Berdasarkan verifikasi Kompas.com sejauh ini, ada yang perlu diluruskan terkait informasi ini.
KOMPAS.com - Beredar informasi di media sosial Facebook yang menyebutkan bahwa Pantai Teleng Ria di Kabupaten Pacitan, Jawa Timur akan diterjang tsunami dalam waktu dekat.
Dalam informasi yang beredar, disebutkan bahwa Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) memprediksi bahwa tsunami akan terjadi dengan tinggi 28 meter.
Selain itu, daerah kabupaten di dekat Pacitan seperti Trenggalek, Tulungagung, dan Blitar juga diminta waspada karena akan terhantam gempa berkekuatan besar.
Berdasarkan konfirmasi Tim Cek Fakta Kompas.com, ada yang perlu diluruskan dari informasi tersebut.
Informasi soal tsunami di Pantai Teleng Ria, Pacitan dan gempa di sejumlah daerah itu dibagikan oleh akun Facebook ini.
Berikut narasi selengkapnya (diterjemahkan ke bahasa Indonesia):
"KABAR SIANG
Pacitan saat ini geger
Pasalnya BMKG Memprediksi dalam waktu dekat pantai Teleng ria dan sekitarnya akan terjadi Tsunami dengan gelombang laut setinggi 28 meter.
Percaya boleh tidak percaya tidak masalah
Ini hanya sekadar ramalan
Yang penting manusia wajib berusaha supaya selamat dan aman dari bencana
Daerah lain Trenggalek, Tulungagung, Blitar juga harus siap-siap bakal ada gempa besar,"
Berikut tangkapan layar unggahan tersebut:
Untuk memverifikasi kebenaran informasi tersebut, Tim Cek Fakta Kompas.com meminta konfirmasi dari BMKG.
Kepala Bidang Mitigasi Gempa Bumi dan Tsunami BMKG Daryono mengatakan, tidak ada yang dapat memastikan kapan gempa bumi atau tsunami akan terjadi.
"Gempa bumi itu tidak dapat diprediksi. Tidak ada yang bisa memprediksi," kata Daryono saat dikonfirmasi Kompas.com, Rabu (15/9/2021).
Ia membenarkan bahwa BMKG telah membuat pemodelan mengenai potensi gempa bumi dan tsunami hingga setinggi 28 meter yang dapat terjadi di Pacitan.
"Potensi ada. Sumber gempa besar ada, yaitu megathrust Jatim. Sejarahnya ada. Aktivitas saat ini meningkat," kata dia.
"Tapi kapan terjadi gempa besar di sana tidak ada yang tahu," jelas Daryono.
Menurut Daryono, pemodelan yang dilakukan BMKG bukan merupakan prediksi kapan gempa bumi atau tsunami akan terjadi di Pacitan.