Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Distribusi Vaksin Skema Covax Dinilai Masih Timpang, Ini Penyebabnya

Kompas.com - 12/09/2021, 18:45 WIB
Rosy Dewi Arianti Saptoyo,
Inggried Dwi Wedhaswary

Tim Redaksi

KOMPAS.com- Setahun lalu, berbagai negara di dunia bersatu untuk mendukung sebuah inisiatif multilateral untuk distribusi skema Covid-19 Vaccines Global Acces (Covax).

Covax menjamin pembiayaan, mengadakan negosiasi dengan pengembang dan produsen vaksin, serta mengatasi hal teknis dan operasional terkait dengan program vaksinasi terbesar dan paling kompleks dalam sejarah.

Kendati demikian, hingga kini masih banyak negara miskin masih mengalami kendala ketika menerima vaksin dari skema Covax.

Mulai dari distribusi tidak merata, tempat penyimpanan vaksin, dan infrastruktur kesehatan yang diperlukan untuk mendistribusikannya.

Baca juga: Daftar Vaksin Covid-19 yang Digunakan di Indonesia dan Efikasinya

Distribusi tidak merata

Melansir Time, Kamis (9/9/2021), Kepala Unit Program Esensial Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) untuk Imunisasi, Ann Lindstrand, berpendapat, meski skema Covax membawa dampak positif ke depan, tetapi ia kecewa terhadap distribusinya.

“Pada akhirnya, Covax akan membuktikan dirinya sebagai mekanisme yang sangat penting untuk pemerataan global ketika kita memiliki ancaman bersama,” kata Lindstrand.

Sebagian besar negara-negara terkaya di dunia ini membeli lebih dari cukup stok vaksin untuk populasi mereka. Akibatnya, banyak negara kaya mulai menyumbangkan dosis yang tidak dibutuhkan untuk Covax.

Misalnya, di Amerika Serikat (AS), sekitar setengah populasi sekarang divaksinasi sepenuhnya. Hal yang sama juga telah dicapai Inggris,.

Akan tetapi, negara dengan penghasilan rendah mengalami hal sebaliknya.

Para ahli memperkirakan perlu waktu hingga 2023 bagi banyak negara berpenghasilan rendah untuk memvaksinasi sebagian besar populasi mereka, bahkan dengan bantuan Covax.

Sementara itu, orang-orang sekarat, ekonomi negara tersebut terus merosot, belum lagi dihadapkan dengan virus yang terus bermutasi.

Model pendanaan

Model pendanaan Covax terbilang cukup rumit. Namun, secara garis besar, negara-negara kaya akan membeli setidaknya beberapa vaksin melalui fasilitas Covax.

Bahkan, jika mereka juga menandatangani kesepakatan tersendiri dengan produsen vaksin.

Dengan daya beli kelompok itu, Covax akan menegosiasikan kesepakatan hemat biaya dengan pembuat vaksin dan negara-negara peserta akan memiliki polis asuransi jika rencana pengadaan vaksin mereka sendiri gagal.

Sementara itu, cabang lain dari Covax akan mengumpulkan sumbangan dari organisasi nirlaba, bisnis, dan negara untuk mendukung sumbangan miliaran dosis ke negara-negara berpenghasilan rendah dan menengah.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com