Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bolehkah Orang dengan Sakit Jantung Naik Gunung? Ini Kata Dokter

Kompas.com - 27/09/2021, 16:00 WIB
Nur Rohmi Aida,
Rendika Ferri Kurniawan

Tim Redaksi

KOMPAS.com – Mendaki gunung kini menjadi salah satu aktivitas yang digandrungi baik dari muda hingga tua.

Ada banyak alasan seseorang mendaki gunung, dari menikmati pemandangan alam, menenangkan diri, menguji kemampuan diri, maupun sekedar ikut tren.

Namun, aktivitas mendaki gunung bukanlah aktivitas yang bisa asal dilakukan. Perlu persiapan matang dan mempertimbangkan kondisi fisik dan cuaca.

Salah satu pertimbangan yang perlu dipikirkan sebelum mendaki gunung adalah terkait kondisi kesehatan.

Bagaimana jika seseorang dengan riwayat penyakit jantung mendaki gunung? Apakah diperbolehkan?

Baca juga: BPJS Kesehatan Akan Terapkan Kelas Standar Mulai 2022, seperti Apa Gambarannya?

Penjelasan dokter

Terkait dengan hal tersebut, Kompas.com menghubungi dr. Renan Sukmawan, ST, MARS, PhD, SpJP(K) yang merupakan Kepala Departemen Dept. Kardiologi & Kedokteran Vaskular Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia.

Saat dihubungi, dia mengatakan jika memiliki riwayat jantung, maka harus dipastikan dahulu penyakit jantung apa yang diderita karena terdapat berbagai jenis penyakit jantung.

Menurut Renan, seseorang yang memiliki riwayat sakit jantung, maka jika masih dalam kategori ringan, bisa dites dengan melakukan treadmill test atau uji latih jantung.

“Kalau kapasitas fungsionalnya baik, kita cukup berikan obat-obatan misalnya dan tetap bisa naik gunung,” ujar dia, saat dihubungi Kompas.com, Minggu (26/9/2021).

Adapun pada sakit jantung sedang sampai berat, maka perlu diberi obat atau tindakan tertentu, seperti pasang ring atau tindakan operasi.

Jika kondisi demikian, maka seseorang setelah tindakan, bisa melakukan latihan lagi sehingga bisa kembali naik gunung.

“Kalau penyakit jantungnya sudah lanjut yang sudah tidak bisa dioperasi atau dilakukan tindakan, biasanya tidak kita sarankan untuk olahraga berat termasuk juga naik gunung,” ujar dia.

Baca juga: Persiapan dan Aturan Pelaksanaan Kuliah Tatap Muka, Ini yang Perlu Diperhatikan

Faktor risiko

Pada kondisi ini maka pasien tetap memerlukan obat untuk bisa melakukan aktivitas ringan sehari-hari.

Renan mengingatkan, seorang pendaki memastikan dirinya tak memiliki risiko penyakit jantung terutama bagi yang berusia di atas 40 tahun.

Begitu juga seseorang yang memiliki salah satu faktor risiko, seperti merokok, darah tinggi, sakit gula, kolesterol tinggi, riwayat keluarga dengan serangan jantung atau meninggal mendadak di usia muda karena kecurigaan sakit jantung.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

4 Drama Indonesia vs Korsel, Diwarnai 2 Kartu Merah dan Manuver Ernando Ari

4 Drama Indonesia vs Korsel, Diwarnai 2 Kartu Merah dan Manuver Ernando Ari

Tren
Duduk Perkara Warganet Beli Sepatu Rp 10 Juta, tapi Ditagih Bea Cukai Rp 31 Juta

Duduk Perkara Warganet Beli Sepatu Rp 10 Juta, tapi Ditagih Bea Cukai Rp 31 Juta

Tren
Ramai soal Porter Stasiun Disebut Tidak Dapat Gaji, Ini Penjelasan KAI

Ramai soal Porter Stasiun Disebut Tidak Dapat Gaji, Ini Penjelasan KAI

Tren
Alasan Seseorang Punya Kebiasaan Menunda-nunda, Apa Dampaknya?

Alasan Seseorang Punya Kebiasaan Menunda-nunda, Apa Dampaknya?

Tren
Lari atau Bersepeda, Mana yang Lebih Cepat Menurunkan Berat Badan?

Lari atau Bersepeda, Mana yang Lebih Cepat Menurunkan Berat Badan?

Tren
Manfaat Daun Gatal Papua, Diklaim Ampuh Atasi Pegal dan Lelah

Manfaat Daun Gatal Papua, Diklaim Ampuh Atasi Pegal dan Lelah

Tren
Prakiraan Cuaca BMKG: Wilayah Berpotensi Hujan Lebat, Angin Kencang, Petir, dan Kilat 26-27 April 2024

Prakiraan Cuaca BMKG: Wilayah Berpotensi Hujan Lebat, Angin Kencang, Petir, dan Kilat 26-27 April 2024

Tren
[POPULER TREN] Jalan Kaki untuk Menurunkan Berat Badan | Kenaikan UKT Unsoed

[POPULER TREN] Jalan Kaki untuk Menurunkan Berat Badan | Kenaikan UKT Unsoed

Tren
Profil Shaun Evans, Wasit Indonesia vs Korsel Piala Asia U23 2024

Profil Shaun Evans, Wasit Indonesia vs Korsel Piala Asia U23 2024

Tren
Kenya Diterjang Banjir Bandang, KBRI Pastikan Kondisi WNI Aman

Kenya Diterjang Banjir Bandang, KBRI Pastikan Kondisi WNI Aman

Tren
Jadwal Festival Lampion Waisak Borobudur 2024, Tukar Tiket Mulai Mei

Jadwal Festival Lampion Waisak Borobudur 2024, Tukar Tiket Mulai Mei

Tren
Penelitian Menemukan Bagaimana Kucing Menghasilkan Suara Dengkuran Uniknya

Penelitian Menemukan Bagaimana Kucing Menghasilkan Suara Dengkuran Uniknya

Tren
Daftar Pelatih Timnas Indonesia dari Masa ke Masa, Shin Tae-yong Paling Lama

Daftar Pelatih Timnas Indonesia dari Masa ke Masa, Shin Tae-yong Paling Lama

Tren
Belum Terjual, Mobil Mario Dandy Dilelang mulai Rp 809 Juta, Simak Cara Belinya

Belum Terjual, Mobil Mario Dandy Dilelang mulai Rp 809 Juta, Simak Cara Belinya

Tren
Indonesia Vs Korea Selatan di Piala Asia U23, Shin Tae-yong dan Pratama Arhan Akan Hadapi Rekannya

Indonesia Vs Korea Selatan di Piala Asia U23, Shin Tae-yong dan Pratama Arhan Akan Hadapi Rekannya

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com