itu naik," kata Burhanuddin.

Artinya, menurut Burhanuddin, dalam sebuah survei opini sosial, hasil survei tidak bisa dipandang secara hitam-putih.

"Masyarakat itu melihat tidak hitam-putih, bernuansa begitu jawabannya. Mereka mengapresiasi kinerja presiden dalam menangani pandemi, waktu survei dilakukan di tengah bulan September ini, tapi soal ekonomi mereka masih kesulitan untuk mencari nafkah, meskipun mulai ada pelonggaran PPKM," ujar dia,

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Benarkah Pengobatan Gigitan Ular Peliharaan Tak Ditanggung BPJS Kesehatan?

Benarkah Pengobatan Gigitan Ular Peliharaan Tak Ditanggung BPJS Kesehatan?

Tren
Arkeolog Temukan Buah Ceri yang Tersimpan Utuh Dalam Botol Kaca Selama 250 Tahun

Arkeolog Temukan Buah Ceri yang Tersimpan Utuh Dalam Botol Kaca Selama 250 Tahun

Tren
Beroperasi Mulai 1 Mei 2024, KA Lodaya Gunakan Rangkaian Ekonomi New Generation Stainless Steel

Beroperasi Mulai 1 Mei 2024, KA Lodaya Gunakan Rangkaian Ekonomi New Generation Stainless Steel

Tren
Pindah Haluan, Surya Paloh Buka-bukaan Alasan Dukung Prabowo-Gibran

Pindah Haluan, Surya Paloh Buka-bukaan Alasan Dukung Prabowo-Gibran

Tren
3 Skenario Timnas Indonesia U23 Bisa Lolos ke Olimpiade Paris

3 Skenario Timnas Indonesia U23 Bisa Lolos ke Olimpiade Paris

Tren
Hak Angket Masih Disuarakan Usai Putusan MK, Apa Dampaknya untuk Hasil Pilpres?

Hak Angket Masih Disuarakan Usai Putusan MK, Apa Dampaknya untuk Hasil Pilpres?

Tren
Daftar Cagub DKI Jakarta yang Berpotensi Diusung PDI-P, Ada Ahok dan Tri Rismaharini

Daftar Cagub DKI Jakarta yang Berpotensi Diusung PDI-P, Ada Ahok dan Tri Rismaharini

Tren
'Saya Bisa Bawa Kalian ke Final, Jadi Percayalah dan Ikuti Saya... '

"Saya Bisa Bawa Kalian ke Final, Jadi Percayalah dan Ikuti Saya... "

Tren
Thailand Alami Gelombang Panas, Akankah Terjadi di Indonesia?

Thailand Alami Gelombang Panas, Akankah Terjadi di Indonesia?

Tren
Sehari 100 Kali Telepon Pacarnya, Remaja Ini Didiagnosis “Love Brain'

Sehari 100 Kali Telepon Pacarnya, Remaja Ini Didiagnosis “Love Brain"

Tren
Warganet Sebut Ramadhan Tahun 2030 Bisa Terjadi 2 Kali, Ini Kata BRIN

Warganet Sebut Ramadhan Tahun 2030 Bisa Terjadi 2 Kali, Ini Kata BRIN

Tren
Lampung Dicap Tak Aman karena Rawan Begal, Polda: Aman Terkendali

Lampung Dicap Tak Aman karena Rawan Begal, Polda: Aman Terkendali

Tren
Diskon Tiket KAI Khusus 15 Kampus, Bisakah untuk Mahasiswa Aktif?

Diskon Tiket KAI Khusus 15 Kampus, Bisakah untuk Mahasiswa Aktif?

Tren
Lolos ke Semifinal Piala Asia U23 2024, Indonesia Hentikan Rekor Korsel Lolos ke Olimpiade

Lolos ke Semifinal Piala Asia U23 2024, Indonesia Hentikan Rekor Korsel Lolos ke Olimpiade

Tren
6 Kelompok Orang yang Tidak Dianjurkan Mengonsumsi Kafein, Siapa Saja?

6 Kelompok Orang yang Tidak Dianjurkan Mengonsumsi Kafein, Siapa Saja?

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com