KOMPAS.com - Hai, apa kabar? Semoga kabarmu baik selalu bersamaan dengan bulan baru yang kita masuk pekan ini. Satu kuartal tahun 2021 baru saja kita lalui. Mei kita jalani.
Melihat apa yang kita lalui, ada perasaan optimistis di kuartal pertama ini. Dari data harian, terlihat kita makin mampu mengendalikan pandemi. Meskipun ada sejumlah kendala, vaksinasi juga makin meluas penerimanya.
Bersamaan dengan fokus pada persoalan kesehatan, aktivitas ekonomi juga mulai bergerak. Jalan-jalan kembali macet, pusat-pusat perkantoran menggeliat dan pasar-pasar atau pusat belanja kembali ramai bahkan membeludak.
Pasar Tanah Abang adalah contoh paling aktual yang memunculkan kekhawatiran.
Kedisiplinan kita menjaga protokol kesehatan dan upaya vaksinasi yang makin masif semoga melindungi peningkatan aktivitas ekonomi yang juga sangat diperlukan untuk hidup.
Dengan catatan ini, kita optimistis menyambut Mei dan hari-hari ke depan. Meskipun, optimisme ini tidak perlu disikapi dengan berlebihan lantaran ancaman dan perubahan situasi bisa drastis jika disiplin kita kendor.
Presiden Joko Widodo mengemukakan, Covid-19 belum berakhir. Meskipun kurva kasus Covid-19 sudah melandai sejak Pemberlakukan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) skala mikro dan berjalannya vaksinasi, Jokowi meminta pihak untuk tidak optimistis berlebihan.
Sebuah pernyataan yang bijak di tengah ancaman memburuknya situasi ada di depan mata bersamaan dengan libur Hari Raya Idul Fitri.
Sejumlah upaya dilakukan untuk mencegah ini dengan melarang Mudik Lebaran 2021. Larangan diberlakukan mulai 6-17 Mei 2021. Menjelang dan setelah tanggal itu dilakukan upaya pengetatan pergerekan orang dalam jumlah besar di waktu besamaan.
Pasti ada perasaan kecewa mendapati larangan ini setelah tahun 2020 larangan serupa juga dinyatakan. Dua kali hari raya, ritual tahunan yang merekatkan silaturahmi dan menguatkan akar kultural masing-masing dari kita tidak bisa dilakukan.
Demi kesehatan, keselamatan dan kebaikan bersama, kita perlu mencari cara lain untuk tetap bersilaturahmi dan menguatkan akar kultural masing-masing dari kita meskipun tidak mudik.
Meskipun tidak bisa menggantikan, teknologi memberi fasilitas untuk hal ini. Saat situasinya memungkinkan, hal yang tidak bisa tergantikan kita tuniakan.
Kapan itu akan terjadi? Kontribusi baik kita masing-masing akan mempercepat kemungkinan ini.
Tidak lelah menjalankan disiplin protokol kesehatan adalah kontribusi baik. Bersedia divaksin saat vaksin siap adalah kontribusi baik. Tidak mudik Lebaran 2021 adalah kontribusi baik.